2017
DOI: 10.21512/lc.v11i1.1729
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hegemonic Culture and Subaltern: A Compromised Veil in Indonesian Islamic Popular Novel

Abstract: This research was based on the powerful function of the aesthetics in the society. Novel as an art work also functioned as an arena in which ideologies contest and negotiate. The research intended to show a mechanism underlining novel to have a significant hegemonic role. The material object was taken from Islamic popular novel namely “Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali”. The formal object was the negotiation of ideology which focused on the contact between intellectual and subaltern leading to the formation o… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2018
2018
2021
2021

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 6 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Penelitian tentang jugun ianfu dalam novel Indonesia berlatar penjajahan Jepang, seperti telah dijelaskan di bagian awal tulisan ini, dilakukan oleh Ilma (2016), dan Pramana, Sri Suwarni Rahayu & Sri Mariat (2013). Selanjutnya penelitian tentang subalttern dalam kajian lebih luas dan termasuk karya sastra di luar Indonesia dilakukan oleh Yu (2013), Santosa & Ocktarani (2020), Tami, Faruk & Adi (2017). Pramana et al, (2013) meneliti permasalahan jugun ianfu dan pernyaian atau pergundikan dalam novel Mirah dari Banda karya Hana Rambe menggunakan teori feminisme eksistensialisme.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Penelitian tentang jugun ianfu dalam novel Indonesia berlatar penjajahan Jepang, seperti telah dijelaskan di bagian awal tulisan ini, dilakukan oleh Ilma (2016), dan Pramana, Sri Suwarni Rahayu & Sri Mariat (2013). Selanjutnya penelitian tentang subalttern dalam kajian lebih luas dan termasuk karya sastra di luar Indonesia dilakukan oleh Yu (2013), Santosa & Ocktarani (2020), Tami, Faruk & Adi (2017). Pramana et al, (2013) meneliti permasalahan jugun ianfu dan pernyaian atau pergundikan dalam novel Mirah dari Banda karya Hana Rambe menggunakan teori feminisme eksistensialisme.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Bahasan mengenai sastra pesantren di Indonesia sempat mencuat kembali pada sekitar tahun 2008, saat kemunculan kembali karya-karya sastra bernuansa islami bermunculan. Novel Ayat-Ayat Cinta yang difilmkan pada tahun 2007 dan mulai tersebarnya penulis-penulis Forum Lingkar Pena (FLP) di berbagai daerah di Indonesia dan komunitas-komunitas orang Indonesia di berbagai negara dengan ciri 'dakwah Islam' di dalamnya membuat popularitas sastra bernuansa islami ini mengalami masa kejayaan (Tami, Faruk, dan Adi 2017). Diskusi mengenai sastra dengan nuansa keislaman ini pun terus bergulir di media dan kajian-kajian ilmiah.…”
Section: A Pendahuluanunclassified