Gambaran klinis Penyakit Ginjal Kronik (PGK) terlihat nyata bila ureum darah lebih dari 200 mg/dl. Uremia menyebabkan gangguan fungsi hampir semua sistem organ seperti; gangguan cairan dan elektrolit, metabolikendokrin, neuromuskular, kardiovaskular dan paru, kulit, gastrointestinal, hematologi serta imunologi. Hemodialisis merupakan suatu usaha untuk mengurangi gejala uremia tersebut, sehingga gambaran klinis pasien juga dapat membaik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran klinis penderita PGK yang menjalani hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional. Sampel mencakup semua pasien PGK yang menjalani hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2015 yang memenuhi kriteria inklusi, sehingga didapatkan sebanyak 104 sampel. Jenis data adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medik. Hasil penelitian menunjukkan kebanyakan pasien adalah kelompok usia 40-60 tahun sebanyak 62,5% dan sebagian besar jenis kelamin pria sebanyak 59 pasien (56,7%). Gambaran klinis paling banyak berupa keadaan gizi sedang 94,2%, diikuti dengan kadar Hb 7-10g/dl 68,3%, konjungtiva anemia 62,5%, edema perifer 53,8%, hipertensi derajat 1 32,7%, lemah, letih, lesu sebanyak 30,8%, dan mual 12,5%. Simpulan penelitian ini adalah gambaran klinis penderita PGK yang menjalani hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang terbanyak yaitu anemia hipertensi derajat satu, keadaan gizisedang, konjungtiva anemia, dan edema perifer.
AbstrakAnemia merupakan salah satu masalah utama pada pasien penyakit ginjal kronik. Tinggi rendahnya laju filtrasi glomerulus mempengaruhi kejadian anemia pada penyakit ginjal kronik. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan kejadian anemia dengan penyakit ginjal kronik pada pasien yang dirawat di Bagian Penyakit Dalam tahun 2010. Penelitian yang dilakukan merupakan survei analitik dengan menggunakan design penelitian cross sectional study. Penelitian menggunakan data sekunder yang diambil dari sub bagian Rekam Medik (Medical Record) RSUP dr. M Djamil Padang dari Juni–Desember 2012 dengan jumlah sampel adalah 67 pasien penyakit ginjal kronik. Ditemukan angka kejadian anemia pada pasien penyakit ginjal kronik sebesar 98,5% dengan rata-rata kadar Hb sebesar 7,3 g/dl dan rata-rata laju filtrasi glomerulus adalah 8,81 ml/menit/1.73m2. Dari hasil uji korelasi Pearson diperoleh hasil adanya hubungan kejadian anemia dengan penyakit ginjal kronik di RSUP dr M Djamil Padang dengan p = 0,00 (p < 0,05). Kesimpulan hasil penelitian ini adalah semakin rendah laju filtrasi glomerulus menunjukkan semakin rendah juga kadar hemoglobin pada pasien penyakit ginjal kronik.Kata kunci: anemia, penyakit ginjal kronik, laju filtrasi glomerulus AbstractAnemia is one of the major problems in patients with chronic kidney disease. High and low glomerular filtration rate affect the incidence of anemia in chronic kidney disease. The objective of this study was to identify the relationship of anemia on patients with chronic kidney disease in the Internal Medicine. The type of this research was analytic studies using a cross sectional study research design from June–December 2012 . This study used secondary data taken from Medical Record department of dr. M. Djamil hospital with samples of the entire medical record is 67 persons chronic kidney disease patients in 2010. The result found the incidence of anemia in chronic kidney disease patients was 98.5%, with an average hemoglobin level at 7.3 g/dl and mean glomerular filtration rate was 8.81 ml /min/1.73m2. Pearson correlation of test results obtained by the result of the relationship of anemia on patients with chronic kidney disease at dr M Djamil Padang Hospital with p = 0.00 (p <0,05). The low rate of glomerular filtration rate also showed by the low level of hemoglobin in patients with chronic kidney disease Keywords: anemia, chronic kidney disease, glomerular filtration rate
AbstrakHipertensi merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Sekitar 95% hipertensi adalah hipertensi primer dan 5% adalah hipertensi sekunder. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien hipertensi di bangsal rawat inap SMF penyakit dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan observasional. