Gaya Hidup Hedonisme Mahasiswa Pascasarjana di Media Sosial

Abstract

Abstract:Graduate students are in early adulthood at the age of 18 to 40 years. As adolescence moves into adulthood, adulthood (emerging adulthood This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2018 by author and Universitas Kanjuruhan Malang. PENDAHULUANKemajuan teknologi membuat kemajuan dibidang komunikasi yang dapat membantu manusia berinteraksi satu sama lain tanpa batas tempat atau waktu (Widiantari & Herdiyanto, 2013). Pada arus globalisasi di zaman ini, perkembangan teknologi sangat pesat. Banyak sosial media yang bisa diakses dengan mudah oleh setiap orang. Mahasiswa yang dalam tahapan ini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi maka dengan mudah untuk bisa menggunakan sosial media yang paling up to date. Dengan sosial media yang berkembang saat ini, individu difasilitasi untuk bisa menunjukkan dirinya untuk menjadi pusat perhatian atau "center of attention". Salah satu contohnya dengan adanya ig atau Instagram, individu bisa memposting apa yang terjadi dalam dirinya dan menarik perhatian orang untuk memberikan comment atau komentar.Perkembangan media sosial mendorong individu untuk cenderung ingin menunjukkan dirinya dengan cara menjadi "center of attention" atau pusat perhatian. Media sosial yang memfasilitasi berbagai kemudahan mengekspose kegiatan individu. Seperti halnya Instagram yang memiliki fasilitas berbagi cerita kegiatan yang sedang dilakukan baik berupa video ataupun gambar. Tidak sedikit mahasiswa yang hampir setiap hari memposting video kagiatannya terutama ketika mereka nongkrong di kafe ataupun sedang mengerjakan tugasnya sebagai salah satu indikator gaya hidup hedonisme. Selain itu melalui media sosial terbentuk komunitas online yang meningkatkan nilai konsumtif dalam diri individu (Nalewajek & Macik, 2013). Hal tersebut terjadi karena dalam suatu komunitas individu cenderung untuk menampakkan apa yang dimilikinya, baik berupa pakaian maupun gaya hidup.

Pengaruh Gaya Hidup Dan Trend Fashion Terhadap Keputusan Pembelian Online Produk Fashion Pada Media Sosial Instagram

“…Media sosial telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan oleh aktifitas kehidupan sehari-hari hampir semua orang. Perkembangan arus globalisasi di zaman sekarang mengakibatkan kemajuan teknologi berkembang sangat pesat dan melahirkan media sosial di kalangan masyarakat yang mendorong seseorang untuk cenderung ingin memperlihatkan dirinya dengan cara menjadi "center of attention" atau pusat perhatian (Mufidah & Wulansari, 2018)…”

Analisis Perilaku Keuangan Mahasiswa di Kabupaten Jombang

“…Anggraini & Santhoso (2019) mengatakan bahwa gaya hidup hedonis adalah kehidupan boros apabila seorang melakukan kegiatan yang mengejar kenikmatan hidup, menghabiskan waktu di luar rumah, bersenang-senang dengan teman, suka beli barang yang tidak dibutuhkan dan mencari perhatian di daerah sekitarnya. Sedangkan menurut Mufidah & Wulansari (2018) mahasiswa cenderung menjalani kehidupan hedonistik agar tidak dicap sebagai anak yang ketinggalan zaman atau kids zaman old. mereka mempublikasikan aksinya di sosial media, seperti berpindahpindah tempat untuk hang out atau berganti pakaian branded.…”

Implikasi Media Sosial (Instagram) pada Gaya Hidup di Kota Banjarmasin

“…Tentunya, hal yang ditunjukkan oleh pengguna terkadang sangat fantastis salah satunya gaya hidup. Mahasiswa cenderung memiliki gaya hidup yang mengarah pada kesenangan agar tidak dicap ketinggalan zaman, mahasiswa juga sering memposting aktivitas di instagram, padahal sebagian besar sejatinya masih banyak dari mahasiswa yang menggunakan uang saku dari orang tua untuk memenuhi hidup mereka (Mufidah dan Wulansari, 2018). Eratnya media sosial dalam kehidupan saat ini tidak dapat dipungkiri lagi memiliki dampak positif dan negatif pada berbagai lini kehidupan, seperti bidang pendidikan di mana 90% mahasiswa menggunakan sosial media yang mampu menjadi wadah mereka mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka secara bebas.…”