Habitat and Biological Aspects of Sentinel Crab, Podophthalmus vigil (Fabricus 1798) in Lasongko Bay, Southeast Sulawesi

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Teluk Lasongko, Buton Tengah, dari bulan Mei 2013Maret 2014 dengan tujuan untuk mengetahui kondisi habitat, sebaran ukuran, pola pertumbuhan, rasio kelamin, dan musim pemijahan rajungan angin, Podophthalmus vigil (Fabricus 1798). Pengambilan contoh dilakukan setiap bulan pada enam stasiun dengan menggunakan gillnet rajungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa P.vigil umumnya ditemukan pada tipe substrat pasir berlempung dengan rataan kedalaman berkisar 4,6111,63 m dan cenderung banyak ditemukan pada lokasi yang keruh. Lebar karapas P.vigil jantan dan betina masing-masing berkisar antara 4,1312,39 cm dan 4,7511,64 cm. Hasil uji Mann-Whitney ukuran tubuh P. vigil ditemukan hanya lebar karapas yang berbeda nyata (P<0,05) antara jantan dan betina, sedangkan bobot tubuh dan panjang karapas tidak berbeda nyata (P>0,05) antara jantan dan betina. Pola pertumbuhan hubungan antara lebar karapas dan bobot tubuh pada P. vigil jantan menunjukkan allometrik negatif, sedangkan pada betina allometrik positif. Pola pertumbuhan hubungan antara panjang karapas dan bobot tubuh jantan bersifat isometrik, sedangkan pada betina allometrik negatif. Rasio kelamin P. vigil bervariasi secara spasial-temporal dengan rasio kelamin total sebesar 0,74:1. Musim pemijahan P. vigil tidak berlangsung sepanjang tahun.

Segi hayati rajungan hijau (Thalamita crenata) di Teluk Kolono, Konawe Selatan, Sulawesi Tengara

“…Thalamita crenata adalah salah satu jenis kepiting dari famili Portunidae yang banyak mendiami perairan dangkal dengan penyebaran dari daerah tropis Indo-Pasifik, Pasifik Barat, Samudra Hindia dan Laut Merah sampai pantai Afrika (Cannicci et al 1996;Chande dan Mgaya 2003;Songrak et al 2010). T. Crenata banyak ditemukan di perairan Indonesia khususnya Sulawesi Tenggara sebagai hasil tangkapan sampingan perikanan rajungan (Hamid et al 2019). Spesies T. crenata merupakan salah satu spesies krustasea yang memiliki nilai ekonomis dan dapat dikonsumsi sehingga di masa mendatang berpotensi dapat dikembangkan kegiatan penangkapan (Muhd-Faruok et al 2017).…”

“…Penelitian mengenai segi hayatiuntuk genus Thalamita yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya adalah jenis T. crenata (Thomas 1984;Onyango 1995;Sigana 2002;Songrak et al 2010;Susanto dan Irnawati 2014;Harman et al 2017;Hamid et al 2019;Hamid dan Kamri 2021), T. sima (Norman 1996;Hamid et al 2019), dan T. Spinimana (Hamid et al 2019). Penelitian segi hayati T. Crenata di Indonesia sampai saat ini relatif masih terbatas.…”

“…Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan ukuran tubuh T. crenata jantan cenderung lebih besar dari pada ukuran tubuh betina, dan ukuran betina oviger cenderung lebih besar dari betina. Kondisi serupa juga ditemukan pada beberapa perairan dimana ukuran tubuh jantan lebih besar daripada betina, seperti ditemukan di Teluk Lasongko, kisaran jantan 30,2-73,2 mm dan betina 25,1-61,3 mm (Hamid et al 2019) dan Teluk Gazi, Kenya jantan berkisar 55,5-80,44 mm dan betina berkisar 40,5-55,44 (Sigana 2002).…”

“…Nilai koefisien regresi (b) hubungan lebar karapas dan bobot tubuh T. crenata yang diperoleh b<3 dan dari hasil uji t jantan dan betina menunjukkan berbeda nyata (p<0,05) dengan b=3, artinya pola pertumbuhan kepiting ini adalah allometrik negatif, hal ini menunjukkan pertumbuhan bobot tubuh jantan dan betina lebih lambat dari pertumbuhan lebar karapasnya (Gambar 2). Pola pertumbuhan pada T. crenata penelitian ini serupa dengan yang ditemukan pada beberapa perairan yang lain, seperti di Pantai Setiu, Malaysia (Harman et al 2017), Teluk Lasongko (Hamid et al 2019), dan di Teluk Sikao, Thailand, namun berbeda pada betina yang memiliki pola pertumbuhan allometrik positif (Songrak et al2010). Hasil yang sama juga diperoleh pada jenis Thalamita yang lain yaitu T. sima dengan pola pertumbuhan allometrik negatif (Hamid et al 2019) dan berbeda dengan yang diperoleh dari jenis T. spinimana dengan pola pertumbuhan allometrik positif (Hamid et al 2019;Tabel 4).…”

“…Pola pertumbuhan pada T. crenata penelitian ini serupa dengan yang ditemukan pada beberapa perairan yang lain, seperti di Pantai Setiu, Malaysia (Harman et al 2017), Teluk Lasongko (Hamid et al 2019), dan di Teluk Sikao, Thailand, namun berbeda pada betina yang memiliki pola pertumbuhan allometrik positif (Songrak et al2010). Hasil yang sama juga diperoleh pada jenis Thalamita yang lain yaitu T. sima dengan pola pertumbuhan allometrik negatif (Hamid et al 2019) dan berbeda dengan yang diperoleh dari jenis T. spinimana dengan pola pertumbuhan allometrik positif (Hamid et al 2019;Tabel 4). Perbedaan hasil hubungan lebar karapas dan bobot di beberapa perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis kelamin, proses reproduksi, suhu, salinitas dan makanan (Ernawati et al 2014).…”