ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kapang yang diisolasi dari produk ikan pindang. Pengambilan sampel dilakukan di enam lokasi, yaitu Jakarta, Bogor, Pelabuhan Ratu, Bandung, Cirebon, dan Semarang. Isolasi kapang dilakukan dengan metode pengenceran bertingkat, sedangkan identifikasi kapang dilakukan secara morfologi dan molekuler berdasarkan data sekuen nukleotida dari daerah ITS rDNA. Sebagai data dukung, terhadap ikan pindang juga dilakukan analisis kadar garam dan nilai aktivitas air (a w ). Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar garam sampel ikan pindang berkisar antara 1,20-7,78% dengan a w 0,91-0,98. Sebanyak 119 isolat kapang berhasil diisolasi dari 30 sampel ikan pindang. Isolat-isolat tersebut termasuk ke dalam tujuh marga dan 16 spesies yaitu Aspergillus flavus, A. fumigatus, A. niger, A. ochraceus, A. oryzae, A. sydowii, A. terreus A. fumigatus, A. niger, A. ochraceus, A. oryzae, A. sydowii, A. terreus, Cladosporium allicinum, Eurotium chevalieri, Fusarium graminearum, F. cerealis, Loweporus sp., Penicillium citrinum, P. chermesinum, P. chrysogenum, and Syncephalastrum racemosum. Six species, namely, P. chermesinum (80%), P. citrinum (73%), A. fumigatus (56.6%), A. flavus (53.3%), A. niger (46.7%), and E. chevalieri (26.7%) were determined as dominant species. There was no correlation between fungi species isolated and species of boiled salted fish, a w or salt content. However, lower salt content of boiled salted fish caused high growth of fungi.
ABSTRAKStudi tentang pengawetan pindang ikan layang menggunakan kitosan telah dilakukan. Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan layang (Decapterus russelli) segar yang diperoleh dari TPI Pelabuhan Ratu hasil penangkapan satu hari melaut. Ikan layang dibawa ke laboratorium BBRP2B menggunakan jalan darat dalam peti es berinsulasi dan diolah menjadi pindang 'naya' dengan perebusan dalam air garam 15% selama 15 menit. Pindang layang yang dihasilkan kemudian dibagi menjadi 3 kelompok yang masing-masing dicelupkan dalam larutan kitosan dengan konsentrasi berturut-turut 0; 0,25; dan 0,50% (b/v) selama 30 menit. Selesai perendaman, naya berisi ikan ditiriskan dan disimpan pada suhu kamar. Untuk melihat perubahan kualitas pindang selama penyimpanan, dilakukan pengambilan sampel setiap hari sampai pindang naya tersebut ditolak oleh panelis. Pengamatan terhadap sampel dilakukan secara organoleptik (kenampakan, bau, rasa, tekstur, dan pembentukan lendir), kimiawi (TVB) maupun mikrobiologi (TPC, bakteri pembentuk H 2 S). Hasil percobaan menunjukkan bahwa kitosan mempunyai potensi untuk memperpanjang daya awet pindang layang. Daya awet pindang yang dicelup kitosan adalah 3 hari pada penyimpanan suhu kamar, sedangkan daya awet pindang kontrol hanya 1 hari. ABSTRACT: Preservation of boiled salted scad mackerel (Decapterus russelli) using chitosan. By: Farida Ariyani and Yusma Yennie Studies on the preservation of boiled salted mackerel (Decapterus russelli) using chitosan have been done. Raw materials used in this study were fresh scad mackerel (Decapterus russelli) obtained from Fish Auction Place in Pelabuhan Ratu derived from one day fishing. Fresh scad mackerel was transported in insulated box
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi Vibrio parahaemolyticus patogenik pada udang vaname yang berasal dari tambak tradisional dan intensif berdasarkan keberadaan gen tdh dan trh. Isolasi dan konfirmasi Vibrio parahaemolyticus mengacu pada BAM (2004), yang dilanjutkan dengan konfirmasi gen tdh dan trh Vibrio parahaemolyticus menggunakan metode PCR. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa sebanyak 16/32(50%) dan 6/32 (18,8%) udang dari tambak tradisional dan intensif positif Vibrio parahaemolyticus. Berdasarkan gen tdh, ditemukan Vibrio parahaemolyticus patogenik pada udang tambak tradisional dan intensif berturut-turut adalah 81% (13/16) dan 50% (3/6). Sementara itu, jika didasarkan pada gen trh, Vibrio parahaemolyticus patogenik pada udang tambak tradisional dan intensif berturut-turut adalah 15/16 (93,8%) dan 4/6 (66,7%). Secara keseluruhan prevalensi udang vaname yang positif gen tdh adalah sebesar 72,2% (16/22) gen trh sebesar 86,4% (19/22) dan yang memiliki kedua gen adalah sebanyak 63,6% (14/22).
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi cemaran Vibrio parahaemolyticus patogenik pada udang tambak. Pengambilan sampel udang segar vaname dari tambak dilakukan pada musim hujan dan musim kemarau di wilayah Pantai Utara Jawa dengan metode purposive random sampling. Sebanyak 103 sampel (masing-masing 33 sampel dari wilayah Jawa Barat, 14 sampel dari wilayah Jawa Tengah dan 56 sampel dari wilayah Jawa Timur) telah diestimasi kandungan V. parahaemolyticus total dan patogenik menggunakan metode kultivasi pada medium CHROMagarTM Vibrio (CV) dan metode polymerase chain reaction (PCR) melalui amplifikasi gen toxR untuk total V. parahaemolyticus, serta gen tdh dan trh untuk V. parahaemolyticus patogen. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 103 sampel, 91 sampel bersifat tipikal pada medium CHROM agarTM Vibrio (CV). Selanjutnya dari 91 sampel tipikal tersebut, 62 (63,27%) sampel menunjukkan hasil positif untuk V. parahaemolyticus dengan metode PCR. Sementara dari 31 sampel positif V. parahaemolyticus yang berasal dari Jawa Timur ditemukan 2 sampel (3,23%) positif mengandung gen tdh, 1 sampel (1,61%) positif mengandung gen tdh dan trh, dan 1 sampel (1,61%) positif mengandung gen trh.
