2017
DOI: 10.1063/1.4987088
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Adaptation and mitigation of land subsidence in Semarang

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

2
20
0
2

Year Published

2018
2018
2024
2024

Publication Types

Select...
5
1
1

Relationship

3
4

Authors

Journals

citations
Cited by 16 publications
(24 citation statements)
references
References 3 publications
2
20
0
2
Order By: Relevance
“…al [18], Andreas et. al [19][20]. It also badly influences the quality and amenity of the living environment and life (e.g.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…al [18], Andreas et. al [19][20]. It also badly influences the quality and amenity of the living environment and life (e.g.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…We divided the result into several sub chapter each explain about insight look of inundated infrastructures, cracks on building and houses, insight look on the bridges and drainage, on the roads, on dykes, and insight look on the others affected infrastructures. These all results can become important keys for adaptation and mitigation [8] …”
Section: Methodsmentioning
confidence: 99%
“…Permasalahan kawasan pesisir karena rob dan penurunan tanah juga dialami oleh Kota Semarang bagian utara. Berdasarkan jenis tanahnya, Kota Semarang bagian utara, tersusun dari tanah aluvial yang masih sangat muda dengan kompresibilitas yang sangat tinggi (Andreas, Abidin, Gumilar, Sidiq, & Yuwono, 2017). Ini didukung pula dari hasil studi Marfai, Almohammad, Dey, Susanto, dan King (2008), yang menyebutkan bahwa selama tahun 1908 hingga 1937, garis pantai Kota Semarang berkembang relatif cepat menuju ke laut sekitar 0.5 km sampai 1 km atau rata rata maju sekitar 16 meter/tahun.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Salah satu Kawasan Kota Semarang yang mengalami permasalahan rob dan penurunan tanah adalah Kawasan Tambaklorok (lihat Gambar 1) (Setioko, Pandelaki, & Murtini, 2013). Laju penurunan tanahnya adalah sebesar > 8 cm/tahun (Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2001) dan diperkirakan akan semakin tinggi setiap tahunnya (Andreas, 2016). Pendapat tersebut di dukung dengan hasil penelitian penurunan tanah oleh Kelompok Keilmuan Geodesi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2016, yang menunjukkan bahwa penurunan tanah di Kota Semarang bagian utara dan bagian utara-timur semakin tinggi setiap tahunnya (Andreas, 2016).…”
Section: Pendahuluanunclassified