2019
DOI: 10.29080/jhsp.v3i2.238
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting di Indonesia: Studi Literatur

Abstract: Stunting adalah suatu keadaan dimana indeks tinggi badan menurut umur di bawah -2 SD berdasarkan dari standar WHO. Keadaan ini adalah manifestasi jangka panjang dari faktor konsumsi diet berkualitas yang rendah, penyakit infeksi yang terjadi berulang dan factor lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stunting dipengaruhi oleh tingkat asupan energi, riwayat durasi penyakit infeksi, berat badan lahir, ti… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1

Citation Types

1
4
0
8

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 14 publications
(17 citation statements)
references
References 33 publications
1
4
0
8
Order By: Relevance
“…24 juta anak di Indonesia beresiko kekurangan gizi pada masa pandemic covid-19. Stunting disebabkan dari berbagai faktor, diantaranya adalah kurangnya asupan energi, riwayat durasi penyakit infeksi, berat badan, lahir rendah, tingkat pendidikan ibu dan tingkat pendapatan keluarga (Hadi et al, 2019). Kekurangan gizi pada bayi bisa menyebabkan gizi buruk, yang berdampak pada gangguan psikomotor, kognitif dan sosial, serta secara klinis terjadi gangguan tumbuh kembang, salah satunya adalah tinggi badan lebih pendek dari usia sebenarnya (kerdil) (Febriani et al, 2018).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…24 juta anak di Indonesia beresiko kekurangan gizi pada masa pandemic covid-19. Stunting disebabkan dari berbagai faktor, diantaranya adalah kurangnya asupan energi, riwayat durasi penyakit infeksi, berat badan, lahir rendah, tingkat pendidikan ibu dan tingkat pendapatan keluarga (Hadi et al, 2019). Kekurangan gizi pada bayi bisa menyebabkan gizi buruk, yang berdampak pada gangguan psikomotor, kognitif dan sosial, serta secara klinis terjadi gangguan tumbuh kembang, salah satunya adalah tinggi badan lebih pendek dari usia sebenarnya (kerdil) (Febriani et al, 2018).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Sehingga perlu kebijakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam hal memberikan nutrisi yang bergizi pada bayi/anak dan ibu hamil. Langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi terjadinya stunting adalah dengan pemberian Pendidikan yang berkualitas, pemberian nutrisi yang bergizi dan pengembangan EST (Eco Support Theory) (Hadi et al, 2019). Stunting bisa dicegah dengan cara sejak janin masih dalam kandungan diberikan nutrisi yang cukup sampai anak lahir hingga anak usia 2 tahun (Teja, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Dalam penelitiannya faktor pemberian ASI eksklusif ditemukan tidak mempengaruhi kejadian stunting. 6 Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Busungbiu, Buleleng-Bali, dimana tidak ditemukan hubungan antara pemberian ASI terhadap kejadian stunting. 7 Penelitian lainnya menemukan bahwa bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif 3,154 kali mengalami stunting di masa mendatang.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Faktor tidak langsung lebih dominan mengakibatkan kejadian stunting di Indonesia adalah pendidikan ibu, pendapatan, rerata durasi menderita penyakit (khususnya diare dan ISPA), berat badan lahir dan tingkat asupan energi. 6 Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian lainnya yang dilakukan di Kecamatan Busungbiu, Buleleng-Bali, dimana ditemukan p=0, 22 yang menunjukkan bahwa tidak ditemukan hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting. 7 Namun, ASI tetap merupakan makanan yang tidak dapat tergantikan nutrisinya terutama pada 6 bulan pertama kehidupan.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Hal ini akan memberi dampak sangat luas yang berefek pada masa depan anak. (2) Permasalahan gizi pada balita yang hingga saat ini masih cukup besar dan belum terselesaikan adalah stunting, yang merupakan salah satu menifestasi utama dari malnutrisi, hasil sebuah proses patologis yang berhubungan dengan kegagalan untuk mencapai pertumbuhan linier potensial atau gagal mencapai tinggi badan relatif terhadap umur. Anak dikatakan stunting jika memiliki panjang/tinggi badan menurut umur dibawah -2 SD median standar pertumbuhan anak.…”
unclassified