Artikel ini bertujuan untuk mengkritik kajian Feminis Islam utamanya berkaitan dengan Hadis. Ada empat poin yang utama yang dikritik dalam artikel ini. Pertama, penolakan terhadap hadis. Kedua, celaan terhadap sahabat. Ketiga, meragukan integritas Imam Bukhari. Keempat, reinterpretasi terhadap Hadis. Penulis menggunakan pendekatan ilmu musthalah hadis dalam menelaah dan menganalisa pandangan feminis islam. Penulis menemukan bahwa ada kecenderungan dari feminis untuk menolak hadis yang dianggap sebagai hadis misoginis terlepas apakah hadis tersebut shahih atau tidak. Sehingga dasar dari penilaian kesahihan hadis yang dipergunakan oleh feminis bukan lagi integritas dan ketersambungan sanad akan tetapi kesesuaian dengan nilai-nilai feminism atau tidak. Artikel ini menyimpulkan bahwa ada kecenderungan feminis islam tidak mengusai ilmu musthalah hadis dan cenderung menolak kaidah-kaidah ilmu yang telah ditetapkan oleh ulama demi menyesuaikan makna hadis dengan ide-ide feminism.
Artikel ini bertujuan mengkaji tentang pemikiran Anregurutta Abdurahman Ambo Dalle dalam bidang hadis serta kontribusi beliau dalam kajian hadis Indonesia. AG Abdurahman Ambo Dalle merupakan salah seorang ulama yang masyhur dari Sulawesi Selatan. Beliau tidak hanya mendirikan Lembaga Pendidikan DDI yang cabangnya tersebar ke seluruh Indonesia, tapi beliau juga produktif dalam tulisan. Kajian ini menemukan bahwa salah satu karya beliau adalah an Nukhbah al Mardiyah yang beliau dedikasikan sebagai sumbangsih terhadap Ilmu Hadis. Kitab ini terdiri dari 3 jilid namun, hanya dua yang berhasil ditemukan. Jilid pertama berisi kumpulan hadis, sedangkan pada jilid yang kedua merupakan tanggapan beliau terhadap fenomena masyarakat yang terjadi pada zaman beliau.
Artikel ini bertujuan untuk meneliti metode penafsiran pada zaman Nabi Muhammad Saw. Baik penafsiran yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ataupun oleh para sahabat. Pada saat wahyu masih turun, Nabi Muhammad menjelaskan kepada para sahabatnya makna dari pada ayat Al Quran, akan tetapi tidak semua ayat dijelaskan secara terperinci oleh Nabi Muhammad saw. Sahabat memahami ayat al Quran dari penjelasan Nabi Muhammad Saw dan juga dari pemahaman mereka sendiri. Karena al Quran turun sesuai dengan Bahasa mereka. Peneliti menemukan bahwa sahabat pun melakukan penafsiran secara bil ra’yi. Walaupun demikian tafsiran sahabat akan dikonfirmasikan kepada Nabi Muhammad. Ada yang kemudian diluruskan oleh Nabi Muhammad Saw dan ditunjukkan makna yang benar dan ada pula yang dibenarkan oleh Rasulullah dan tidak menyalahkannya. Peneliti menyimpulkan bahwa penafsiran dengan pendapat atau bil ra’yi memiliki akar sejak zaman Nabi Muhammad Saw.
This research addresses the Mursal Hadith in the Musannaf (compilation) of Ibn Abi Shaybah, by collection them from the Book of Oath, Vow, Atonement. They are studied in term of matn (their text) and sanad (chain of narration). A brief introduction of the narrator of the musannaf is also given. Attestation of the hadith in other books is examined and the status of hadith is determined, whether they remain daif (weak) or upgraded to be hasan li gharihi. This is concluded with some available jurisprudence. The researcher used the inductive method to collect mursal hadith in the Musannaf of Ibn Abi Shaybah from the Book of Oath, Vow, Atonement and used the critical approach on the attestation in other books and determine the status of the hadith and used the analytical method to conclude on some jurisprudence of the Mursal Hadith. As a result, the researcher found most of mursal hadith in the musannaf eligible to be upgraded into hasan li gharihi. And the rest remain daif due the unavailable attestation in another book or weaken narrator.
Secara garis besar umat Islam terbagi ke dalam dua golongan besar, yaitu Syiah dan Sunni. Perbedaan Syiah dan Sunni telah tejadi sejak abad-abad pertama peradaban Islam. Maka muncullah ide At Taqarub baena Syiah wa Sunni. Berbagai usaha telah dilakukan untuk merealisasinya. Oleh karena itu, artikel ini mengkaji tentang bagaimana peluang terwujudnya At Taqarub antar syiah dan Sunni. Kajian ini menggunakan kajian Pustaka, dengan meneliti karya-karya tulis dari kedua aliran untuk mencari kemungkinan terjadinya At Taqarub. Penulis menemukan bahwa perbedaan antara syiah dan sunni sangat besar bahkan sudah sampai kepada masalah-masalah ushuli. Karena itu, At Taqarub antara keduanya tidak bisa terjadi tanpa ada konpromi terhadap masalah aqidah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.