Makalah ini akan memberikan beberapa masukan dalam usaha revitalisasi gereja-gereja Protestan masa kini, dengan menganalisis pemikiran kritis Émile Durkheim. Pengamatan dan kritik Durkheim mengenai Protestantisme pada zamannya akan diban-dingkan dengan isu-isu yang dihadapi oleh gereja Protestan masa kini, seperti pola hidup individualistis jemaat, kurangnya solidaritas, kultus individual, kurangnya penghargaan terhadap sakralnya liturgi dan ibadah gereja termasuk perjamuan kudus, dan tidak adanya aturan gereja yang jelas. Selanjutnya, makalah ini juga menawarkan sebuah sintesis sistematik-konstruktif dari analisis tersebut, dalam rangka usaha revitalisasi gereja, yaitu rekonfirmasi simbol-simbol, reklarifikasi konsep sakral-nonsakral, dan reformasi yang melibatkan klan-klan baru dalam gereja.
This paper will provide some efforts to revitalize Protestant churches today, by analyzing the critical thinking of Émile Durkheim. Durkheim's observations and critiques of Protestantism in his day will be compared to the issues faced by the Protestant church today: the individualistic lifestyle of the congregation, lack of solidarity, individual cults, lack of respect for the sacred liturgy and church worship including holy communion, no clear church rules, and no clear church rules, and etc. Furthermore, this paper also offers a systematic-constructive synthesis to revitalize the church, including: re-confirmation of symbols, re-clarification of the sacred and non-sacred, and also reformation involving new clans in the church.