Abstract:AbstrakKemampuan pemecahan masalah tidak lepas dari kegiatan belajar mengajar pada umumnya karena keberhasilan seseorang terhadap sesuatu yang dihadapi tidak lepas dari matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik kelas IX di SMP Negeri 15 Palembang. Sampel pada penelitian ini di ambil secara acak yaitu peserta didik kelas IX.1 berjumlah 31 peserta didik yang dilakukan di SMP Negeri 15 Palembang tahun Pelajaran 2019/2020. Teknik pengumpulan data meng… Show more
“…Salah satu bagian penting dalam serangkaian proses pendidikan adalah kegiatan pembelajaran di sekolah (Luritawaty, 2019). Bagian dari pembelajaran di sekolah yang tidak dapat dipisahkan dari program matematika yaitu Pemecahan masalah (NCTM, 2000;Hermawati, Jumroh, & Sari, 2021).…”
AbstrakPenelitian dilakukan karena fakta bahwa terdapat siswa yang belum mampu memecahkan masalah pada materi himpunan. Penelitian kualitatif deskriptif ini bertujuan mendeskripsikan profil pemecahan masalah matematika siswa SMP terhadap materi himpunan ditinjau dari self efficacy. Subjek penelitian yaitu 3 siswa kelas VIII salah satu SMP Negeri di Salatiga. Instrumen utama adalah peneliti sendiri, didukung pedoman wawancara dan tes pemetaan pemecahan masalah. Hasil penelitian menunjukkan subjek berkemampuan tinggi dan sedang mampu merencanakan strategi penyelesaian soal dengan baik yang mempermudahnya menyelesaikan soal menentukan komplemen gabungan dan irisan dua himpunan, sedangkan subjek berkemampuan rendah belum mampu; subjek berkemampuan tinggi, sedang maupun rendah memiliki rasa optimis dan keyakinan pada diri yang tinggi; subjek berkemampuan tinggi, sedang dan rendah konsisten, ulet dan tekun dalam menyelesaikan soal; subjek berkemampuan tinggi dan sedang mampu menjadikan kesalahan sebelumnya sebagai pedoman untuk mencapai keberhasilan dalam penyelesaian soal, sedangkan subjek berkemampuan rendah kurang mampu. Hasil ini memberikan gambaran bahwa subjek ketiga tidak memiliki self efficacy yang berbeda secara signifikan meskipun kemampuan pemecahan masalah berbeda-beda. Profile of Solving Mathematical Problems on Set Materials in terms of Self Efficacy AbstractThis research was conducted based on the fact that there are still students who have not been able to solve problems on the set material. This descriptive qualitative research aims to describe the profile of solving mathematical problems about sets by junior high school students in terms of self-efficacy. The research subjects were 3 students of class VIII of one of the public junior high schools in Salatiga. The main instrument is the researcher herself who is supported by interview guides, documents, and problem-solving mapping tests of the set. The results showed that high and low-ability subjects were able to plan the problem-solving strategy well which made it easier for them to determine the combined and sliced complement of two sets. Subjects with high, medium and low abilities have a sense of optimism and high self-confidence, are consistent, resilient, and diligent in solving set problems. High and medium-ability subjects can make previous mistakes as a guideline for achieving success in problem-solving, while low-ability subjects are less capable. These results illustrate that the third subject does not have different self-efficacy even though their problem-solving abilities differ.
