Dalam dalam upaya Kesehatan diperlukan adanya obat untuk mendukung pelayanan kesehatan. Obat di fasilitas kesehatan sebaiknya memiliki ketersediaan yang baik. Jika berlebih dapat meningkatan biaya penyimpanan , obat kadaluarsa atau rusak, dan penggunaan obat yang tidak sesuai. Antibiotik merupakan salah satu jenis obat yang sering digunakan secara tidak rasional. Hal ini dapat menimbulkan efek pengobatan kurang efektif dan biaya pengobatan yang tinggi. Penggunaan antibiotic yang tidak tepat disarana pelayanan kesehatan merupakan masalah yang perlu ditangani. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran ketersediaan antibiotik di Puskesmas Jiwan Madiun Tahun 2019. Penelitian ini merupakan observasional deskriptif. Data dikumpulkan secara retrospektif dari LPLPO. Data yang digunakan adalah ketersediaan dan penggunaan obat dari stok dalam setahun. Tingkat kecukupan obat dilihat dengan membandingkan stok yang tersedia terhadap pemakaian rata-rata bulanan. ketersediaan obat dinyatakan baik yaitu tersedia untuk 12-18 bulan, ketersediaan kurang jika <12 bulan, ketersediaan berlebih jika >18 bulan dan kosong jika <1 bulan. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa ketersediaan obat antibiotik di Puskesmas Jiwan Madiun masih terdapat yang melebih standar yaitu Amoxicillin 250mg/5ml, Eritromisin 250 mg, dan Gentamisin sulfat 0,3%. Tingkat ketersediaan Obat yang melebihi standar dapat memberikan dampak obat yang rusak atau kadaluarsa. Sedangkan yang memenuhi standar 12-18 bulan yaitu amoxicillin 125mg/5 ml, amoxicillin 500 mg, klorampenicol 0,5% dan 1% serta ciprofloacin 500mg. .