Deteksi Gangguan Emosi dan Perilaku Disruptif Pada Anak Usia Prasekolah

Abstract

Masalah emosi dan perilaku merupakan keluhan yang kerap muncul dalam setting pendidikan anak usia dini. Fenomena di lapangan menunjukkan adanya kesulitan yang dialami guru dalam membedakan mana masalah emosi dan perilaku yang memerlukan intervensi lebih lanjut dan tidak. Penelitian ini bertujuan memberikan data pendahuluan (baseline research) tentang gejala gangguan emosi dan perilaku disruptif pada anak usia prasekolah di sekolah mitra program studi PGPAUD. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, menggunakan observasi dan wawancara mendalam terhadap guru. Observasi dan wawancara dilaksanakan dengan mengacu pada panduan diagnosa gangguan emosi dan perilaku disruptif (DSM IV). Upaya deteksi gejala gangguan emosi dan perilaku disruptif ini dilaksanakan di lima sekolah mitra PGPAUD UAD di wilayah Yogyakarta, yang sebelumnya telah melaporkan adanya berbagai masalah emosi dan perilaku yang muncul pada peserta didiknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 61 anak yang memiliki kecenderungan mengalami gangguan perilaku, gangguan emosi dan keduanya sekaligus. Anak dengan klasifikasi gejala gangguan perilaku disruptif ADHD ditemukan sebanyak 37 anak atau sebesar 9,2%. Ditemukan 10 anak atau sebesar 2,5% anak dari total populasi memunculkan gejala ODD. Gejala Conduct Disorder (CD) ditemukan pada 3 orang anak atau sebesar 0,7% dan gangguan emosi yang dideteksi pada penelitian ini ditemukan sebesar 2,7% atau sejumlah 11 orang anak. Prevalensi komorbiditas paling besar ditemukan pada jenis gangguan ADHD dan ODD.

Profil Siswa Beresiko Gangguan Emosi dan Perilaku di Sekolah Inklusi Kota Yogyakarta

“…Bahaya secara fisik dapat terjadi karena perilaku berkelahi, menendang dan memukul. Akibatnya, kesempatan siswa yang memiliki gangguan emosi dan perilaku untuk terlibat dalam kegiatan di lingkungan sosial menjadi berkurang (Maharani & Puspitasari, 2019).…”

Kaitan Antara Gangguan Perkembangan dan Perilaku Anak dengan Gut-Brain Axis

“…Penelitian pada murid PAUD di Yogyakarta menunjukkan prevalensi gangguan perkembangan dan perilaku berkisar antara 2,5-9,2%. [3] Beberapa penelitian melaporkan tentang adanya hubungan antara kondisi patologis saluran cerna dengan gangguan perilaku pada anak. Misalnya penderita autisme diketahui mempunyai kelainan pada saluran cerna seperti enterokolitis, gangguan motilitas usus, diare, peradangan mukosa saluran cerna dan konstipasi.…”

Psychoeducational Intervention in Early Childhood Education: Analysis for Children with Disruptive Behavior

“…Longitudinal research from [6] produced findings about behavioral and emotional problems from preschool age to middle childhood, the result is that there is a tendency if children at an early age tend to be argumentative, rebel against parents, tend to be aggressive towards animals or humans, or commit acts of theft and destruction, it tends to strengthen the possibility of experiencing conduct disorder. The results of a study conducted by [7] regarding the detection of emotional disturbances and disruptive behavior in preschool age children, the result is that 12.4% of children show symptoms of disruptive behavior and 2.7% show symptoms of emotional disorders in classroom settings from a total population of 402 children. The emergence of disruptive behavior affects the learning measure and the working of others in the homeroom, such as friends and teachers.…”