Aktivitas Ekstrak Etanol Kulit Batang Kayu Jawa (Lannea coromandelica) terhadap Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus L.)

Abstract

Jawa bark (Lannea coromandelica) is a part of the plant that can be used empirically for handling wounds. This study aims to determine the activity of ethanol extract of Jawa bark on healing wound and determine the effective dose compared with povidone iodine. The test animals used were white rats (Rattus norvegicus L.) consisting of 5 groups, namely negative control (vaseline without extract), positive control (povidone iodine), dose of 250 mg/kg BW, dose of 500 mg/kg BW, dose of 750 mg/kg BW. Each rat made an incision in the area parallel to the spine with 2 cm long and 2 mm deep. Measuring the length of the wound was done every day for 14 days. The data obtained were analyzed statistically using One Way Anova and followed by Post Hoc Duncan test. Statistical results showed that the ethanol extract of Jawa bark has an activity in curing slice where the effective dose is a dose of 500 mg/kg BW with a wound healing time of 12 days.

Aktivitas Antibakteri Kapang Endofit dari Tangkai Daun Tanaman Kayu Jawa (Lannea coromandelica)

“…Masyarakat Suku Buton, Sulawesi telah memanfaatkan tanaman ini sebagai obat tradisional untuk hematemesis, diare, dan scabies (Indrayangingsih et al, 2015). Beberapa penelitian sebelumnya melaporkan bahwa bagian kulit kayu dan daun tanaman ini memiliki potensi sebagai antibakteri (Ismail et al, 2016), anti-jamur (Kaur et al, 2013), antioksidan, analgesik (Alam et al, 2012;2017), dan mempercepat penyembuhan luka pada tikus putih (Calsum et al, 2018). Hal tersebut disebabkan adanya berbagai kandungan bioaktif hasil metabolit sekunder tanaman Kayu Jawa seperti fenol, terpenoid, dan flavonoid (Fadliah et al, 2018;Kaur et al, 2012;Kumar & Jain, 2015).…”

Aktivitas Antibakteri Gel Daun Sembung Legi (Blumea balsamifera L.) Sebagai Sediaan Penyembuh Luka Pada Mencit (Mus musculus L.)

“…Luka sayat merupakan luka yang terjadi karena teriris oleh suatu benda atau instrumen yang tajam, misalnya terjadi akibat proses pembedahan silet, pisau bedah serta benda tajam lainya. Salah satu cirinya yaitu luka yang terbuka, nyeri, panjang luka lebih besar daripada dalamnya luka (Calsum at al., 2018). Penyembuhan luka yang sangat lama dapat menyebabkan terjadinya infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau mikroorganisme patogen salah satunya, yaitu Staphylococcus aureus (Karimela at al., 2017).…”

Ujı efektıvıtas ekstrak daun pacıng (Costus speciosus) terhadap penyembuhan luka sayat pada hewan uji kelinci (Oryctolagus cuniculus)

“…Sedangkan senyawa flavonoid dapat menghentikan pendarahan pada luka, senyawa tanin juga dapat berperan dalam merangsang pertumbuhan epidermis pada luka. 2 Flavonoid berperan aktif dalam proses kesembuan luka, dimana flavonoid dapat meningkatkan kadar antioksidan pada luka, memberikan kekuatan pada struktur kulit, meningkatkan aliran darah ke area luka sehingga dapat mengembalikan jaringan yang mengalami peradangan, serta membantu proses luka menutup. 15 Literatur lain juga menyebutkan, bahwa proses kesembuhan luka dipengaruhi oleh senyawa yang terkandung dari tumbuhan tersebut seperti tanin, flavonoid, saponin, dan alkaloid dimana dapat menstimulus perkembangan maupun pertumbuhan jaringan ikat, serta meningkatkan penguatan dan perbaikan sel-sel kulit.…”

“…1 Beberapa faktor yang sering dialami oleh beberapa manusia yaitu terjadi sebuah kecelakaan seperti terjatuh, terbentur dan tergores terutama yang sering dialami anak kecil, terkadang mengalami luka pada saat bermain. 2 Luka sayat adalah luka yang timbul akibat dari irisan benda tajam misalnya pisau dan berbentuk lurus. 2 Sebagai organ tubuh letaknya bagian luar dan berfungsi sebagai barrier tubuh, kulit mudah mengalami luka.…”

“…2 Luka sayat adalah luka yang timbul akibat dari irisan benda tajam misalnya pisau dan berbentuk lurus. 2 Sebagai organ tubuh letaknya bagian luar dan berfungsi sebagai barrier tubuh, kulit mudah mengalami luka. Luka ini menyebabkan putusnya konstinuitas kulit dan jaringan dibawah kulit.…”