Proses belajar mengajar sekolah dilakukan secara tatap muka dan diubah menjadi sistem daring (dalam jaringan) dikarenakan masa pandemi, secara serentak secara mendunia. Guru memiliki beban kerja sebagai pengajar namun mendapat tantangan dengan perubahan metode mengajar yang dapat berdampak peningkatan beban secara fisik dan psikis berlebih, hal ini menjadi salah satu penyebab stres kerja. Metode daring dan hybrid di bidang pendidikan dijadikan salah satu metode alternatif dalam kondisi tertentu, peserta didik maupun pengajar dapat menerapkan penggabungan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring, dampak pada tugas dan tanggung jawab guru mengalami peningkatan mengakibatkan stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban kerja mental berhubungan stres kerja pembelajaran sistem daring pada guru SD. Penelitian dengan jenis penelitian observasional analitik, pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel penelitian dengan total sampling sejumlah 62 responden. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner NASA-TLX (tingkat beban kerja mental) dan kuisioner Health and Safety Executive (tingkat stres kerja) kemudian dianalisis dengan uji Somers’d. Hasil penelitian dinyatakan signifikan dengan p-value= 0,002 dan nilai dyx=0,624 memiliki kekuatan korelasi kuat. Simpulan menunjukkan bahwa ada hubungan beban kerja mental dengan stres kerja guru SD pada pembelajaran sistem daring.