Effects of stocking density on the performance of the Australian freshwater silver perch (Bidyanus bidyanus) in cages

Rowland, Stuart J.; Mifsud, Charlie; Nixon, Mark S.; Boyd, Peter

doi:10.1016/j.aquaculture.2005.04.049

Cited by 151 publications

(124 citation statements)

References 32 publications

Supporting

Mentioning

103

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…The type of feed and feeding frequency has a direct effect on water quality, growth, fish welfare and responses of the immune system (Riche et al, 2004;Silva et al, 2007;Garcia and Villarroel, 2009;Luthada and Jerling, 2013). Stocking density and ration size also influence growth, survival, and the innate immune system (El-Sayed, 2002;Rowland et al, 2006;Salas-Leiton et al, 2010). Farming factors may cause stress and disturb fish homeostasis.…”

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

Untitled

He¹,

Qiang²,

Gabriel³

et al. 2015

Turk. J. Fish. Aquat. Sci.

View full text Add to dashboard Cite

The effects of feeding-intensity stress on biochemical indices of the GIFT strain of Nile tilapia were investigated in a recirculating freshwater system. Differences in serum and liver biochemistry, routine blood measurements, and growth were examined in fish fed three experimental rations (2%, 4% and 6% of fish biomass daily). Larger rations led to higher SGR but lower FCR, PER and SR. Smaller rations caused higher levels of HSI and cortisol. Fish on the 2% and 6% diets had lower liver levels of C3, LZM, SOD, Glu-GOD, HDL-C, TG, ALP, CAT and higher T4, AST, MDA than those on 4% diets. The 6% group had the lowest levels of LDH, TP, GSH, and GSH-PX. The 2% and 6% groups had lower blood levels of HGB, MCHC, RBC, and WBC than the 4% group; 2% fish had the highest RDW-CV and RDW-SD levels. Therefore, the optimal feeding rate for GIFT tilapia at about 29°C is 4% biomass/day; 6%/day could increase productivity but would be uneconomical; 2%/day would be unsuitable in the absence of natural food. We conclude that high and low feeding intensities would adversely influence the physiological health of tilapia and their resistance to disease, and reduce FCR.

show abstract

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

Untitled

He¹,

Qiang²,

Gabriel³

et al. 2015

Turk. J. Fish. Aquat. Sci.

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Berdasarkan pengamatan selama penelitian, optimalnya pertumbuhan bobot pascalarva ikan semah pada padat tebar 10 ekor/L diduga karena mampu memanfaatkan ruang dan makanan dengan lebih baik sehingga berdampak positif pada pertumbuhan ikan, sedangkan rendahnya nilai pertumbuhan bobot yang diperoleh pada padat tebar 15 dan 20 ekor/L diduga karena ruang menjadi sempit sehingga menghambat ikan untuk tumbuh optimal. Penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan pada ikan uceng (Prakoso et al, 2016), African catfish (Coulibaly et al, 2007), dan silver perch (Rowland et al, 2006).…”

Section: Hasil Dan Bahasan Performa Pertumbuhanunclassified

PRODUKTIVITAS PASCALARVA IKAN SEMAH Tor douronensis (Valenciennes, 1842) PADA LINGKUNGAN EX SITU DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA

