2022
DOI: 10.56248/educativo.v1i1.2
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Problem Solving Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Prestasi Belajar

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar mahasiswa dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Problem Solving yang di dukung oleh Hierarki Konsep pada mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus memiliki empat tahap: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitiannya adalah kelas Pendidikan Teknologi Informasi semester I FKIP Universitas Budidarma yang ber… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
4

Citation Types

0
12
0
26

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
10

Relationship

0
10

Authors

Journals

citations
Cited by 36 publications
(38 citation statements)
references
References 5 publications
0
12
0
26
Order By: Relevance
“…Proses pembelajaran pada satuan pendidikan hendaknya dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Dakhi, 2022;Riyadi & Adilah, 2022;Zagoto et al, 2018). Tugas dan peran guru bukan lagi sebagai pemberi informasi tetapi sebagai pendorong belajar agar siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui kegiatan pembelajaran.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Proses pembelajaran pada satuan pendidikan hendaknya dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Dakhi, 2022;Riyadi & Adilah, 2022;Zagoto et al, 2018). Tugas dan peran guru bukan lagi sebagai pemberi informasi tetapi sebagai pendorong belajar agar siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui kegiatan pembelajaran.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Mereka mamang cerdas, pandai, dan trampil, namun kurang terlihat dalam diri mereka karakter cerdas jujur, sebagai individu yang telah berpendidikan (Amirrudin et al, 2021;Fajra et al, 220;Novalinda et al, 2020;Saeful, 2021;Suwartini, 2017). Walaupun pada aspek pengetahuan/kognitif, telah berhasil menjadi kaum intelektual yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Nabilah et al, 2020), namun aspek moral atau ranah afektif, yaitu nilainilai karakter cerdas: keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan dan kepedulian cenderung kurang terkembangkan (Abdilla, 2020;Hendrika, 2022;Laoli et al, 2022;Dakhi, 2022).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara. Negara kita Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang juga sangat dipengaruhi oleh perkembangan dunia pendidikan (Azman et al, 2020;Dakhi, 2022;Masril et al, 2020;Novalinda et al, 2020;Zagoto, 2022) Pendidikan di sekolah merupakan salah satu jalur yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia (Zagoto, Yarni, & Dakhi, 2019). Pendidikan di sekolah diharapkan dapat menciptakan manusia Indonesia yang berkualitas, manusia yang cerdas, berakhlak mulia, dan bertanggungjawab (Fajra, Ambiyar, Rizal, & Dakhi, 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified