2019
DOI: 10.22435/asp.v11i2.460
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Infeksi Virus Dengue pada Nyamuk Aedes aegypti Menggunakan Artificial Blood Feeding dan Deteksi Virus Dengue Menggunakan Teknik Molekular

Abstract: Abstract. Artificial blood-feeding using the parafilm-M membrane can be used as an alternative solution andsubstitute live animals as a source of blood. This method is not only be used for blood-feeding but also to infectthe dengue virus (DENV) to mosquitoes. This study was aimed to determine the effectiveness artificial bloodfeeding using parafilm-M membrane in Aedes mosquitoes originated in Indonesia and determine the positivityof mosquitoes infected by Indonesia DENV-1. DENV-1 was isolated from patient and … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

1
1

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 12 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Beberapa kasus yang parah dapat menyebabkan perdarahan internal, adanya trombositopenia dan hemokonsentrasi (Masihor et al, 2013). Disisi lain, nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor primer pembawa virus dengue memiliki sifat multiple feeding, keadaan tersebut dapat memperparah penyebaran DBD (Kusmintarsih et al, 2019), karena satu nyamuk yang terinfeksi virus dengue dapat menularkan virus tersebut kepada lebih dari satu orang dalam satu kali makan (Carrington & Simmons, 2014). Pencegahan penyakit DBD saat ini masih berfokus pada pengendalian vektor dengan melibatkan masyarakat secara aktif melalui gerakan nasional seperti penggunaan insektisida dan larvasida, fogging fokus, kelambu dan 3M, jumantik, PSN, COMBI, dan juga program G1R1J (Kemkes RI, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Beberapa kasus yang parah dapat menyebabkan perdarahan internal, adanya trombositopenia dan hemokonsentrasi (Masihor et al, 2013). Disisi lain, nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor primer pembawa virus dengue memiliki sifat multiple feeding, keadaan tersebut dapat memperparah penyebaran DBD (Kusmintarsih et al, 2019), karena satu nyamuk yang terinfeksi virus dengue dapat menularkan virus tersebut kepada lebih dari satu orang dalam satu kali makan (Carrington & Simmons, 2014). Pencegahan penyakit DBD saat ini masih berfokus pada pengendalian vektor dengan melibatkan masyarakat secara aktif melalui gerakan nasional seperti penggunaan insektisida dan larvasida, fogging fokus, kelambu dan 3M, jumantik, PSN, COMBI, dan juga program G1R1J (Kemkes RI, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hal ini karena pemberian darah frekuensinya hanya 4 hari sekali, kemungkinan tidak cukup untuk segera mematangkan dan menghasilkan telur. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian sebelumnya 30,31,32,33 yang menyatakan bahwa frekuensi penghisapan darah berpengaruh terhadap fertilitas telur. Nyamuk dewasa yang sudah bertelur pada generasi F1, F2, dan F3 dianalisis dengan uji PCR untuk mengetahui tereliminasinya endosimbion Wolbachia.…”
Section: Pendahuluanunclassified