Karakteristik Bakteri Streptococcus agalactiae NP104O, S01-196-16 dan NMbO Penyebab Streptococcosis pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Abstract

Kegagalan budidaya ikan nila di Indonesia pada segmen pembenihan, pendederan dan pembesaran salah satunya disebabkan oleh infeksi Streptococcus agalactiae. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi karakteristik bakteri S. agalactiae NP104O, S01-196-16 dan NMbO yang menginfeksi budidaya ikan nila. Isolasi bakteri dilakukan saat terjadi wabah streptococcosis, pengujian berdasarkan karakter morfologi dan biokimia. Uji patogenisitas dilakukan dengan menginjeksikan bakteri ke ikan dengan dosis 107 CFU ikan-1. Hasil uji menunjukkan ketiga isolat Gram positif, berbentuk kokus, katalase negatif, dan oksidase negatif. Ketiga isolat memiliki pola pertumbuhan dan konsentrasi yang berbeda hingga akhir pengamatan. Uji patogenisitas diperoleh hasil, semua ikan yang diinjeksi bakteri NP104O, S01-196-16 dan NMbO muncul gejala klinis melanosis, unilateral atau bilateral exophthalmos, kekeruhan pada mata, tulang belakang melengkung membentuk huruf C, erratic, dan whirling. Diharapkan, hasil penelitian ini bisa dijadikan referensi untuk tindakan pencegahan infeksi streptococcosis pada ikan nila.

THE USE OF Kaempferia galanga AND Curcuma xanthorrhiza FERMENTED TO IMPROVE THE IMMUNITY OF Oreochromis niloticus AGAINST Streptococcosis

“…Total leukocytes in tilapia increased in each treatment. The highest increase in total leukocytes at 30 maintenance days occurred in the P3 treatment, namely 6.15x10 4 Then Kp and Kn were not significantly different, namely in the 3.79-3.86x10 4 cells/mm 3 range because this treatment was not given fermented herbs. The increase in total leukocytes in each treatment was influenced by certain conditions such as stress, age, weight, and physiological activity of fish 30 .…”

“…The species most commonly found attacking tilapia are S.iniae and S.agalactiae. Streptococcosis infection occurs in several areas in Sumatra, Java, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, and Papua, with clinical symptoms of meningoencephalitis, pop-eye, loss of appetite, unilateral/bilateral exophthalmus, curvature of the spine forming the letter C, stiffness, swimming erratic, and whirling movements 4 .…”