Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan varietas terhadap keragaman serangga serta hasil pada tanaman padi. Penelitian dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Garut pada Bulan November 2017 sampai Maret 2018. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT, Split Plot Design) dengan empat ulangan. Varietas (V) sebagai petak utama (Main Plot) dengan dua taraf, yaitu: varietas Ciherang (v1) dan varietas Sunan Ambu (v2). Jarak tanam (J) berperan sebagai anak petak (Sub Plot) terdiri dari empat taraf, yaitu: Legowo 2:1 20 cm x 20 cm x 40 cm (j1), Tegel 25 cm x 25 cm (j2), Legowo 2:1 30 cm x 30 cm x 50 cm (j3) dan Tegel 30 cm x 30 cm (j4). Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara varietas padi dan jarak tanam terhadap keragaman serangga serta hasil pada tanaman padi. Kombinasi perlakuan varietas Sunan Ambu dengan jarak tanam legowo 2:1 (30 cm x 30 cm x 50 cm) mampu menekan keberadaan serangga hama hingga jumlahnya seimbang dengan serangga predator.Varietas Ciherang menunjukkan penampilan terbaik pada bobot gabah basah per plot. Varietas Sunan Ambu menunjukkan penampilan terbaik pada jumlah malai dan bobot 1000 butir. Jarak tanam legowo 2:1 (30 cm x 30 cm x 50 cm) memberikan pengaruh terbaik pada jumlah malai. Jarak tanam tegel (30 cm x 30 cm) memberikan pengaruh terbaik pada bobot gabah basah per plot. Bobot 1000 butir tidak berbeda nyata untuk semua perlakuan jarak tanam. Kata kunci : Padi, serangga, jarak tanam.
This paper is the result of a literature study which is expected to be of benefit to academics, both students and lecturers, and it is also hoped that the relevant agencies can improve the quality of the departure of Indonesian migrant workers. Sometimes we neglect our duties and responsibilities, one of which is not paying attention to PMI's skills / expertise and only pursuing quota fulfillment targets. So that we need a good planning model between PMI, and a training place to improve the quality of PMI shipments in order to reduce PMI problems abroad. From the various existing literature, mapping strategies to improve the quality of migrant workers must follow the existing rules. From here it is not uncommon for the government, the private sector, or related agencies to encounter obstacles. In this study, the approach used is a qualitative approach, especially by using a systematic procedure for reviewing or assessing documents. The skills / expertise of prospective PMI need to be improved and supervision from the relevant government. In the future, we need a good planning model for training places to improve the quality of PMI shipments in order to reduce PMI problems abroad.
Percobaan dilaksanakan di Kampung Barukai Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut dengan ketinggian 1100 meter di atas permukaan laut dengan nilai reaksi tanah 5,63. Percobaan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2017. Tujuan penelitian adalah mengetahui interaksi antara konsentrasi dan frekuensi aplikasi urin kelinci terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman wortel. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 4 x 3 dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama konsentrasi (m) terdiri dari empat taraf perlakuan, yaitu: m1 = 10 ml/liter air, m2 = 20 ml/liter air, m3 = 30 ml/liter air, m4 = 40 ml/liter air. Faktor kedua frekuensi aplikasi urin kelinci (r) terdiri dari tiga taraf perlakuan, yaitu: r1 = 2 kali, r2 = 4 kali, r3 = 6 kali. Hasil penelitian menunjukan terjadi interaksi antara konsentrasi dan frekuensi aplikasi urin kelinci terhadap panjang buah pada 90 HST. Secara mandiri, konsentrasi urin kelinci 40 ml/liter air menunjukan pengaruh terbaik terhadap tinggi tanaman, bobot buah tanaman dan bobot tanaman per plot. Sementara frekuensi aplikasi urin kelinci sebanyak 6 kali menunjukan pengaruh terbaik pada bobot buah tanaman dan bobot buah per plot. . Kata kunci: Frekuensi aplikasi, Urin kelinci, Wortel
ABSTRAK Tanaman Jagung Pipilan merupakan komoditas tanaman pangan unggulan di Kecamatan Pangatikan Kabupaten Garut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis usahatani jagung pipilan berdasarkan status penguasaan lahan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babakanloa Kecamatan Pangatikan Kabupaten Garut pada bulan Oktober sampai November 2021. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan persentase pengambilan sampel 10% dari jumlah populasi, sehingga diperoleh sampel petani pemilik 18 orang, dan petani penyakap 18 orang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan menganalisis biaya produksi usahatani, penerimaan, pendapatan, dan kelayakan usahatani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata total biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani pemilik sebesar Rp 19.210.239/Ha/Musim Tanam, sedangkan petani penyakap sebesar Rp. 11.145.867/Ha/Musim Tanam. Sistem bagi hasil usahatani jagung pipilan di daerah penelitian untuk petani penyakap adalah 50% dari hasil keseluruhan hasil produksi. Usahatani jagung pipilan yang dijalankan oleh petani pemilik dan petani penyakap layak untuk diusahakan dengan rata-rata nilai R/C rasio sebesar 1,6 untuk petani pemilik, dan nilai R/C rasio sebesar 1,3 untuk petani penyakap. Kata kunci: Analisis Usahatani, Jagung Pipilan, Status Penguasaan Lahan.
Penelitian dilaksanakan untuk mempelajari pengaruh berbagai komposisi media tanam dan dosis pupuk Gandasil D terhadap pertumbuhan tanaman pucuk merah. Penelitian dilaksanakan di Kp. Babakan Jambe Desa Pasawahan Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat, dengan ketinggian tempat 738 m di atas permukaan laut. Jenis tanah adalah Inceptisol dengan kemasaman tanah 6,8. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Juli 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 4 x 4 diulang 2 kali. Faktor pertama komposisi media tanam (M) terdiri atas empat taraf, yaitu : m1 = tanah : bokashi : sekam (50 : 25 : 25), m2 = tanah : bokashi : arang sekam (25 : 50 : 25), m3 = tanah : bokashi : serbuk gergaji (25 : 25 : 50), dan m4 = tanah : bokashi : cocopeat (50 : 25 :25). Faktor kedua dosis pupuk Gandasil D (G) yang terdiri atas empat taraf, yaitu: g1 = 0 gram (kontrol), g2 = 1 gram/polybag, g3 = 2 gram/ polybag, g4 = 3 gram/polybag. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara berbagai komposisi media tanam dan dosis Gandasil D terhadap pertumbuhan tanaman pucuk merah. Pengaruh berbagai komposisi media tanah : bokashi : cocopeat ( 50 : 25 : 25) berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering tanaman, diameter batang, dan panjang akar. Pengaruh dosis pupuk gandasil D, 2 gram/polybag berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering tanaman, diameter batang dan panjang akar. Kata kunci : Media tanam, pupuk Gandasil D, tanaman pucuk merah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.