Bonding Social Capital in Social Activities of Urang Banjar in the Martapura Riverbank

Abstract

Kekuatan modal sosial dijelaskan secara teoritis melalui tiga tipologi, yaitu; bonding social capital, bridging social capital, dan linking social capital. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan satu tipologi modal sosial yakni sistem perekat (bonding social capital). Perihal ini dimaksudkan agar memberikan analisis nilai apa yang menjadi pengikat-perekat pada Urang Banjar. Penelitian dilakukan di tiga kelurahan yang berbeda, antara lain: sungai jingah, sungai bilu, dan kuin. Pemilihan lokasi untuk memberikan representasi aktivitas sosial Urang Banjar di bantaran sungai. Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif digunakan pada penelitian. Observasi, wawancara, dan dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data penelitian. Analisis data model Miles dan Huberman yakni: reduksi data, penyajian data secara naratif, dan penarikan kesimpulan menghasilkan data yang redundan. Adapun uji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Hasil penelitian mendeskripsikan bonding social capital diwujudkan dalam aktivitas sosial gotong royong. Adapun aktivitas gotong royong tersebut antara lain; mengawah, babarasih, batimbuk/manimbuk, dan bahandil. Bonding social capital dipengaruhi oleh rasa kepercayaan satu sama lain. Kepercayaan kemudian dijadikan sebagai pegangan dalam berinteraksi sosial untuk mewadahi asosiasi sosial internal keluarga.

Wadai Production Activities for Warung Wadai 41 Sungai Tiung Village as a Learning Resource on Social Studies

“…Wadai 41, as one of the Banjar community cultures that still survive today for the younger generation, especially students, can defend it from the scour of development from time to time does not just disappear (Handy, 2015;Handy et al, 2020;Subiyakto et al, 2020). In the current era of globalization, knowledge and diversity of skills are needed so that students can empower themselves to find, interpret, assess and use information, and generate creative ideas to determine attitudes in making decisions (Mursalin, 2015;Mutiani & Faisal, 2019;Subiyakto et al, 2020;Subiyakto & Mutiani, 2019).…”

School zoning and equal education access in Indonesia

“…This gave them more spaces and opportunities to do lots of innovations, strengthening teaching-learning environments, thus assuring good quality education for those good and talented students. However, under the new admission system, principals and teachers are likely to get more burdens as they have to change teaching-learning methods and approaches to students with diverse social-economic backgrounds and academic achievement; this has led to their disagreement [20], [21].…”

Relevansi tradisi Hajat Lembur terhadap pendidikan karakter masyarakat di Tatar Sunda

“…Pendapat lain menyatakan bahwa tradisi adalah gambaran sikap dan perilaku manusia yang telah dipraktikkan secara turun-menurun dari nenek moyang (Pambudi, 2014). Berdasarkan perspektif bonding social capital, Coleman berpendapat bahwa tradisi mampu langgeng hingga saat ini karena memiliki karakteristik dasar yang melekat baik pada individu maupun kelompok atau pada ikatan relasi yang diwujudkan dalam aktivitas sosial keluarga, tetangga, dan teman dekat di lingkungan sekitar (Subiyakto et al, 2020). Selain itu, sebagai bagian dari kode perilaku dan kode moral suku atau entitas, nilai-nilai yang telah diakui, diterapkan, dan diwariskan merupakan ciri penting dari bonding social capital (Abdullah, 2013).…”