<p class="Abstrak"><strong>Abstract:</strong> The goal of this research to investigate the social values of Madura’s. The values are about love value and responsibility value and it can be personal concept of altruist conselor. This methode used qualitative approach with gadamerian hemeneutics. Gadamerian hemeneutics means to understand and interprete text by including interact between text and researcher. The outcome of this research told (1) there are nine characteristics as value are categorized as fair bearings that can be developed becom altruist personal characteristic that is willing to sacrifice, affection, kindheart and care. (2) there are nine characteristics of responbilities value that are categorized as four bearings that can be devolopedbecome altruist personal characteristic that is willing to sacrifice, not selfish, sensitive, and care.</p><strong>Abstrak:</strong> Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji nilai-nilai sosial di dalam syair lagu Madura, nilai-nilai tersebut yakni nilai <em>ase </em>(kasih sayang) dan nilai <em>tangghung jawab</em> (tanggung jawab) yang kemudian dapat diambil menjadi konsep pribadi altruis konselor. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis hermenutika Gadamerian. Hermeneutika Gadamerian bermaksud untuk memahami dan menafsirkan teks dengan melibatkan interaksi antara teks dan peneliti (penafsir). Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat sembilan ciri nilai <em>ase </em>yang dikategorikan menjadi empat sikap yang dapat dikembangkan menjadi karakteristik pribadi altruis yakni<em> </em>bersedia berkorban, penuh kasih sayang, murah hati, dan peduli. (2) terdapat sembilan ciri nilai <em>tangghung jawab </em>yang dikategorikan menjadi empat sikap yang dapat dikembangkan menjadi karakteristik pribadi altruis, yakni<em> </em>bersedia berkorban, tidak egois, peka, dan peduli.
Penelitian ini menguraikan tentang nilai-nilai moral dalam tradisi Asapoan sebagai potret kerukunan masyarakat desa Lancar. Asapoan artinya menyapu. Asapoan dalam tradisi ini ialah menyapu halaman rumah mertua pada keesokan hari setelah menggelar acara pernikahan. Kekhasan dan keunikan dari Asapoan adalah dilakukan oleh pengantin laki-laki walau hanya dengan tiga kali sapuan atau walau hanya dengan mengambil beberapa sampah dan dilakukan dipagi buta. Dari pelaksanaan tradisi Asapoan terdapat nilai-nilai moral yang dapat dikaji lebih jauh. Nilai-nilai moral dalam tradisi Asapoan ini menjadi dasar pembentukan dan penggambaran masyarakat yang rukun yakni dilihat dari implementasi nilai-nilai moral tersebut dalam kehidupan sehari-hari masyarakat desa Lancar. Fokus penelitian ini yaitu ingin mengetahui nilai-nilai moral yang terdapat dalam tradisi Asapoan dan identitas masyarakat desa yang tergambar dalam nilai-nilai moral tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan FGD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sembilan nilai moral yang dikaji yaitu menghormati, menghargai, disiplin, menjalin silatrrahmi, sopan dan santun, patuh, kasih sayang, bijaksana, dan hidup rukun. Implementasi nilai-nilai tersebut tergambar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat desa Lancar, yakni pola interaksi dengan orang tua, guru, dan antar tetangga. Adapun nilai-nilai moral yang diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat Lancar yang menggambarkan sikap kerukunan masyarakat desa Lancar dikategorikan menjadi tiga bentuk sikap rukun, yaitu toleransi, persaudaraan, dan perdamaian. This research will describe the moral values in the Asapoan tradition as a portrait of the harmony of the Lancar village community. Asapoan means to sweep. Asapoan in this tradition is sweeping the parents-in-law's yard the next day after holding a wedding. The peculiarity and uniqueness of the tradition in this tradition is that the bridegroom does Asapoan , even if it is only three sweeps or even if it is only by picking up some trash and doing it early in the morning. From the implementation of the Aspoan tradition, there are moral values that can be studied further. The moral values in the Aspoan tradition form the basis for the formation and depiction of a harmonious society, which is seen from the implementation of these moral values in the daily life of the Lancar village community. The focus of this research is to find out the moral values contained in the Asopoan tradition and the identity of the village community which is reflected in these moral values. The research method used is descriptive qualitative method with data collection techniques of interviews, observation, and FGD. The results of the study show that there are nine moral values studied, namely respect, respect, discipline, establishing friendship, polite and courteous, obedient, affectionate, wise, and living in harmony. The implementation of these values is reflected in the daily life of the Lancar village community, namely the pattern of interaction with parents, teachers, and between neighbors. The moral values that are implemented in the life of the Lancar community which describe the harmonious attitude of the Lancar village community are categorized into 3 forms of harmonious attitude, namely tolerance, brotherhood, and peace.
