2017
DOI: 10.36408/mhjcm.v4i1.245
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Asupan Gizi Makro dan Mikro Sebagai Faktor Risiko Stunting Anak Usia 2-5 Tahun di Semarang

Abstract: Latar belakang : Stunting merupakan perawakan pendek yang disebabkan malnutrisi yang berlangsung kronis. Prevalensi stunting balita di Indonesia sebesar 37,2%, dan di Jawa Tengah mencapai 33,9%. Salah satu faktor risiko yang berpengaruh secara langsung terhadap kejadian stunting adalah asupan zat gizi. nelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kecukupan zat gizi makro dan mikro yang rendah sebagai faktor risiko kejadian stunting anak usia 2-5 tahun di Kecamatan Genuk, Kota Semarang. Metode : Penelitian… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
2
1

Citation Types

1
4
0
8

Year Published

2019
2019
2023
2023

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 16 publications
(22 citation statements)
references
References 0 publications
1
4
0
8
Order By: Relevance
“…Asupan energi tidak mencukupi kebutuhan akan terjadi gangguan pertumbuhan pada anak salah satunya stunting. (23) Namun penelitian Bening, et al (2016) di Semarang menunjukkan hasil yang berbeda, yaitu tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat kecukupan energi dengan risiko kejadian stunting. Hal ini disebabkan frekuensi konsumsi energi balita pada penelitian tersebut relatif lebih homogen dibandingkan dengan penelitian ini.…”
Section: Pembahasanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Asupan energi tidak mencukupi kebutuhan akan terjadi gangguan pertumbuhan pada anak salah satunya stunting. (23) Namun penelitian Bening, et al (2016) di Semarang menunjukkan hasil yang berbeda, yaitu tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat kecukupan energi dengan risiko kejadian stunting. Hal ini disebabkan frekuensi konsumsi energi balita pada penelitian tersebut relatif lebih homogen dibandingkan dengan penelitian ini.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Hal ini disebabkan frekuensi konsumsi energi balita pada penelitian tersebut relatif lebih homogen dibandingkan dengan penelitian ini. (24) Selain itu, pada penelitian ini menunjukkab adanya hubungan yang bermakna antara konsumsi protein dengan kejadian stunting. Hasil ini sejalan dengan penelitian Sari, et al (2016) yang menunjukkab bahwa balita dengan asupan protein rendah lebih berisiko 1,87 kali mengalami stunting dibandingkan dengan balita yang memiliki asupan protein cukup.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Kemudian penelitian Bening tahun 2018 di kota Semarang, asupan zinc dan ISPA menjadi faktor risiko stunting dengan besar risiko masing-masing 9,2 dan 2,4 [32]. Selain ISPA, faktor-faktor lain yang berhubungan dengan stunting adalah riwayat penyakit infeksi seperti diare, perilaku hygiene dan sanitasi, status gizi ibu, paparan asap rokok, dan anak serta faktor sosio ekonomi [10].…”
Section: Hubungan Antara Kejadian Ispa Dengan Kejadian Stuntingunclassified
“…Anak dengan asupan energi dan protein yang rendah memiliki risiko lebih besar untuk mengalami stunting dibandingkan dengan anak yang memiliki asupan energi dan protein yang cukup. 4,5 Penelitian telah membuktikan bahwa anak yang tidak diberikan suplementasi vitamin A memiliki risiko untuk mengalami stunting 1,5 kali lebih besar dibanding anak yang diberikan suplementasi vitamin A. Asupan mineral juga mempengaruhi kejadian stunting. Selain vitamin A, Seng (Zn) adalah mikromineral esensial juga merupakan cofactor berbagai metaloenzim yang berperan penting dalam regenerasi sel, metabolisme, pertumbuhan, dan perbaikan jaringan tubuh dan berpengaruh terhadap kejadian stunting.…”
Section: Pendahuluanunclassified