Such as kissing, dating behavior, necking, petting, and intercourse could cause sexual intercourse with prenuptial agreement among teenagers. Data from the Indonesian Child Protection Commission and the Ministry of Health in 2017 based on survey results show that 62.7% of teenagers in Indonesia have had premarital sex. The research aims to know the unbelievers' knowledge and attitudes on sexual behavior prenuptial agreement dated in adolescents in SMAN X Karawang Regency. The approach to research these quantitative analysis methods assume that the phenomenon of sexual behavior prenuptial agreement can be resolved and grouped into data or information of cause and effect to the research cross-sectional. The data over the interview, observation through the questionnaire 189 on the inclusion of students ever and connection with courtship 66 students, were included. Analysis was undertaken in the survey sampling total. The Research shows the relation between knowledge dated P value (0.001) and attitudes to date P value (0.012) sexual behavior prenuptial agreement. It is hoped there will be the role of all parties, for example, youth, parents, school, stakeholders, to support sexual behavior risk prevention prenuptial agreement.
Abstrak:Perilaku berpacaran seperti kissing, necking, petting, dan intercourse merupakan perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya hubungan seksual pranikah dikalangan remaja. Data Komisi Perlilndungan Anak Indonesia dan Kementerian Kesehatan tahun 2017 berdasarkan hasil survei menunjukkan sebanyak 62,7% remaja di Indonesia sudah melakukan hubungan seks pranikah. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap berpacaran terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja di SMAN X Kabupaten Karawang. Pendekatan pada penelitian ini dengan metode kuantitatif yaitu penelitian yang berasumsi bahwa fenomena perilaku seksual pranikah dapat dipecahkan dan dikelompokkan menjadi data atau informasi sebab dan akibat dengan rancangan penelitian cross sectional. Pengambilan data melalui wawancara, observasi melalui kuesioner dari 189 siswa dengan kriteria inklusi pernah sedang menjalin hubungan pacaran berjumlah 66 siswa. Analisis yang dilakukan berupa survey dengan pendekatan total sampling. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara pengetahuan berpacaran dengan p-value (0.001) dan sikap berpacaran p-value (0.012) terhadap perilaku seksual pranikah. Diharapkan adanya peran serta semua pihak yatiu remaja, orangtua, sekolah, stakeholder dapat mendukung pencegahan perilaku seksual pranikah yang berisiko.