2022
DOI: 10.22373/pbio.v9i2.13395
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Identifikasi Kerusakan Tanaman Mangrove Di Wilayah Pesisir Pantai Aceh Pasca Tsunami

Abstract: Mangrove memiliki peranan yang sangat penting sebagai pelindung wilayah pesisir dari angin kencang, gelombang  dan  abrasi  air  laut.  Keberadaan  mangrove  di  wilayah  pesisir  Aceh,  saat  ini  semakin berkurang karena dialihfungsikan menjadi areal perumahan dan pertambakan. Tanaman mangrove yang tumbuh pasca tsunami tidak mendapatkan perhatian sehingga kondisinya tidakterawat dan ditemukan adanya kerusakan tanaman mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis kerusakan pada tanaman… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2022
2022
2022
2022

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(2 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Namun masalah yang kerap terjadi adalah ekosistem mangrove banyak mengalami gangguan dari luar, utamanya kegiatan pencemaran seperti penumpukan sampah dan pemanfaatan kayu bakar secara berlebihan, sehingga memicu terjadinya kerusakan ekosistem mangrove yang berkelanjutan (Konom et al 2019). Kondisi ekosistem mangrove yang rusak dapat mengalami gangguan dan gejala dalam berbagai bentuk sehingga dapat menyebabkan kematian pada tegakan mangrove (Maulida & Agustina, 2021), sebaliknya ekosistem mangrove yang sehat akan memberikan perlindungan secara alami, seperti melindungi pantai akibat tingginya abrasi, penyerap polusi, juga berkontribusi menyerap karbon dioksida di atmosfer dengan optimal (Safe'i, 2021). Sebagai negara dengan kawasan mangrove terbesar di dunia, Indonesia diharapkan mampu mengawasi dan memantau kondisi hutan mangrove di wilayah pesisir, khususnya wilayah-wilayah ekonomi cepat tumbuh.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Namun masalah yang kerap terjadi adalah ekosistem mangrove banyak mengalami gangguan dari luar, utamanya kegiatan pencemaran seperti penumpukan sampah dan pemanfaatan kayu bakar secara berlebihan, sehingga memicu terjadinya kerusakan ekosistem mangrove yang berkelanjutan (Konom et al 2019). Kondisi ekosistem mangrove yang rusak dapat mengalami gangguan dan gejala dalam berbagai bentuk sehingga dapat menyebabkan kematian pada tegakan mangrove (Maulida & Agustina, 2021), sebaliknya ekosistem mangrove yang sehat akan memberikan perlindungan secara alami, seperti melindungi pantai akibat tingginya abrasi, penyerap polusi, juga berkontribusi menyerap karbon dioksida di atmosfer dengan optimal (Safe'i, 2021). Sebagai negara dengan kawasan mangrove terbesar di dunia, Indonesia diharapkan mampu mengawasi dan memantau kondisi hutan mangrove di wilayah pesisir, khususnya wilayah-wilayah ekonomi cepat tumbuh.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Perubahan bentuk, warna dan adanya bercakbercak kuning pada daun tersebut disebabkan adanya penurunan unsur hara makro yakni unsur nitrogen (N) yang terkandung, sehingga dapat mengganggu proses pembentukan klorofil, menurunkan kandungan protein, dan memicu meningkatnya antosianin. Antosianin inilah yang dapat merubah warna daun menjadi kuning (klorosis), pada akhirnya daun yang mengalami stres/rusak akan berjatuhan (gugur) (Maulida & Agustina, 2021). Hal ini serupa dengan tipe kerusakan pada daun yakni pucuk atau tunas yang mengalami kerusakan.…”
Section: Klasifikasi Kesehatan Mangroveunclassified