“…Salah satu bagian penting dalam serangkaian proses pendidikan adalah kegiatan pembelajaran di sekolah (Luritawaty, 2019). Bagian dari pembelajaran di sekolah yang tidak dapat dipisahkan dari program matematika yaitu Pemecahan masalah (NCTM, 2000;Hermawati, Jumroh, & Sari, 2021).…”
AbstrakPenelitian dilakukan karena fakta bahwa terdapat siswa yang belum mampu memecahkan masalah pada materi himpunan. Penelitian kualitatif deskriptif ini bertujuan mendeskripsikan profil pemecahan masalah matematika siswa SMP terhadap materi himpunan ditinjau dari self efficacy. Subjek penelitian yaitu 3 siswa kelas VIII salah satu SMP Negeri di Salatiga. Instrumen utama adalah peneliti sendiri, didukung pedoman wawancara dan tes pemetaan pemecahan masalah. Hasil penelitian menunjukkan subjek berkemampuan tinggi dan sedang mampu merencanakan strategi penyelesaian soal dengan baik yang mempermudahnya menyelesaikan soal menentukan komplemen gabungan dan irisan dua himpunan, sedangkan subjek berkemampuan rendah belum mampu; subjek berkemampuan tinggi, sedang maupun rendah memiliki rasa optimis dan keyakinan pada diri yang tinggi; subjek berkemampuan tinggi, sedang dan rendah konsisten, ulet dan tekun dalam menyelesaikan soal; subjek berkemampuan tinggi dan sedang mampu menjadikan kesalahan sebelumnya sebagai pedoman untuk mencapai keberhasilan dalam penyelesaian soal, sedangkan subjek berkemampuan rendah kurang mampu. Hasil ini memberikan gambaran bahwa subjek ketiga tidak memiliki self efficacy yang berbeda secara signifikan meskipun kemampuan pemecahan masalah berbeda-beda. Profile of Solving Mathematical Problems on Set Materials in terms of Self Efficacy AbstractThis research was conducted based on the fact that there are still students who have not been able to solve problems on the set material. This descriptive qualitative research aims to describe the profile of solving mathematical problems about sets by junior high school students in terms of self-efficacy. The research subjects were 3 students of class VIII of one of the public junior high schools in Salatiga. The main instrument is the researcher herself who is supported by interview guides, documents, and problem-solving mapping tests of the set. The results showed that high and low-ability subjects were able to plan the problem-solving strategy well which made it easier for them to determine the combined and sliced complement of two sets. Subjects with high, medium and low abilities have a sense of optimism and high self-confidence, are consistent, resilient, and diligent in solving set problems. High and medium-ability subjects can make previous mistakes as a guideline for achieving success in problem-solving, while low-ability subjects are less capable. These results illustrate that the third subject does not have different self-efficacy even though their problem-solving abilities differ.
“…Namun, masih banyak guru di lapangan yang membuat contoh soal serupa dengan contoh soal yang tertera di buku (Sumartini et al, 2020). Akibatnya banyak dari peserta didik masih merasa bingung dan sulit untuk menyelesaikan soal yang berbeda dan memecahkan masalahnya (Hermawati, Jumroh, & Sari, 2021).…”
Keterampilan pemecahan masalah menjadi bagian dari tuntutan pendidikan saat ini khususnya dalam pmbelajaran fisika yang harus dikuasai peserta didik, karena dalam pembelajaran fisika banyak masalah yang berkaitan dengan fenomena alam yang harus dipecahkan. Tujuan dai penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keterampilan pemecahan masalah fisika peserta didik kelas X di SMAN 2 Majalengka pada materi gerak parabola. Sampel dipilih secara acak yakni peserta didik kelas X MIPA 1, X MIPA 2, dan X MIPA 3 dengan total sampel sebanyak 48 peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan soal tes berbentuk uraian materi gerak parabola. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan hasilnya dapat disimpulkan bahwa keterampilan pemecahan masalah peserta didik dalam pembelajaran fisika berada pada kategori sedang.
“…Dari analisis ketiga Subjek, ada 2 Subjek yang kemampuan pemecahan masalahnya dengan kategori Sangat tinggi dan Tinggi, sedangkan satu Subjek lagi kategorinya Rendah. Kalau dilihat dari peneliti terdahulu seperti Hermawati et al, (2021) mengatakan bahwa masih rendahnya kemampuan pemecahan matematis peserta didik terhadap permasalahan kubus dan balok. Aisyah et al, (2018) juga berpendapat tentang kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik masih rendah terhadap permasalahan segiempat dan segitiga.…”
Salah satu kemampuan yang sangat penting bagi peserta didik ketika belajar matematika ialah kemampuan pemecahan masalah. Pada riset ini, dilakukan riset tentang kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada konteks wisata kebun teh Gunung Dempo. Riset ini merupakan gabungan penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik konteks wisata kebun teh Gunung Dempo. Data kemampuan pemecahan masalah didapat dari soal tes dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan yang pertama secara kuantitatif supaya bisa dilihat kriteria kemampuan pemecahan masalah kemudian dianalisa jawaban soal tes secara kualitatif. Penelitian ini mengambil tiga peserta didik jenjang SMP sebagai Subjek. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika pada konteks wisata kebun teh Gunung Dempo dapat dilihat pada temuan penelitian ini adalah sebagai berikut: kemampuan pemecahan masalah kategori sangat tinggi diperoleh Subjek S 3 ; kemampuan pemecaham masalah dengan kategori tinggi diperoleh Subjek S 1 ; kemampuan pemecahan masalah dengan kategori rendah diperoleh Subjek S 2 .Kata kunci : kemampuan pemecahan masalah, konteks
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.