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder berupa rekam medik periode 1 Januari sampai31 Desember 2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling dan didapatkan 143 sampel. Dari hasil penelitian, didapatkan 97.9% adalah pasien hipertensi primer dan sisanya hipertensi sekunder. Persentase kelompok usia ≥ 60 tahun didapatkan paling banyak, yaitu 37.1%. Dari jenis kelamin, wanita lebih banyak dari pria, yaitu 64.3%.59.4% hipertensi adalah derajat II dan sisanya hipertensi derajat I. Amlodipin merupakan obat antihipertensi yang sering digunakan dengan persentase 31.6%. Gagal jantung merupakan komplikasi yang paling sering didapat dengan persentase 36,1%. Kesimpulan penelitian ini adalah sebagian besar pasien hipertensi adalah hipertensi primer, kelompok terbanyak usia ≥ 60 tahun, wanitalebih banyak daripada pria, hipertensi derajat II lebih banyak, amlodipin paling banyak digunakan, dan gagal jantung merupakan komplikasi yang paling seringKata kunci: hipertensi, karakteristik hipertensi, gagal jantungAbstractHypertension is one of the non-communicable disease that grow health problems in Indonesia. Approximately 95% of hypertension is essential hypertension and 5% is secondary hypertension. The objective of this research was to investigate characteristic of hypertensive patient in hospitalization ward functional medical staff internal medicine department of RSUP Dr. M. Djamil Padang in 2013. The research methods used was descriptive with observational approach. Sample collection was conducted by using secondary data from medical records period January 1st until December 31th, 2013. Sampling was conducted with a total sampling and obtained 143 samples.From the research, obtained that 97.9%is patient with primary hypertension and the rest is secondary hypertension. The percentage of the agegroup ≥ 60 years is earned the most,that is 37.1%. By gender, women is more than men is 64.3%. 59.4% hypertension is stage II and the rest is stage I hypertension. Amlodipine is antihypertensive drugs that often used with a percentage of 31.6%. Heart failure is a complication that is the most often obtained with a percentage of 36.1%.The conclusion of this research is majority of hypertensive patients is primary hypertension, group age ≥ 60 years is the most, women is more than man, more stage II hypertension, amlodipin is the most used, and heart failure is he most often complication.Keywords: hypertension, characteristic of hypertension, heart failure
AbstrakPenyakit hipertensi tidak dapat disembuhkan dan berkaitan erat dengan penurunan usia harapan hidup. Penderita hipertensi juga sering kali disertai oleh penyakit penyerta. Umumnya, golongan obat antihipertensi yang dikenal yaitu, diuretik, ACE Inhibitor, Angiotensin Reseptor Bloker, Canal Calcium Blocker, and Beta Blocker. Terapi yang diberikan pada penderita hipertensi tanpa penyakit penyerta dan dengan penyakit penyerta tentunya berbeda. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penggunaan obat antihipertensi antara pasien hipertensi esensial dengan penyakit penyerta dan yang tidak disertai dengan penyakit penyerta di poliklinik RSUD Dr. M. Djamil, Padang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan mengambil data dari rekam medik. Data dari 380 pasien yang dikumpulkan selama periode Januari 2011 sampai dengan Desember 2011. Jumlah subjek ditentukan dengan teknik total sampling. Dari data penelitian didapatkan bahwa 277 pasien hipertensi tanpa penyakit penyerta dan sebanyak 103 pasien hipertensi dengan penyakit penyerta. Komposisi dari 103 pasien hipertensi dengan penyakit penyerta yaitu 63 pasien dengan diabetes melitus, 13 pasien dengan PJK, 13 pasien dengan stroke, 7 pasien dengan gagal jantung, 4 pasien dengan pasca infark miokard, 3 pasien dengan gagal ginjal kronik. Berdasarkan data penelitian didapatkan penggunaan obat antihipertensi yang sering digunakan yaitu Hidroklortiazid (35,5%), Captopril (26,2%), Valsartan (20,6%), Amlodipin (15,2%), dan obat antihipertensi lain (2,5%). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa hipertensi dengan penyakit penyerta terbanyak adalah diabetes melitus dan penggunaan obat terbanyak berasal dari golongan diuretik yaitu penggunaan Hidroklortiazid. Kata kunci: obat antihipertensi, hipertensi, diuretik AbstractHypertension can not be cured and is closely related to a decrease in life expectancy. Patients with hypertension are also often accompanied by complience indication. Generally, antihypertensive drug classes are known, namely, diuretic, ACE Inhibitor, Angiotensin Reseptor Bloker, Canal Calcium Blocker, and Beta Blocker. Therapy which given to patients with or without complience indications is certainly different. The objective of this study was to determine the usage of anti-hypertension medicine in essential hypertension patients with or without complience indications in policlinic of General Hospital Dr. M. Djamil Padang. This was a descriptive study which the data were taken from medical record. The 380 patient's data in period January 2011 -December 2011. The number of subjects was determined by the total sampling. The data showed 277 hypertension patients without complience indications and 103 hypertension patients with complience indications. Compositions of 103 hypertension patients with complience indications are 63 patients with diabetes mellitus, 13 patients with PJK, 13 patients with stroke, 7 patients with heart failure, 4 patients with post-infarct myocardium, and 3 patients with chronic kidney failure. Concerning the usage of an...
