INFEKSI PENYAKIT IKAN BANGGAI CARDINAL (Pterapogon kauderni) DALAM RANTAI PERDAGANGAN

Abstract

ABSTRAKBanggai cardinal (Pterapogon kauderni) merupakan ikan hias endemik dari perairan Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah dan mulai dieksploitasi sejak tahun 1980. Ikan hias ini banyak diekspor ke berbagai negara. Namun, dengan banyaknya kasus infeksi penyakit seperti bakteri dan virus Banggai Cardinal Iridovirus (BCIV), sehingga permintaan ikan hias asal Indonesia ini menurun. Tujuan penelitian ini adalah untuk menelusuri dan menginventarisasi alur kejadian infeksi penyakit pada rantai perdagangan ikan hias Banggai Cardinal mulai dari hasil tangkapan nelayan, pengumpul, dan eksportir. Analisis dilakukan dengan mengambil sampel ikan masing-masing 15 ekor dari setiap rantai perdagangan. Pengamatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan parasit, jamur, bakteri, dan analisis virus BCIV. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sampel ikan dari semua rantai perdagangan nelayan penangkap, pengumpul, dan eksportir tidak ditemukan infeksi parasit dan jamur. Sementara, pada infeksi bakteri diperoleh tujuh jenis bakteri yang terdapat di semua rantai perdagangan dan Vibrio alginolyticus merupakan bakteri dominan yang diperoleh dan bersifat patogen. Infeksi virus BCIV terdapat di tingkat pengumpul di Luwuk dengan prevalensi 86,67% dan di tingkat eksportir di Bali dan Manado masing-masing dengan prevalensi 20% dan 50%. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan pelaku usaha ikan hias dapat mencegah terjadinya infeksi penyakit tersebut agar dapat bersaing dalam pemasaran dengan menghasilkan produk ikan hias Indonesia yang mempunyai kualitas terbaik di dunia. KATA KUNCI: Banggai Cardinal; ikan hias; penyakit infeksi ABSTRACT:Diseases

Growth and survival of Banggai cardinalfish (Pterapogon kauderni, Koumans 1933) reared with artificial microhabitat

“…Some P. kauderni in this treatment group showed symptoms of disease including damaged or ragged fins and/or white spots. Adriany and Koesharyani (2017) found the bacteria Alcaligenes faecalis, Micrococcus luteus, Acinetobacter spp., Pleisiomonas shigelloides, Yersinia enterocolitica, and Vibrio alginolyticus in P. kauderni specimens sampled from the catch of ornamental fishermen [21]. Meanwhile the same study found Vibrio alginolyticus and V. shigelloides infecting P. kauderni samples collected from collectors (middlemen/intermediary traders) in Luwuk City, Banggai District.…”

“…Factors that can cause fish reared or held in a controlled environment (e.g. aquaria) to be attacked by disease include a lack of care during capture and subsequent handling; fish that are injured will be more susceptible to infection with pathogens and are more likely to suffer with disease [21,22].…”

New emerging viral disease on Giant Gourami (Osphronemus goramy Lac.) in Java, Indonesia

“…In all samples collected from the outbreak areas, ISKNV infection was also involved with a relatively lower prevalence than TiLV. ISKNV infection in giant gourami in Indonesia has been reported since a decade ago [15], as well as in other species of labyrinth fish [15,31,32]. However, the impact of the losses associated with this virus is less massive than after co-infection with TiLV as the outbreak occurred in 2018-2020.…”

Potentially new emerging diseases on two species of Indonesian freshwater aquaculture: giant gourami (Osphronemus gourami) and Asian catfish (Pangasius hypophthalmus)

“…), ornamental fish cichlids [23,24. 25] and Banggai Cardinal [26]. Megalocytivirus infection in gourami disease cases in West Java, Central Java, and Bali has been reported [9].…”