Balita. Gangguan gizi seperti kekurusan dan kegemukan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada balita. Pemerintah berupaya untuk meningkatkan status gizi anak sejak pada awal kehamilan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya penggunaan buku KIA, pemberian ASI eksklusif, riwayat penyakit dan pemberian makan. Kabupaten Pringsewu telah melakukan banyak program dalam peningkatak gizi balita untuk mencegah gangguan gizi kurus dan kegemukan, belum ditentukan faktor apa sajakah yang mempengaruhi status gizi balita. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Faktor Yang Berpengaruh Pada Status Gizi (BB/TB) Balita. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik dengan pendekatan crossectional. Subjek penelitian adalah pasangan ibu dan balita yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Variabel independent didaptkan dari sumber dan variabel dependen didapatkand ari pengukuran Berat badan berdasarkan tinggi badan. Penelitian ini bertempat di Pringsewu Barat, Kabupaten Pringsewu lampung. Analisis menggunakan univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian didapatkan Pada penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan frekuensi makan, kebiasaan jajan, kepemilikan buku KIA dan ASI eksklusif berhubungan dengan status gizi balita (ρ<0,05). Sedangkan pada riwayat sakit tidak berhubungan dengan status gizi balita (ρ=0,928%). Hasil analisis multivariate variabel frekuensi makan merupakan variabel yang signifikan (ρ=0,00%). Hasil nilai POR, 10,083 (95%CI 8,336-22,968). Hal ini berarti bahwa balit yang memiliki frekuensi makan tidak teratur akan berisiko gangguan gizi berupa kurus atau kegemukan. Disimpulkan pemberian makan merupakan faktor yang paling dominan pada penelitian ini.