AbstrakDepresi merupakan salah satu dari gangguan mood yang utama. Tanda dan gejala lain gangguan mood adalah perubahan tingkat aktivitas, kemampuan kognitif, pembicaraan dan fungsi vegetatif seperti tidur, nafsu makan, aktivitas seksual dan irama biologis lainnya. Perubahan tersebut hampir selalu menyebabkan gangguan fungsi interpersonal, social, dan pekerjaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat depresi pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional study. Subjek diambil dari seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi menggunakan teknik total sampling, Subjek yang memenuhi kriteria inklusi diwawancarai menggunakan The HamiltonRating Scale For Depression dari seluruh populasi didapatkan 16 subjek yang memenuhi kriteria. Hasil yang didapatkan ialah 9 responden (56,25%) tidak mengalami depresi, depresi ringan 6 responden (37,50%) dan depresi sedang 1 responden (6,25%). Dapat disimpulkan tingkat depresi terbanyak pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUP DR. M. Djamil tahun 2013 adalah tingkat depresi ringan. Karakteristik responden terbanyak yang mengalami depresi adalah sebagai berikut: umur 40-49 tahun, perempuan, menikah, berpendidikan terakhir SMA, pekerjaan ibu rumah tangga dan tidak bekerja. Kata kunci: depresi, penyakit ginjal kronik, hemodialisis AbstractDepression is one of the major of mood disorders. Other signs and symptoms of mood disorders are changes in the level of activity, cognitive ability, speech and vegetative functions such as sleep, appetite, sexual activity and other biological rhythms. Such changes always lead to malfunction of interpersonal, social and employment. The objective of this study was to describe the level of depression in patients with chronic kidney disease who undergoing hemodialysis at RSUP Dr. M. Djamil Padang. This was a descriptive study using a cross sectional design. Subject were taken from the entire population who met the inclusion criteria using total sampling technique, subject who met the inclusion criteria were interviewed using the Hamilton Rating Scale for Depression, of the entire population obtained 16 subjects that meet the criteria. From this study, a 9 respondents (56.25%) did not experience depression, 6 respondents (37.50%) mild depression and 1 respondent (6.25%) moderate depression. It can be concluded highest rates of depression in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis at RSUP DR. M. Djamil Padang in 2013 in the level of mild depression. Most characteristics of the respondents who were depressed were as follows :age 40-49 years, female, married, educated, past high school, housewives work and do not work, 13-18 months undergoing hemodialysis.
AbstrakHipertensi didefinisikan dengan tekanan darah sistolik Hipertensi tidak hanya menyerang di usia tua saja, tetapi remaja juga bisa mengalaminya. Aktivitas yang padat pada remaja dan dewasa muda mengakibatkan mereka cenderung mengalami gangguan tidur yang merupakan salah faktor resiko terjadinya kenaikan tekanan darah. Tujuan penelitian ini ad kualitas tidur dan tekanan darah pada pelajar kelas 2 SMA N deskriptif dengan sampel adalah 153 orang siswa kelas 2 SMA Ne eklusi. Penilaian kualitas tidur dengan menggunakan kuesioner Pittsb darah dengan menggunakan sphygmomanometer air raksa dan stetoskop. Data dianalisis menggunakan independent". Hasil penelitian menunjukkan kualitas tidur buruk sebanyak 106 orang (69,3%) dan baik sebanyak 47 orang (30,7%). Rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik subjek adalah 1 analisis data statistik kualitas tidur dengan tekanan darah sistolik didapatkan p=0,000 dan diastolik did p=0,000. Simpulan studi ialah terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05). Abstract Hypertension is defined by systolic blood pressureHypertension is not only attacking in old age, but teens can also experience it. Solid activity in adolescents and young adults result they tend to experience sleep disturbances, whicThe objective of this study was to determine relationship between the sleep quality and student SMA Negeri 10 Padang. This research was conducted in SMA Negeri 10 Padang. Th descriptive analytic sample was 153 students of class 2 SMA Negeri 10 Padang including inclusion and exclusion criteria. Sleep quality assessment using questionnaires Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), and blood pressure using a sphygmomanometer and stethoscope. Data were analyzed using the statistical test "T results showed poor sleep quality were 106 persons (69.3%) and a good many as 47 people (30.7 %). Average systolic and diastolic blood pressure of subjects wa data quality sleep systolic blood pressure obtained difference (p<0.05).
