Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui pelaksanaan konseling teman sebaya, 2) mengetahui keefektifan konseling teman sebaya meningkatkan keterampilan interpersonal siswa. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan bimbingan dan konseling. Subjek uji coba terbatas terdiri dari 34 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konseling teman sebaya dapat meningkatkan keterampilan interpersonal melalui 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan skor rata-rata pre test 963 dan pada saat post test 1.084 atau meningkat 121 poin. Sehingga konseling teman sebaya meningkatkan keterampilan interpersonal siswa terbukti efektif. Guru bimbingan dan konseling disarankan dapat menerapkan konseling teman sebaya secara kontinyu dan bekerja sama dalam melakukan pembinaan dan pendampingan dalam meningkatkan kompetensi konselor sebaya.Kata Kunci: Konseling Teman Sebaya; Komunikasi Interpersonal I. PENDAHULUAN Aktivitas yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari hari oleh seseorang yakni berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi tersebut dapat terjadi baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam lingkungan keluarga interaksi dapat terjadi antara sesama anggota keluarga, baik orang tua dengan anak maupun sebaliknya. Dalam lingkungan sekolah interaksi dapat terjadi antara sesama warga sekolah yang ada dalam lingkungan sekolah tersebut. Dalam lingkungan masyarakat, interaksi seseorang akan meluas baik dengan teman akrab, teman sepermainan, dan orang dewasa lainnya tergantung sejauh mana individu mampu menempatkan diri.Komunikasi dapat terjadi baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Dalam bentuk verbal misalnya sekedar bertegur sapa, diskusi, wawancara, debat. Bentuk non verbal dapat berupa gerakan dari anggota tubuh, misalnya mendengarkan, mengangguk tanda setuju, sentuhan. Demikian pula ketika siswa memasuki lingkungan sekolah, ia akan melakukan komunikasi dengan teman-temannya. Komunikasi dalam bentuk verbal dapat dilakukan tegur sapa dengan teman-teman. Sedangkan dalam bentuk non verbal dapat dilakukan dengan merangkul teman atau melambaikan tangan ketika namanya dipanggil oleh temannya.Siswa yang berada pada usia remaja, perlu untuk menjalin hubungan sosial yang baik dengan lingkungannya. Dalam masa remaja hal yang terpenting dan juga tersulit adalah penyesuaian diri dengan meningkatkannya pengaruh kelompok teman sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial, dan nilai-nilai baru dalam seleksi pemimpin [1]. Pada masa ini terdapat tiga proses sosial yang dilalui oleh remaja diantaranya berperilaku dapat diterima secara sosial, memainkan peran dilingkungan sosialnya, memiliki sikap positif terhadap kelompok sosialnya [2].
Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan prestasi akademik mahasiswa setelah diberikan penguatan nilai-nilai karakter dalam layanan penguasaan konten. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan dengan bentuk penelitian tindakan bimbingan dan konseling. Teknik pengumpul data yaitu studi dokumenter dan observasi lansung. Alat pengumpul data yang digunakan adalah dokumentasi berupa kartu hasil studi dan panduan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan nilai karakter dalam layanan penguasaan konten dapat meningkatkan prestasi akademik mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia Pontianak.
<p>Tradisi pernikahan Melayu Sambas sampai saat ini masih terlaksana, sayangnya nilai-nilai dari tradisi tersebut kurang dipahami, dihayati dan dijunjung bagi kedua mempelai pengantin dalam membangun dan menjalani kehidupan berkeluarga. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi pemahaman terhadap peran suami atau peran istri, yang sangat krusial terjadinya disfungsi keluarga. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan model hipotetik Bimbingan dan Konseling (BK) Keluarga berbasis tradisi pernikahan Melayu Sambas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah <em>Mix Methode</em>dengan bentuk penelitan <em>Research and Developmen</em>t (R & D). Subjek penelitian ini berjumlah 8 orang, mereka adalah 6 praktisi budaya dan 2 akademisi yang berasal dari Kabupaten Sambas. Teknik pengumpul data yaitu teknik wawancara lansung dan studi dokumenter. Berdasarkan <em>Focus Group Discussion</em> (FGD) disimpulkan bahwa model hipotetik BK Keluarga berbasis tradisi melayu sambas sesuai untuk diterapkan untuk masyarakat melayu Sambas dan masyarakat melayu sekitarnya.</p>
