“…Kajian onomastik di Indonesia juga sebenarnya telah mencakup nama-nama yang ada di berbagai etnik, misalnya Jawa (Uhlenbeck, 1969;Wibowo, 2001;Widodo, 2013) Sunda (Kosasih, 2010), Bali (Bandana, 2015;Geertz & Geertz, 1964), termasuk etnik keturunan Tionghoa (Dewi & Artono, 2013;F. S. Gunawan & Karsono, 2013;Kurniawan, 2012;Suharyo, 2013), dan keturunan Arab (Aribowo, 2015b;Aribowo & Almasitoh, 2019). Meskipun demikian, kajian riset onomastik di Indonesia belum banyak menyinggung topiktopik yang lebih luas sebagaimana kajian riset onomastik di luar Indonesia, misalnya tentang nama merek (Danesi, 2011;Hernández & Pérez Hernández, 2013;Nuessel, 2010Nuessel, , 2016, nama akun di dunia digital (Hassa, 2012), nama gedung pencakar langit (Chen, 2017a), nama hewan (Chen, 2017b), nama resep makanan (Tsujimura, 2018), nama tim dan maskot (Zeitler, 2018), bahkan penamaan terkait transgender (Obasi, Mocarski, Holt, Hope, & Woodruff, 2018).…”