2013
DOI: 10.12928/kesmas.v5i2.1082
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kebijakan Pengisian Diagnosis Utama Dan Keakuratan Kode Diagnosis Pada Rekam Medis Di Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Yogyakarta

Abstract: Background: Policy about manage medical record had managed the system for reach order administration and improvement health services to show quality of hospital. New policy from Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 make influence in this hospital policy because some policy using old government policy. At previously research, implementation that policy had many problem with some factor problem to fill in the main diagnose and the accurate code diagnose. The purpose of research is to know the policy to fill in t… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
1
0
4

Year Published

2017
2017
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(5 citation statements)
references
References 1 publication
0
1
0
4
Order By: Relevance
“…Menurut Rohman dkk. (2011) hal ini diakibatkan karena kesibukan waktu dokter, beban kerja dokter yang banyak, jumlah pasien yang sedang ramai kunjungan rawat, dokter mementingkan pelayanan pasien APS (Atas Permintaan Sendiri) atau pasien belum BLPL (boleh pulang) [10]. Berdasarkan SPO yang terdapat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, DPJP wajib mengisi ringkasan pulang pasien.…”
Section: Pencatatan Diagnosa Diisi Selain Dpjpunclassified
“…Menurut Rohman dkk. (2011) hal ini diakibatkan karena kesibukan waktu dokter, beban kerja dokter yang banyak, jumlah pasien yang sedang ramai kunjungan rawat, dokter mementingkan pelayanan pasien APS (Atas Permintaan Sendiri) atau pasien belum BLPL (boleh pulang) [10]. Berdasarkan SPO yang terdapat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, DPJP wajib mengisi ringkasan pulang pasien.…”
Section: Pencatatan Diagnosa Diisi Selain Dpjpunclassified
“…Salah satu kompetensi dari rekam medis yang memiliki peran sangat penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan adalah coding (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2008). Rohman (2011), menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keakuratan kode diagnosis adalah informasi medis yaitu pengisian kode diagnosis oleh petugas kodefikasi (coder). Pendidikan, pelatihan, lama kerja dan motivasi kerja petugas rekam medis dapat mempengaruhi kelengkapan dan keakuratan data, terutama berkaitan dengan data riwayat penyakit pasien.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pendidikan, pelatihan, lama kerja dan motivasi kerja petugas rekam medis dapat mempengaruhi kelengkapan dan keakuratan data, terutama berkaitan dengan data riwayat penyakit pasien. Pelatihan dan motivasi kerja merupakan masalah yang menimbulkan kendala ketidaklengkapan kode di rumah sakit yang mencerminkan bagaimana rumah sakit mengelola data pasien dengan tepat, cepat dan akurat (Rohman, H., Hariyono 2011). Susanti (2013, menemukan bahwa dari 63,6% petugas rekam medis memiliki tingkat pendidikan DIII rekam medis dengan masa kerja rata-rata 5,14 tahun dan mempunyai kinerja yang baik sebanyak 63,6% (Susanti Tentrem 2013).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi merupakan rumah sakit umum negeri bertipe A dan telah terakreditasi paripurna. Persentase ketidaktepatan kode diagnosis tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata rumah sakit dalam negeri lainnya yaitu 31,5% (Arifianto et al, 2011;Rahayu et al, 2011;Rohman et al, 2011;Abiyasa et al, 2012;Ifalahma, 2013;Sarwastutik, 2013;Pujihastuti dan Sudra, 2014;Seruni dan Sugiarsi, 2015;Karimah et al, 2016) dan masih sangat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rumah sakit di luar negeri yaitu 12,71% (Farzandipour et al, 2010;Cheng et al, 2009;Dalal dan Roy, 2009;Thigpen et al, 2015;Cummings et al, 2011 Kesehatan Indonesia Vol. 8 No.1 Maret 2020ISSN: 23372337-585X (Printed) mencapai 41%.…”
Section: Ketidakakuratan Kode Diagnosisunclassified