2020
DOI: 10.22219/sospol.v6i1.10041
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Diskursus Negara Pancasila di Kalangan Muhammadiyah

Abstract: This study focus on the process of understanding how Muhammadiyah is interpreted as Islamic organisation and Pancasila is as the ideology. The understanding toward Pancasila as the ideology is important because the Khalifah ideology appear to replace Pancasila. Furthermore, the drawback of globalisation which bring neoliberalism issue into society weaken the principles of Pancasila. In addition, destructive cult appears to claim that their movement/ organisation apply the most the principles of pancasila.  Thi… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
3
0
2

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(5 citation statements)
references
References 3 publications
0
3
0
2
Order By: Relevance
“…Pancasila, as a concept that promotes unity in diversity, is considered important and necessary (Taher, 2021). In the outlooks of Muhammadiyah, the response to Pancasila and the form of the Unitary State of the Republic of Indonesia have been decided in a congress forum (Romadlan, 2020). The State of Indonesia, in the insight of Muhammadiyah, is a Pancasila State with noble values that are appropriate and in harmony with Islamic teachings (Fajar, Affandi, Suryadi, & Kahmad, 2022).…”
Section: Resultsmentioning
confidence: 99%
“…Pancasila, as a concept that promotes unity in diversity, is considered important and necessary (Taher, 2021). In the outlooks of Muhammadiyah, the response to Pancasila and the form of the Unitary State of the Republic of Indonesia have been decided in a congress forum (Romadlan, 2020). The State of Indonesia, in the insight of Muhammadiyah, is a Pancasila State with noble values that are appropriate and in harmony with Islamic teachings (Fajar, Affandi, Suryadi, & Kahmad, 2022).…”
Section: Resultsmentioning
confidence: 99%
“…Berdasarkan keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar tahun 2015, Muhammadiyah memandang bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah Negara Pancasila yang ditegakkan di atas falsafah kebangsaan yang luhur dan sejalan dengan ajaran Islam. Pemahaman Muhammadiyah mengenai bentuk negara Pancasila merupakan hasil pemahaman penafsiran atas ayat al-Qur'an surat Saba' ayat 15, "baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur", yaitu suatu negeri yang baik dan berada dalam ampunan Allah (Romadlan, 2020) Karena itu sebagai organisasi otonom Muhammadiyah. konsepsi islam berkemajuan sebagai gerakan humanisme dan kebangsaan menjadi pedoman sekaligus spirit bagi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam melaksanakan kaderisasi pada ranah kemahasiswaan, kemasyarakatan dan keislaman dalam konteks kebangsaan menjadi sangat penting dan terdesak mengingat berbagai krisis kebangsaan terus menerus mewarnai perjalanan bangsa ini.…”
Section: Fatah 7(1): 40-62unclassified
“…Penulis tertarik melakukan penelitian terhadap pidato 1 Juni 1945 oleh Soekarno untuk mengetahui identitas jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang pernah dijajah. Sebelumnya telah ada beberapa kajian terkait pidato 1 Juni 1945 dan (atau) Pancasila yang sudah pernah dilakukan, kajian tersebut berkisar pada diskursus Pancasila dalam ormas keagamaan (Romadlan, 2020); multikulturalisme (Dewantara, 2015); komunikasi politik (Jaya, 2016); hermeneutika dan Pancasila (Pamungkas, 2018); kritik ideologi (Seran, 2015), pendidikan (Siswoyo, 2013b(Siswoyo, , 2013a, dan pluralisme (Syahputra, 2015). Dari studi-studi yang ada, penulis belum menemukan satu studi tinjauan khusus yang mengangkat atau pun membahas pidato 1 Juni 1945 dari sudut pandang third space of communication untuk menemukan identitas bangsa Indonesia sebagai korban penjajahan.…”
Section: Pendahuluanunclassified