Penelitian ini mengkaji tentang keberadaan anak jalanan pada masa pandemi Covid-19 yang semakin bertambah, dimana hal ini ditandai dengan terjadinya penambahan jumlah anak jalanan yang kebanyakan masih sekolah, penambahan lokasi penyebaran, dan penambahan variasi pekerjaan anak jalanan. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui dan menjelaskan potret anak jalanan pada masa pandemi Covid-19 di Kota Palembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi serta menggunakan alat analisis berupa teori Fenomenologi dari Alfred Schutz. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan anak jalanan di Kota Palembang bermula dari latar belakang sosial ekonomi keluarga yang rendah, hingga kemudian membentuk munculnya motif yang mendorong mereka dalam memutuskan untuk turun ke jalanan yaitu because of motive dan in order to motive. Kehidupan sehari-hari anak jalanan pada masa pandemi Covid-19 beraktivitas sebagai penjual kantong asoy, nyilper, nyapu dan penjual jas hujan. Kemudian, anak jalanan dalam memaknai pengalaman sehari-harinya dari kegiatannya tersebut yaitu sebagai tindakan bermanfaat yang bisa menghasilkan uang, namun disamping itu menjadi anak jalanan juga dimaknai sebagai tindakan temporer.