The historic house of Saoraja Lapinceng was created in 1879 by Andi Muhammad Saleh Daeng Parani Arung Balusu, often known as King Balusu. When Saoraja Lapinceng was established, the building collapsed, shattering glassware such as plates and other kitchenware (in the Bugis language, pinceng means glass). Thus, it was given the name Soraja Lapinceng. The components of a traditional Soraja Lapinceng home are separated into three sections: rakkeang, ale bole, and awa bola. This research seeks to elucidate the relationship between Islam and the Barru community in the architecture of the traditional Saoraja Lapinceng house. Qualitative information derived from field and library studies. The researchers employed historical, archeological, social anthropological, and architectural methods to address these issues. Observation, in-depth interviews with homeowners, community leaders, and the community surrounding the traditional house, as well as the collection of papers and audio recordings, were the data gathering techniques utilized in this study. The results of the study indicate that the concept of Islam in the architecture of the traditional Saoraja Lapinceng house is reflected in the orientation of family furniture, particularly the bed, towards the Qibla. The bedrooms for children and parents are divided, and the bedrooms for boys and girls are also segregated. The water barrel is positioned adjacent to the site's entrance stairs so that those who wish to enter the residence can do so with clean feet. According to Islamic teachings, the home must be clean, and the water barrel is used to collect water for ablution. In accordance with Islamic principles, the toilet cannot face the Qibla. This conforms to the notion of including toilets in the spatial layout of a typical Saorja Lapinceng home. The goal of this study is for individuals to apply the ideals and values of Saoraja Lapinceng traditional house building to the contemporary period.
Artikel ini bertujuan untuk mengkritik kajian Feminis Islam utamanya berkaitan dengan Hadis. Ada empat poin yang utama yang dikritik dalam artikel ini. Pertama, penolakan terhadap hadis. Kedua, celaan terhadap sahabat. Ketiga, meragukan integritas Imam Bukhari. Keempat, reinterpretasi terhadap Hadis. Penulis menggunakan pendekatan ilmu musthalah hadis dalam menelaah dan menganalisa pandangan feminis islam. Penulis menemukan bahwa ada kecenderungan dari feminis untuk menolak hadis yang dianggap sebagai hadis misoginis terlepas apakah hadis tersebut shahih atau tidak. Sehingga dasar dari penilaian kesahihan hadis yang dipergunakan oleh feminis bukan lagi integritas dan ketersambungan sanad akan tetapi kesesuaian dengan nilai-nilai feminism atau tidak. Artikel ini menyimpulkan bahwa ada kecenderungan feminis islam tidak mengusai ilmu musthalah hadis dan cenderung menolak kaidah-kaidah ilmu yang telah ditetapkan oleh ulama demi menyesuaikan makna hadis dengan ide-ide feminism.
This article explains Mandar ethnic group’s local wisdom in West Sulawesi, Indonesia. The research used qualitative methods through interviews and literature studies. Research results indicate that religion is vital for Mandarese people because they use it as the main reference in life. One of the local wisdoms believed by Mandarese people is Malaqbiq. It is a result of thought from religion and culture acculturation. It is a concept of attitudes containing values of respect, honor, and mutual respect. These values can be used as a reference for global community to manage and overcome social problems such as intolerance and social inequality. This local wisdom can also be used by the millennial in countering the world problems. In countering the disruption era, the millennial can prepare themselves by knowing and understanding their own capacity and ability, as well as staying grounded in the social reality around them, so that they are not easily swayed by the changes occurred in society. الملخص توضح هذه المقالة الثقافة المحلية لقبيلة ماندار ((Mandar في سولاويسي الغربية، بإندونيسيا، ويستخدم هذا البحث أساليب نوعية من خلال المقابلات وإجراء الدراسات المكتبية، وتشير نتيجة البحث إلى أن الدين مهم جدا لقبيلة ماندار لأنهم يستخدمونه كمرجع رئيسي في حياتهم. ومن أشكال الثقافات المحلية التي يؤمن بها شعب ماندار هو قيمة ملقبيق (Malaqbiq) أو التهذيب. وهذه القيمة هي نتيجة الوحدة الدينية والثقافية، وهي تحتوي على مفاهيم وسلوكيات تشتمل على قيم التقدير والاحترام المتبادل. ويمكن استخدام هذه القيمة كمرجع للمجتمع العالمي لإدارة قضية التعصب وعدم المساواة الاجتماعية والتغلب عليها. وهذه الثقافات المحلية يمكن استخدامها من قبل جيل الألفية في حل مشاكل العالم لمواجهة عصر الاضطرابات، ويمكن لجيل الألفية إعداد أنفسهم من خلال معرفة وفهم تمكنهم وقدراتهم الخاصة، مع الوقوف على الواقع الاجتماعي من حولهم، بحيث لا يتأثرون بسهولة بالتغيرات التي تحدث في المجتمع. الكلمات المفتاحية؛ الفوضى، الثقافة المحلية، ملقبيق، السحر، كالينداقداق (المثل) Abstrak Artikel ini menjelaskan tentang kearifan lokal suku Mandar di Sulawesi Barat, Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara dan dengan melakukan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agama sangat penting bagi suku Mandar karena mereka menggunakannya sebagai acuan utama dalam kehidupan mereka. Salah satu bentuk kearifan lokal yang diyakini oleh masyarakat Mandar adalah adanya nilai Malaqbiq. Nilai ini merupakan hasil akulturasi agama dan budaya. Di dalamnya terkandung konsep dan perilaku yang mengandung nilai-nilai menghargai dan saling menghormati. Nilai ini dapat dijadikan acuan bagi masyarakat global untuk mengelola dan mengatasi isu intoleransi dan ketimpangan sosial. Kearifan lokal inilah yang dapat dimanfaatkan oleh kaum milenial dalam menghadapi permasalahan dunia untuk menghadapi era disrupsi, kaum milenial dapat mempersiapkan diri dengan mengetahui dan memahami kapasitas dan kemampuannya sendiri, dengan tetap berpijak pada realitas sosial di sekitar mereka, sehingga mereka tidak mudah terombang-ambing oleh perubahan yang terjadi di masyarakat. Kata Kunci: Kekacauan; Kearifan Lokal; Malaqbiq; Sihir; Kalindaqdaq/Peribahasa.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.