Penelitian perbaikan kualitas karaginan kertas yang diekstrak dari Eucheuma cottonii telah dilakukan dengan melakukan variasi larutan KOH 4o/o, 60/o, dan 12o/o. Rasio E. coffonii kering berbanding larutan KOH 1 '.8 dan 1:12. Waktu pemasakan 2 jam pada kisaran suhu 70-80oC. E. cottonii yang telah dimasak tersebut kemudian diekstrak menggunakan air tawar pada suhu antara 90o-95oC selama 120 menit.
Penelitian ini dilakukan di perairan Tanjung Balai dan Bagan Siapi‑api. Di setiap lokasi diamati 6 stasiun pengamatan, 3 stasiun berjarak 1 mil dan 3 stasiun yang lain berjarak 2 mil dari garis pantai dan setiap stasiun pengarnatan masing‑masing berjarak 1 mil. Jenis contoh yang diamati adalah air laut, sedimen dan kerang darah (Anadara granosa). Contoh kerang dianalisis terhadap kandungan logarn berat yaitu Hg, As, Cd, Cu and Pb, contoh air dan sedimen hanya diamati kandungan merkurinya. Pengamatan kualitas air yang meliputi pH, DO, COD dan salinitas serta kondisi fisik perairan dilakukan sewaktu pengambilan contoh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada waktu pengambilan contoh pada bulan April, Juni dan Agustus 2002 di perairan Tanjung Balai dan Bagan Siapi‑api belum terjadi pencemaran logarn berat merkuri pada air laut dan sedimen. Pada kerang darah, kandungan logarn merkuri, arsen, kadmium, tembaga dan timbal juga masih dalam batas aman untuk dikonsurnsi.
ABSTRACT Salmonella spp. is one of the bacteria that can contaminate fresh fishery products. Diseases that can be caused by the bacteria Salmonella spp. called salmonellosis. Salmonellosis disease can be treated with antibiotics. However, the use of antibiotics continually raises the emergence strains of Salmonella bacteria that are resistant to antibiotics. This study aims to determine the prevalence and number of bacteria Salmonella spp. on fishery products as well as the resistance of Salmonella spp. to antibiotics in Jakarta and Bogor. The number of samples fresh fishery products obtained by 45 samples consisting of: a) 25 samples derived from traditional markets, and b) 20 samples derived from modern market. Isolation performed with conventional method. Identification of Salmonella spp. used biochemical and serological test. Resistance of Salmonella to antibiotics testing using disc diffusion method. The results of the identification Salmonella spp. positive sample traditional market fresh fish as much as 9 samples (36%), whereas the modern market by 6 positive samples contaminated with Salmonella spp. (30%). The number of bacteria Salmonella spp. from traditional market is about: 3,0×100 – 1,1×103 APM/g; from modern market: 3,0×100 – 2,9×102 APM/g. Based on resistance testing of Salmonella spp. to antibiotics, this bacteria has the highest level of resistance to the antibiotic erythromycin types of 93.75%. Keywords: Salmonella spp., fishery, enumeration, resistant, antibiotic
Salmonella spp. pada produk perikanan dilaporkan cukup tinggi prevalensinya dan erat kaitannya dengan kasus kejadian luar biasa (KLB) seperti demam, mual, muntah dan diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi Salmonella spp. pada produk perikanan segar yang terdiri dari 110 sampel udang, 23 sampel ikan, 4 sampel cumi-cumi, dan 4 sampel kerang serta resistensinya terhadap antibiotik. Sampel diperoleh dari pasar tradisional dan modern di 5 wilayah kotamadya DKI Jakarta dan kota Bogor dengan metode purposive random sampling yang dilakukan dalam kurun waktu Maret 2013-Oktober 2014. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi Salmonella spp. pada hasil perikanan segar adalah sebesar 32% (45/141 sampel). Untuk uji resistensi antibiotik diketahui bahwa isolat Salmonella spp. resisten terhadap minimum 1 jenis antibiotik yaitu 31% resisten terhadap erythromycin, 11% terhadap amoxicillin clavulanic acid, 4% terhadap tetracycline, dan 2% terhadap doxycycline serta nalidixic acid. Satu isolat Salmonella spp. dari sampel kerang, diketahui resisten terhadap 4 jenis antibiotik (multidrug resistance) yaitu tetracycline, erythromycin, nalidixic acid,dan amoxicillin clavulanic acid. Sementara itu, 1 isolat Salmonella spp. resisten terhadap 3 jenis antibiotik (tetracycline, erythromycin dan amoxicillin clavulanic acid) dan 2 isolat resisten terhadap 2 antibiotik (erythromycin dan amoxicillin clavulanic acid). Prevalensi dan multi resistensi Salmonella spp. pada produk perikanan segar ini menunjukkan bahwa peluang kontaminasi bakteri tersebut pada bahan pangan yang umum dikonsumsi masyarakat cukup besar dan hal ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada konsumen.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.