Abstrak Gambaran klinis Penyakit Ginjal Kronik (PGK) terlihat nyata bila ureum darah lebih dari 200 mg/dl. Uremia menyebabkan gangguan fungsi hampir semua sistem organ seperti; gangguan cairan dan elektrolit, metabolikendokrin, neuromuskular, kardiovaskular dan paru, kulit, gastrointestinal, hematologi serta imunologi. Hemodialisis merupakan suatu usaha untuk mengurangi gejala uremia tersebut, sehingga gambaran klinis pasien juga dapat membaik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran klinis penderita PGK yang menjalani hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional. Sampel mencakup semua pasien PGK yang menjalani hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2015 yang memenuhi kriteria inklusi, sehingga didapatkan sebanyak 104 sampel. Jenis data adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medik. Hasil penelitian menunjukkan kebanyakan pasien adalah kelompok usia 40-60 tahun sebanyak 62,5% dan sebagian besar jenis kelamin pria sebanyak 59 pasien (56,7%). Gambaran klinis paling banyak berupa keadaan gizi sedang 94,2%, diikuti dengan kadar Hb 7-10g/dl 68,3%, konjungtiva anemia 62,5%, edema perifer 53,8%, hipertensi derajat 1 32,7%, lemah, letih, lesu sebanyak 30,8%, dan mual 12,5%. Simpulan penelitian ini adalah gambaran klinis penderita PGK yang menjalani hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang terbanyak yaitu anemia hipertensi derajat satu, keadaan gizi sedang, konjungtiva anemia, dan edema perifer. AbstractClinical features of Cronic Kidney Disease (CKD) will appear if urea blood levels is more than 200 mg/dl. Uremia can cause malfunctioning of all organ systems, such as; disorder of fluid and electrolyte balance, endocrinemetabolic, neuromuscular, cardiovascular and lung, skin, gastrointestinal, hematology and immunology systems. The objective of this study was to determine the clinical features of patients with CKD that undergoing hemodialysis at RSUP Dr. M. Djamil Padang. This was a descriptive observational method based on secondary data obtained from medical records. Samples included all patients with CKD underwent hemodialysis at RSUP Dr. M. Djamil Padang in 2015 who were fulfilled inclusion criteria, with total 104 samples. Data were analyzed by using univariate analysis. The study showed that patients with CKD were mostly at ranged 40 to 60 years (62.5%) and predominantly men (59 patients, 56.7%). The most clinical features of the patient were moderate nutritional status (94.2%), with Hb concentration 7-10g/dl (68.3%), conjunctival anemia (62.5%), peripheral edema (53.8%), stage 1 hypertension (32.7%), weakness and tired (30.8%), and nausea (12,7%). The conclusion is the most common clinical features of the patients with CKD undergoing hemodialysis at RSUP Dr. M. Djamil Padang were anemia, with first stage hypertension, moderate nutritional status and peripheral edema.
AbstrakPenyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kelainan struktural atau fungsi yang terjadi lebih dari 3 bulan dan mempunyai implikasi terhadap kesehatan serta diklasifikasikan berdasarkan penyebab, laju flitrasi glomerulus (LFG) dan albuminuria. Komplikasi serius yang ditimbulkan PGK dapat berupa malnutrisi, kelebihan cairan, perdarahan, serositis, depresi, gangguan kognitif, neuropati perifer, infertilitas dan Infeksi. Untuk mencegah komplikasi tersebut, diperlukan indikasi dan waktu yang tepat untuk memulai terapi dialisis pada pasien PGK. AbstractChronic Kidney Disease (CKD) is a structural or functional abnormality that occurs more than 3 months and has health implications and is classified based on causes, glomerular filtration rate (GFR) and albuminuria. Serious complications caused by CKD can include malnutrition, excess fluid, bleeding, serositis, depression, cognitive impairment, peripheral neuropathy, infertility and infection. To prevent these complications, it is necessary to indicate and the right time to start dialysis therapy in CKD patients.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.