Analisis Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Pola Peresepan Antidiabetik dan Komplikasi

Abstract

Type 2 diabetes mellitus (T2DM) is a chronic metabolic disease that requires lifelong therapy to control blood glucose. The long term use and different mechanism of action antidiabetic have the potential cause side effects and discomfort that affects the quality of life. This study aimed to determine differences in the quality of life of patients with T2DM based on antidiabetic prescribed and complications at the Outpatient of Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Hospital in September 2017. This research is observational with a cross-sectional design. Quality of life data is taking concurrently using the Diabetes Quality of Life Clinical Trial Questionnaire and patient's medical record. This study involved 200 T2DM patients who received antidiabetic at least 3 months before study, aged ≥18 years and agreed to inform concent. Sociodemographic data, antidiabetic prescribed and complications were described descriptively. Differences in the quality of life based on antidiabetic prescribed and complications using the Kruskal Wallis test which was further analyzed using the post hoc by Mann Whitney test. The results showed the majority of patients received oral combination with insulin (48.5%) and dominated by macrovascular complications (19.5%). The average value of patient's quality of life is 65.7. There was difference quality of life based on antidiabetic prescribed in the domain of treatment satisfaction (p=0.000) between oral monotherapy with combination of oral and insulin (p=0.000) and insulin monotherapy with combination of oral and insulin (p=0.002). There were differences in quality of life based on complications in the mental health domain (p=0.003) between macrovascular and microvascular (p=0.011) and between microvascular and without complications (p=0.001).

Hubungan Literasi Kesehatan dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus

“…Pemahaman pasien tentang manajemen self care biasanya terkendala oleh pengetahuan yang kurang tentang penyakit yang diderita seperti diabetes melitus sehingga tidak mampu secara mandiri melakukan self care mengakibatkan kondisi kesehatan yang memburuk. Pemahaman yang rendah tentang kesehatan diakibatkan oleh tingkat literasi kesehatan individu yang rendah dalam memahami, memanfaatkan, dan menerapkan berbagai informasi yang ada untuk merawat kesehatannnya (9,10).…”

EVALUASI TERAPI ANTIVIRAL PADA PASIEN HEPATITIS B KRONIS DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JUNI TAHUN 2018-JUNI TAHUN 2019

“…Vitamin K merupakan agen untuk membantu faktor pembekuan darah (Britain, 2009).Pada penelitiansebelumnya, terapi vitamin K sebagai penanganan pada pasien sirosis yang mengalami pedarahan pada gastrointestinal. Terapi vitamin K akan dikombinasi dengan asam traneksamat bila pendarahan dengan vitamin K tunggal tidak teratasi (Farida et al, 2014). Selain itu, terapi laktulosa pada penelitian ini juga banyak digunakan pada pasien hepatitis B kronis yang mengalami komplikasi ensefalopati hepatik.…”

“…Pada penelitian sebelumnya menyatakan bahwa penggunaan laktulac diberikan pada pasien yang mengalami ensefalopati hepatic (Farida et al, 2014).Pada pasien hepatitis B kronis yang mengalami ascites dan sirosis memiliki risiko yang tinggi terkenanya spontaneous bacterial peritonitis. Terapi yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu pemberian antibiotik empiris seperti amoxicillin/asam klavulanat atau golongan sefalosporin generasi ketiga secara intravena.…”

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HIDUP PADA PASIEN PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) DIABETES MELITUS TIPE 2 DI BEBERAPA PUSKESMAS KOTA BANDUNG

“…Berbagai penelitian telah dilakukan sebelumnya terkait pengaruh faktor karakteristik terhadap kualitas hidup diantaranya jenis kelamin, umur, status pernikahan, tingkat pendidikan, lama menderita DM, HbA1c, jumlah komplikasi, dan jenis komplikasi. (Sari, Thobari and Andayani, 2011;Al-Jabi et al, 2015;Prajapati et al, 2018) Namun, faktor karakteristik lainnya seperti indeks masa tubuh dan aktivitas fisik belum diketahui pengaruhnya terhadap kualitas hidup pasien DM sedangkan salah satu penelitian menyebutkan bahwa DM tipe 2 diperkirakan meningkat tiap tahunnya dan dramatisnya kenaikan angka kejadian tersebut berkaitan dengan obesitas serta menurunnya aktivitas fisik. (Alldredge et al, 2013) Selain itu, faktor karakteristik lainnya seperti status pekerjaan, status merokok, dan kadar glukosa puasa perlu ditelusuri pengaruhnya terhadap kualitas hidup pasien DM.…”