Abstrak. Tujuan dalam penelitian ini adalah: mendeskripsikan perencanaan layanan informasi dengan media visual oleh guru Bimbingan dan Konseling untuk mencegah dampak negatif Sosial Media, Mendeskripsikan pelaksanaan layanan informasi dengan media visual oleh guru Bimbingan dan Konseling untuk mencegah dampak negatif Sosial Media pada siswa, Mendeskripsikan perilaku siswa setelah diberikan layanan informasi untuk mencegah dampak negatif Sosial Media dengan media visual.metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan. Subjek penelitian ini berjumlah 33 orang. Hasil penelitian ini Perencanaan layanan informasi dengan menggunakan media visual oleh guru Bimbingan dan Konseling untuk mencegah dampak negatif Sosial Media, meliputi; merancang program bimbingan dan konseling, memilih dan menentukan jenis bimbingan yang tepat. Pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media visual meliputi penginformasian materi bimbingan, pemilihan materi dan penjelasan yang cocok dengan siswa, penekanan terhadap pembahasan yang dianggap penting dan penjelasan tentang keterkaitan antar materi layanan informasi, evaluasi berupa penilaian di akhir proses pemberian layanan informasi dan tindak lanjut. Terjadi peningkatan perilaku siswa setelah diberikan layanan informasi yakni dengan pencapaian persentase pada siklus I sebesar 43,33% dan meningkatkan menjadi 83,33% pada siklus II.Kata Kunci: Layanan Informasi; Dampak Negatif Media Sosial; Media Visual I. PENDAHULUAN Arus perkembangan teknologi ini bagaimana pun tak akan bisa kita bendung, sebagian besar anak dan remaja saat ini telah familiar dengan internet yang menghadirkan berbagai informasi dan beragam cara berkomunikasi secara jarak jauh. Banyak hal positif sebenarnya yang dapat dirasakan dengan adanya perkembangan teknologi seperti ini, terutama di bidang pendidikan. Melalui Sosial Media (social media), siswa dapat membuat komunitas mata pelajaran sebagai sarana diskusi tentang materi pelajaran atau dapat digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi secara akrab antara guru dengan siswa. Jejaring sosial tersebut bergam jenisnya mulai dari facebook, twitter, Instagram, Whatsup, Snapchat, Blackberry Messengger.Pada umumnya media sosial tersebut mampu menghipnotis ribuan remaja yang di dunia ini, dengan waktu singkat alat komunikasi dunia maya ini sudah mampu menarik minat masyarakat untuk mencobanya. Tak segansegan para orang tua pun ikut terhipnotis dalam pergaulan dunia maya tersebut.Dampak positif dan negatif pasti akan kita temukan dalam melakukan atau berhubungan di dunia maya dengan jejaring internet tersebut.Pada dasarnya, Sosial Media ini dapat memotivasi diri kita sendiri agar lebih baik dan tanpa merugikan pendidikan yang telah kita dapatkan, jika kita mampu memanfaatkan dunia jejaring tersebut dengan arif yang berdasarkan atas norma-norma yang ada. Sehingga tidak akanada lagi orang yang dirugikan oleh Sosial Media ini dan justru akan berdampak positif bagi kita.Peran guru Bimbingan dan Konseling dalam upaya mengatasi dampak negatif Sosial ...
<p align="center"><strong>Abstrak</strong><strong></strong></p><p align="center"><strong> </strong></p>Pengembangan paket konten merupakan kegiatan penyusunan paket layanan guru-guru bimbingan dan konseling. Penyusunan paket layanan ini bertujuan untuk memfasilitasi para guru dan siswa dalam rangka membantu perkembangan dalam setiap aspek pada fase perkembangan siswa. Tujuan dari pengabdian ini adalah:1) memfasilitasi dan menstimulasi perkembangan siswa, 2) Mengatasi hambatan perkembangan siswa pada setiap aspek perkembangan, 3) Menuntaskan ketercapaian tugas perkembangan, 4) Memfasilitasi guru Bimbingan dan Konseling dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan pengabdian telah membantu guru Bimbingan dan Konseling dalam memberikan layanan bagi siswa.
Inferiority problems faced by students from the interior or the region are of concern to stakeholders in the field of guidance and counseling. Guidance and Counseling in College is an effort to help students to develop themselves personally, learningly, socially and career. The method used in this study is a descriptive method with its form of research action counseling guidance classes. Based on the results of research that has been conducted by researchers that group guidance services are effective against the regulation of student infiority from IKIP PGRI Pontianak. The conclusion in this study is 1) a picture of student infiority regulation of medium origin, 2). The implementation of effective group guidance services against inland student infiority regulations which include: planning, implementation, evaluation, observation and follow-up goes well in accordance with the plan that has been prepared or made. 3) Effective group guidance services against student infiority regulation from the interior this is proven to be a change in behavior. The advice that can be given is; 1) Campus Counseling service units can create programs that suit the needs of students, 2). The results of this study can be used as a reference to obtain further guidance. 3). For study programs intensify services for students by increasing student activities.
Students who have learning difficulties are different from children who have learning problems. learning difficulties in this study focused on impaired children's ability to distinguish letters and write numbers. One of the learning difficulties experienced by students is dyslexia. The purpose of this study was to determine student learning difficulties (dyslexia) of elementary school students in Segedong District. The method used in this research is descriptive method. The stages of the method in this study were in the form of instrument design, interview data collection, observation and data analysis. Based on the results of the study there were 10 students who had symptoms of dyslexia out of a total of 133 students or 7.5% of students who had dyslexia. Most symptoms
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.