2019
DOI: 10.30959/patanjala.v11i2.490
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Identitas Orang Tugu Sebagai Keturunan Portugis Di Jakarta

Abstract: Orang Tugu di Kelurahan Semper Barat merupakan sebuah komunitas keturunan Portugis yang  memiliki akar budaya dan sejarah yang cukup campuran sejak tahun 1661. Mereka berusaha untuk tetap bertahan dengan melestarikan aspek-aspek kebudayaan yang dimilikinya melalui beragam aktivitas dan tindakan-tindakan sosial sebagai upayanya untuk mendapatkan pengakuan akan identitas mereka sebagai Orang Tugu. Penelitian secara kualitatif dengan metode etnografi dan extended case method, digunakan sebagai alat untuk mengumpu… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(3 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Pidgin then developed into the language used at home and became the mother tongue of their children (Ariyana, 2019). Creoles are known as different languages or dialects of a particular language (Nopianti, et. al., 2019).…”
Section: Basic Concepts Of Creolesmentioning
confidence: 99%
“…Pidgin then developed into the language used at home and became the mother tongue of their children (Ariyana, 2019). Creoles are known as different languages or dialects of a particular language (Nopianti, et. al., 2019).…”
Section: Basic Concepts Of Creolesmentioning
confidence: 99%
“…Hal ini tidak hanya terjadi pada komunitas Kristiani di Kampung Sawah, tetapi juga masyarakat Betawi yang bermukim di Kampung Tugu yang juga dianggap berbeda dari masyarakat Betawi lainnya sebagai akibat perbedaan keyakinan. Mereka merasa ada batas-batas yang membedakan mereka dari komunitas Betawi lainnya, meskipun mereka terbiasa mempraktikan berbagai tradisi Betawi dalam keseharian mereka (Nopianti, Riawanti, & Rajab, 2019;Tan, 2016). Hal yang sama juga dirasakan pada jemaat Gereja Protestan Indonesia di Bagian Barat (GPIB) Immanuel di Kota Depok.…”
Section: A Pendahuluanunclassified
“…Pertama, ragam kajian akademik yang ada seringkali membahas Betawi sebagai etnis yang identik dengan Islam (Aziz, 2002;Blackburn, 2011;Chaer, 2015;Farlina, 2012;Mulyadi, 2017;Shahab, 2004). Kedua, beberapa studi memandang bahwa warga Betawi yang tidak menganut Islam seringkali dianggap bukan sebagai bagian dari Betawi karena tanda-tanda yang melekat padanya (Edison, 2000;Nopianti et al, 2019;Shahab, 2004;Tan, 2016), sementara umat Kristiani di Kampung Sawah menyematkan Betawi sebagai bagian dari identitas etnis mereka. Bahkan, eksistensi mereka sebagai Betawi seakan mendapat pengakuan masyarakat luas seiring dengan konstruksi pemberitaan di media massa tentang bagaimana budaya Betawi hadir di tengah-tengah perayaan Natal di Gereja Santo Servatius (Antara, 2011;Destryawan, 2020;Harakatuna, 2019;Liputan6, 2018;Nugroho, 2015).…”
Section: A Pendahuluanunclassified