Conflict is one of the social phenomena that continues to exist in human life. Conflict usually comes from several aspects such as social change, differences in authority (authority), differences in interests and cultural differences. Because Indonesia is a very diverse country of pluralism it is a variety of ethnic and ethnic diversity. Such diversity and diversity can lead to ethnic conflict. Simply put, this article will analyze the causes of conflict between ethnic Dayak and Madura in West Kalimantan, especially in Samalantan sub-district, how the impact will be caused by the conflict between Dayak ethnic with Madura in Samalantan, and also the attitude or action of the government to the conflict. In writing this scientific paper the author uses the method of literature study that comes from books or various articles that according to the author can support this writing. And based on the author’s analysis of the conflict between Dayak ethnic with Madura in Samalantan. Apparently the conflict in Samalantan has happened more than ten times, can not be added with certainty. The background of the conflict occurred because of the lack of government role in providing information to the Madura who will migrate to the island of Borneo about the customs, culture, and things that are not liked by the Dayaks when incoming by ethnic immigrants. The government's action to resolve the conflict is to facilitate the meeting between the two Dayak ethnic groups with Madura. But the impact of the conflict is certainly there are positive and negative, the positive Madurese become independent, and the Dayak negatively arise casualties. Konflik merupakan salah satu fenomena sosial yang terus ada dalam kehidupan manusia. Konflik biasanya bersumber dari beberapa aspek seperti adanya perubahan sosial, perbedaan kewenangan (otoritas),perbedaan kepentingan dan perbedaan kultural. Karena indonesia merupakan sebuah negara yang sangat majemuk dari kemajemukan itu adalah adanya berbagai keragaman etnis dan suku bangsa. Dari keberagaman dan perbedaan tersebut dapat menimbulkan terjadinya konflik etnis. Secara sederhana, tulisan ini akan menganalisa penyebab terjadinya konflik antara etnis dayak dan madura di kalimantan barat khususnya di kecamatan samalantan, bagaimana dampak yang akan ditimbulkan dari konflik antar etnis Dayak dengan Madura di Samalantan, serta bagaimana sikap ataupun tindakan pemerintah terhadap konflik tersebut. Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan metode studi pustaka yang bersumber dari buku-buku atau berbagai artikel yang menurut penulis dapat mendukung penulisan ini. Dan berdasarkan hasil analisa penulis terhadap konflik antar etnis Dayak dengan Madura di Samalantan. Ternyata konflik di Samalantan sudah terjadi lebih dari sepuluh kali, tidak bisa dijumlahkan dengan pasti. Adapun latar belakang dari konflik tersebut terjadi karena kurang adanya peran pemerintah dalam memberi informasi terhadap orang Madura yang akan bertransmigrasi ke pulau Kalimantan mengenai adat istiadat, budaya, serta hal-hal yang tidak disukai oleh orang-orang Dayak ketika di datangi oleh etnis pendatang. Tindakan pemerintah dalam mengatasi konflik adalah dengan memfasilitasi pertemuan antara kedua etnis Dayak dengan Madura. Tetapi dampak yang di timbulkan dari konflik itu tentu ada yang positif dan negatif, positifnya orang Madura menjadi mandiri, serta orang Dayak negatifnya timbul korban jiwa