Subagja

Radona

2017

Jurnal Riset Akuakultur

View full text Add to dashboard Cite

ABSTRAKIkan semah Tor douronensis (Valenciennes, 1842) merupakan ikan asli perairan Indonesia yang memiliki potensi untuk dibudidayakan sebagai ikan konsumsi maupun ikan hias. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi produktivitas (pertumbuhan, sintasan, dan biomassa) pascalarva ikan semah berdasarkan padat tebar berbeda (10, 15, dan 20 ekor/L) sebagai kegiatan awal domestikasi. Penelitian dilakukan di Instalasi Penelitian Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar Cijeruk, Bogor dan dilaksanakan secara eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan dan tiga kali ulangan. Pascalarva yang digunakan berukuran panjang 1,02 ± 0,06 cm dan bobot 0,69 ± 0,08 mg; merupakan hasil pemijahan secara induksi hormon dari induk hasil tangkapan alam yang diadaptasi selama dua tahun di kolam percobaan. Pemeliharaan dilakukan dalam akuarium berukuran 40 cm x 30 cm x 30 cm dengan volume air 15 L. Selama 40 hari pemeliharaan pascalarva diberi pakan alami berupa Artemia secara at-satiation dengan frekuensi tiga kali sehari (pagi, siang, dan sore). Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa pertumbuhan bobot, laju pertumbuhan harian, dan sintasan tertinggi (P<0,05) didapatkan pada perlakuan padat tebar 10 ekor/L dengan nilai berturut-turut 34,31 ± 5,29 mg; 9,80 ± 0,37 %/hari; dan 95,55 ± 1,68%. Hasil penelitian ini merupakan informasi awal produktivitas ikan semah dalam proses domestikasi dan budidaya yang berkelanjutan. 34.31 ± 5.29 mg, 9.80 ± 0.37 %, and 95.55 ± 1.68% respectively. This result is preliminary information on productivity of mahseer for domestication, and sustainable aquaculture.

show abstract

“…Hal ini dikarenakan semakin tingginya padat tebar ikan maka akan mempengaruhi kesempatan larva dalam memanfaatkan pakan, oksigen, dan ruang (North et al, 2006). Oleh karena itu, penentuan padat tebar yang tepat merupakan salah satu variabel yang sangat penting dalam bidang budidaya karena akan berpengaruh secara langsung terhadap sintasan, pertumbuhan, tingkah laku, kesehatan, dan kualitas air (Rowland et al, 2006). Nilai sintasan, pertumbuhan panjang total, dan bobot mutlak benih ikan botia pada bulan kedua tertera pada Tabel 2.…”

Section: (Agus Priyadi)unclassified

PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS BOTIA (Chromobotia macracanthus) MELALUI PENDEKATAN PADAT TEBAR DAN KETINGGIAN AIR MEDIA PEMELIHARAAN

Priyadi

Permana

Nurhidayat

2013

Jurnal Riset Akuakultur

View full text Add to dashboard Cite

ABSTRAKIkan botia (Chromobotia macracanthus) merupakan ikan hias asli dari perairan Sumatera dan Kalimantan yang memiliki potensi besar sebagai komoditas ekspor karena bentuk yang unik dan mempunyai warna yang indah. Permasalahan utama sampai saat ini adalah masih rendahnya sintasan larva hingga benih pada tahap pendederan (umur dua bulan). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respons tingkat padat tebar larva (5, 10, dan 15 ekor/L) pada dua tingkat ketinggian air media pemeliharaan (16 dan 32 cm) dengan empat ulangan. Wadah pemeliharaan berupa akuarium ukuran 80 cm x 40 cm x 40 cm dengan sistem resirkulasi. Selama pemeliharaan, larva diberi pakan berupa nauplii Artemia di bulan pertama, sedangkan di bulan kedua diberi pakan nauplii Artemia dan bloodworm (cacing darah/larva Chironomus sp.) beku, serta diberikan secara sekenyangnya (ad satiation). Parameter yang diamati meliputi sintasan, pertumbuhan (pertambahan panjang total dan bobot mutlak), dan data kualitas air. Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis secara statistik menggunakan program SPSS versi 17.0. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa padat tebar dan ketinggian air media pemeliharaan larva hingga benih sampai umur 2 bulan berpengaruh nyata terhadap sintasan, akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang total dan bobot mutlak. Perlakuan dengan padat tebar 15 ekor/L dan ketinggian air media pemeliharaan 16 cm dapat direkomendasikan untuk pemeliharaan larva hingga benih sampai ukuran 0,5 cm.

show abstract

Effects of stocking density on the performance of the Australian freshwater silver perch (Bidyanus bidyanus) in cages

Cited by 151 publications

References 32 publications

Untitled

Untitled

PRODUKTIVITAS PASCALARVA IKAN SEMAH Tor douronensis (Valenciennes, 1842) PADA LINGKUNGAN EX SITU DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA

PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS BOTIA (Chromobotia macracanthus) MELALUI PENDEKATAN PADAT TEBAR DAN KETINGGIAN AIR MEDIA PEMELIHARAAN

Contact Info

Product

Resources

About