Bentuk Morfologi Kawasan Permukiman Urban Fringe Selatan Kota Surakarta

Putri, Mentari Adhika; Rahayu, Murtanti Jani; Putri, Rufia Adisetyana

doi:10.14710/jpk.4.2.120-128

Cited by 22 publications

(28 citation statements)

References 6 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Morfologi merupakan kenampakan fisik kawasan yang ditinjau dari struktur yang membentuk bentuk kenampakan tertentu (Putri, Rahayu, & Putri, 2016). Menurut Yunus (2008), kenampakan fisik kawasan memiliki berbagai macam bentuk.…”

Section: Pendahuluanunclassified

Kenampakan Fisik Kota Dan Daerah Peri Urban Surakarta

2020

View full text Add to dashboard Cite

Perkembangan suatu kota dapat menimbulkan dampak pada wilayah sekitarnya terutama wilayah pinggirannya (peri urban). Kota Surakarta adalah salah satu kota yang mengalami perkembangan sangat pesat, akan tetapi perkembangan ini tidak sebanding dengan ketersediaan lahan yang ada, akibatnya kenampakan fisik kekotaan meluas pada wilayah peri urban. Kenampakan fisik ini akan membentuk pola morfologi tertentu. Morfologi dapat diartikan sebagai kenampakan fisik yang terdiri dari tiga komponen yaitu penggunaan lahan, pola jaringan jalan, dan pola bangunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola morfologi Kota Surakarta dan wilayah peri urban dengan meninjau komponen morfologi yang ada di dalamnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan tiga tahap yaitu mengidentifikasi wilayah peri urban Kota Surakarta, mengidentifikasi komponen morfologi pada Kota Surakarta dan wilayah peri urban dan mengidentifikasi pola morfologi yang terbentuk. Wilayah peri urban diidentifikasi berdasarkan kriteria karakteristik wilayah peri urban, yang selanjutnya akan dilihat komponen morfologi di dalamnya. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa Kota Surakarta dan wilayah peri urban memiliki kesamaan pada dominasi penggunaan lahan dan pola jaringan jalan, tetapi terdapat perbedaan pada tekstur kawasan. Dominasi penggunaan lahan adalah berupa permukiman dan pola jaringan jalan adalah berupa pola grid. Tekstur kawasan yang teridentifikasi pada Kota Surakarta adalah homogen, sedangkan pada wilayah peri urban adalah heterogen. Hal ini disebabkan oleh masih tersedianya ruang terbuka hijau berupa sawah dan tegalan pada wilayah peri urban. Dari hasil analisis kondisi eksisting pada ketiga komponen, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pola pada Kota Surakarta dan wilayah peri urban. Kota Surakarta memiliki pola bujur sangkar sedangkan wilayah peri urbannya cenderung pada pola pita.

show abstract

Section: Pendahuluanunclassified

Kenampakan Fisik Kota Dan Daerah Peri Urban Surakarta

2020

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…), di mana Kawasan Perkotaan Surakarta tidak hanya sebatas Kota Surakarta secara administratif tapi juga mencakup WPU-nya. WPU Perkotaan Surakarta meliputi Kecamatan Jaten, Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Grogol, Kecamatan Baki, Kecamatan Kartasura, Kecamatan Colomadu, Kecamatan Ngemplak, dan Kecamatan Gondangrejo (Jayanti, 2012;Kurnianingsih & Rudiarto, 2014;Purnamasari et al, 2017;Putri et al, 2016;Putri, 2017).…”

Section: Metodeunclassified

Dinamika Pertumbuhan Perkotaan Di Kawasan Perkotaan Surakarta

Sugestiadi

Basuki

2019

SNG

View full text Add to dashboard Cite

Kawasan Perkotaan Surakarta sedang mengalami fenomena pertumbuhan perkotaan. Hal tersebut dibuktikan dengan ketersediaan ruang di dalam Kota Surakarta secara administratif yang cenderung terbatas. Keterbatasan ruang tersebut akan merambah dan mengisi ke daerah-daerah pinggiran kota. Daerah-daerah pinggiran kota tersebut membentuk suatu Wilayah Peri Urban (WPU) sebagai dampak perkembangan eksternal Kota Surakarta seperti Solo Baru, Kartasura, Palur, Colomadu, Baki, Ngemplak, dan Gondangrejo. Kecenderungan tersebut menunjukkan gejala pertumbuhan perkotaan ke arah aglomerasi perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dinamika pertumbuhan perkotaan dan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perkotaan di Kota Surakarta beserta WPU-nya yang merupakan bagian dari Kawasan Metropolitan Surakarta. Dinamika pertumbuhan dalam penelitian ini diidentifikasi menggunakan data informasi geospasial menggunakan metode penginderaan jauh citra landsat secara temporal dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2017. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perkotaan di Kawasan Perkotaan Surakarta adalah faktor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

show abstract

“…Dense spaces in the city center today lead the development shift of housing settlements into a periphery of the city or outer city boundary. Limited urban land has resulted in peripheral development dynamically [3], which the most visible is the physical changes and heavy daily traffic.…”

Section: Housing In Periphery Bandung and Space Syntax Analysis: Intrmentioning

confidence: 99%

Housing Morphology and Connectivity Quality in Periphery of Bandung City: Space Syntax Analysis

Ramadhan

Septian

Nurdini

2019

KSS

View full text Add to dashboard Cite

The complexity that occurs in the city is determined by its diversity and intensity of inhabitant activity. The connectivity system becomes an essential factor to accommodate these lively activities, especially connectivity of the housing area to the working area and public facilities. Periphery area of some metropolitan city including Bandung City has been growing fast, which is influenced by the intense need for housing accommodation, as well as accommodation of educational and industrial sectors. The East Peri-Urban of Bandung City in this decade became a more high density, especially along the primary arterial road that connects the Western and Eastern area of Bandung. This study aims to analyze the morphology of housing development and its connectivity including road networks that located in three area of the East Bandung from 2007 to 2017: Jatihandap, Pasir Impun, and Cijambe corridors. Space Syntax analysis is conducted to perform this morphology study. Data collected by direct observation and secondary sources review that related to the development of housing settlement in the area. It is concluded that the development of housing morphology in the peri-urban area of Bandung within ten years is growing intensively. There is some dis-integration pattern of road connectivity in the case study, which tends to be isolated or can be called as “big housing pocket”. The connectivity or permeability of the housing area in the peri-urban city is urgently needed to intervene, in order to reduce isolated settlement pattern and daily heavy traffic.

show abstract

Bentuk Morfologi Kawasan Permukiman Urban Fringe Selatan Kota Surakarta

Cited by 22 publications

References 6 publications

Kenampakan Fisik Kota Dan Daerah Peri Urban Surakarta

Kenampakan Fisik Kota Dan Daerah Peri Urban Surakarta

Dinamika Pertumbuhan Perkotaan Di Kawasan Perkotaan Surakarta

Housing Morphology and Connectivity Quality in Periphery of Bandung City: Space Syntax Analysis

Contact Info

Product

Resources

About