2020
DOI: 10.20961/region.v15i2.24416
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Jayengan Kampung Permata ditinjau dari kesesuaian terhadap konsep pariwisata berkelanjutan

Abstract: <span>Pariwisata merupakan salah satu industri yang memberikan kontribusi besar terhadap  perkembangan ekonomi di Indonesia. Namun disisi lain sektor pariwisata merupakan salah satu faktor utama kerusakan lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya upaya pengendalian dengan penerapan konsep pariwisata berkelanjutan. Pariwisata berkelanjutan adalah konsep pembangunan yang memperhatikan keseimbangan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi. Kota Surakarta memiliki visi sebagai </span><em>Eco-Cultural … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
3
0
4

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(7 citation statements)
references
References 0 publications
0
3
0
4
Order By: Relevance
“…Pentingnya pengembangan pariwisata berkelanjutan juga dijelaskan WTO dalam Haque, Astuti, & Mukaromah (2020), dimana pengembangan wisata yang ideal adalah pengembangan yang tidak hanya memikirkan tentang keuntungan di masa sekarang namun memikirkan tentang keuntungan di masa yang akan datang tanpa mengurangi manfaat yang ada sehingga dalam pengembangan wisata perlu ditinjau melalui aspek berkelanjutan, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pembangunan pariwisata yang berkelanjutan ini diharapkan dapat bermuara pada (Azzat, 2018): a. Terbangunnya kesadaran akan kontribusi pariwisata dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan; b. Meningkatnya keseimbangan dalam pembangunan; c. Meningkatnya kualitas hidup bagi masyarakat di masa sekarang maupun di masa yang akan dating; dan d. Meningkatnya pengalaman wisata bagi pengunjung.…”
Section: Kajian Teoriunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Pentingnya pengembangan pariwisata berkelanjutan juga dijelaskan WTO dalam Haque, Astuti, & Mukaromah (2020), dimana pengembangan wisata yang ideal adalah pengembangan yang tidak hanya memikirkan tentang keuntungan di masa sekarang namun memikirkan tentang keuntungan di masa yang akan datang tanpa mengurangi manfaat yang ada sehingga dalam pengembangan wisata perlu ditinjau melalui aspek berkelanjutan, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pembangunan pariwisata yang berkelanjutan ini diharapkan dapat bermuara pada (Azzat, 2018): a. Terbangunnya kesadaran akan kontribusi pariwisata dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan; b. Meningkatnya keseimbangan dalam pembangunan; c. Meningkatnya kualitas hidup bagi masyarakat di masa sekarang maupun di masa yang akan dating; dan d. Meningkatnya pengalaman wisata bagi pengunjung.…”
Section: Kajian Teoriunclassified
“…BPPD Provinsi NTB (2017),Haque et al (2020),Irhamna (2017), Junaidi ( 2019),Kartika (2019), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2016),Modim, Alam, & Rusli (2010),Nugraha, Purnomo, & Kasiwi (2020),Ratnaningsih & Mahagangga (2015),Sutiarso (2018),Yani (2008) …”
mentioning
confidence: 99%
“…Infrastructure development is the government's responsibility, especially the Department of Culture and Tourism, but limited funds have prevented this development from being realized (Idris et al, 2019). Nevertheless, this infrastructure development is signifi cant and is included in one of the components of sustainable tourism (Haque et al, 2020).…”
Section: Lppm Unmer Malangmentioning
confidence: 99%
“…Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat yang dilakukan melalui Bapopnas, pengembangan pariwisata kawasan ini sudah menunjukkan perubahan yang terlihat dengan adanya pembangunan sarana dan prasarana, promosi dan pemasaran melalui media sosial dan keikutsertaan dalam kegiatan pelatihan ; Rinuastuti et al, 2019 ;Sutiarso, 2018). Namun di sisi lain, perkembangan industri pariwisata juga dapat berdampak negatif terhadap lingkungan, ekonomi dan masyarakat seperti kerusakan lingkungan akibat pembangunan infrastruktur pariwisata, kenaikan harga pariwisata, produk lokal, dan perubahan gaya hidup masyarakat (Yusuf & Hadi, 2020 ;Haque et al, 2020). Dampak negatif lainnya adalah distribusi pendapatan yang tidak merata, perubahan budaya, polusi, masalah limbah, dan kelangkaan air (Blapp & Mitas, 2018), penurunan pertanian tradisional, tingkat kemiskinan yang tinggi dan lingkungan alam yang kurang kondusif (Ghaderi et al, 2018).…”
Section: Geotourism and Its Community Empowerment Potentials In Post-...unclassified