Diagnostic accuracy of specific IgG antibodies for bird fancier’s lung: a systematic review and meta-analysis

Abstract

Background: Serologic assays for specific immunoglobulin G (IgG) antibodies are available for diagnosing the condition of bird fancier's lung, however, their usefulness is controversial. This systematic review was aimed at investigating the diagnostic accuracy of specific IgG antibodies used for avian antigens.Methods: Medline, Embase, the Cochrane Library, the International Clinical Trials Registry Platform, and the Web of Science were searched for studies performed to evaluate the diagnostic accuracy of the Ouchterlony method, enzyme-linked immunosorbent assays (ELISAs), electrosyneresis, and ImmunoCAP assays for diagnosing bird fancier's lung. Nine articles were included in the meta-analysis. The pooled sensitivity and specificity were summarized using a bivariate mixed-effects model, and a hierarchical summary receiver operating characteristic curve was rendered to determine the diagnostic accuracy of the antibodies. Results:The pooled sensitivities and specificities of each specific IgG antibody were 82.9% (95% confidence interval, 71.1-90.5%) and 93.0% (95% confidence interval, 74.4-98.4%) for the Ouchterlony method, 92.5% (95% confidence interval, 71.3-98.4%) and 90.8% (95% confidence interval, 72.1-97.4%) for ELISAs, 90.0% (95% confidence interval, 55.5-99.7%) and 84.6% (95% confidence interval, 73.5-92.4%) for the electrosyneresis method, and 43.5% (95% confidence interval, 35.3-52.1%) and 100% (95% confidence interval, 0-100%) for ImmunoCAP assays. The overall quality of the collective evidence was low, primarily due to the high risk of bias, indirectness, and imprecision of the included studies. Conclusions:The Ouchterlony method demonstrated high specificity, the ELISA method showed high sensitivity, and the diagnostic utilities of electrosyneresis and ImmunoCAP assay testing remain unclear.

Importance of The Medical History in The Diagnosis of Hypersensitivity Pneumonitis: A Case Report

“…Important aspects of anamnesis include evaluation of occupational and environmental exposures [4]. Avian antigen is a well-known cause for HP and that form of HP is also called as bird fancier's lung or pigeon breeder's lung [5]. HP may also develop after occupational exposure to bacterial antigens in metal working fluids or low molecular weight chemicals including isocyanates and metal fumes [2], all of which may also be suspicious expositions of the patient during stainless steel cutting and welding.…”

Diagnosis dan Tatalaksana Pneumonitis Hipersensitif

“…Pneumonitis hipersensitif (PH), atau alveolitis alergi ekstrinsik, merupaka spektrum penyakit paruparu interstitial, alveolar, dan bronchiolar yang dihasilkan dari inflamasi yang diinduksi secara imun yang menanggapi inhalasi berbagai bahan yang berbeda yang biasanya organik atau kimia dengan berat molekul rendah atau antigen yang dapat menyebabkan kerusakan paru ireversibel. 5 Meskipun istilah hipersensitivitas dan alergi, PH bukanlah penyakit atopik dan tidak terkait dengan Diagnosis dan Tatalaksana Pneumonitis Hipersensitif peningkatan IgE atau eosinofil. 6 Prevalensi PH cukup bervariasi pada populasi yang berbeda, mungkin karena perbedaan intensitas, frekuensi, dan durasi paparan inhalasi, dan juga mungkin karena faktor inang yang belum diidentifikasi.…”

“…Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa respons imun pada PH terpolarisasi menuju pola diferensiasi seperti TH1, yang sebagian besar dimediasi oleh IL-12 dan IFN-γ. 5 Namun telah ditunjukkan bahwa, setelah paparan kronis Saccharopolyspora rectivirgula, sel T CD4 + menunjukkan polarisasi TH17 preferensial dengan ekspresi diferensial IL-17A dan IL-22, menunjukkan bahwa polarisasi ini, bersama dengan upregulasi TH17 sitokin yang memainkan peran penting dalam patogenesis PH. 2,8 Proses imun yang mengarah pada penyakit persisten dan terjadinya menjadi fibrosis kurang jelas.…”

“…Tidak memelihara burung dari rumah pasien dengan penyakit peternak burung adalah aspek penting dari tatalaksana, tetapi antigen dapat bertahan untuk waktu yang lama meskipun pembersihan menyeluruh dari lingkungan rumah. 5,9 Tatalaksana Glukokortikosteroid sistemik biasanya diperlukan untuk mengobati pasien yang sangat bergejala, meskipun tidak ada bukti formal bahwa pengobatan tersebut dikaitkan dengan pengurangan gejala jangka panjang atau kelainan uji fungsi radiologis atau paru. Pengobatan yang biasa adalah prednison atau prednisolon, 40 hingga 60 mg sehari selama 2 minggu, diikuti dengan penurunan bertahap selama 2 hingga 4 minggu.…”

“…Konsentrasi IgG, IgM, dan albumin meningkat dalam cairan BAL, mungkin merupakan manifestasi spesifik dari paru yang mengalami peradangan. 2,5 Gambar 3 CT scan resolusi tinggi pada pasien yang tidak merokok dengan paparan burung yang mengalami dispnea yang progresif dan penurunan berat badan serta mengalami hipoksemia dan defek ventilasi restriktif.…”