Islam adalah agama yang memberikan kebebasan kepada umatnya untuk memeluk agamanya. Dan tentu saja dalam islam juga dianjurkan untuk menyempurnakan separuh keimanannya salah satunya dengan menikah dan memiliki keturunan. Karena dalam pernikahan itu adanya tujuan-tujuan yang akan dicapai. Dari anjuran ini, pasti adanya hikmah atau pelajaran yang bisa kita ambil hikmahnya di dalam membangun rumah tangga kedepannya. Pada penelitian kali ini peneliti mendeskripsikan bahwa dengan adanya program bimbingan pranikah yang diadakan maka diharapkan akan menjadikan sebuah keluarga yang harmonis, keluarga yang aman, damai, dan yang terpenting adalah keluarga yang bisa mewujudkan pertahanan keluarganya supaya menjadikannya sebagai keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan terpenting dari pernikahan itu sendiri sebagaimana yang ada dalam Q.S ar-Rum ayat 21 dimana didalam ayat itu menjelaskan bahwa dari pernikahan itu kita dapat memperoleh yang namanya ketentraman, kenyamanan, rasa kasih sayang, cinta dan lain sebagainya.
Penelitian ini merupakan bimbingan yang diberikan kepada mahasantri berupa nilai-nilai ajaran agama Islam sehingga menjadikan mereka muslimah yang sejati. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dan hasil dari bimbingan rohani islam yang diterapkan kepada mahasantri baru. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif deskriptif, karena ingin menggambarkan dan mendeskripsikan apa adanya data tentang pelaksanaan bimbingan rohani Islam untuk meningkatkan religiusitas mahasantri baru. Sedangkan alat pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian ini terdiri dari dua subjek yaitu ustadzah bagian peribadatan dan mahasantri baru program intensif di Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan. Adapun hasil dari penelitian menunjukkan bimbingan rohani Islam yang diberikan berupa kegiatan bimbingan spiritual yaitu: wajib shalat berjama’ah, disunnahkan shalat tasbih, dzikir, shalat tahajjud, shalat sunnah ba’diyah dan qobliyah dan membaca Al-qur’an. Metode yang digunakan adalah metode ta’widiyah (pembiasaan), tulisan, mau’izhah (nasehat), Demonstrasi dan meniru atau jibril. Sedangkan materi yang digunakan berupa akidah. Adapun hasil dari pelaksanaan bimbingan rohani Islam adalah meningkatkan keimanan, dan ketakwaan mahasantri baru, memiliki sikap istiqamah dalam menjalankan perintah Allah SWT, dapat mengambil pelajaran dari apa yang dilihat, meningkatnya keyakinan kepada Allah SWT, memahami pentingnya religiusitas bagi diri dan memiliki akhlak mulia dalam bergaul.
This study aims to examine the values of religious moderation contained in the Madura songs as an effort to develop the personal development of multicultural counselors. This is important so that the counselor can better appreciate the counselee's cultural differences, including religious differences. The research method used is a qualitative method with the type of Gadamerian hermeneutics, namely a method for interpreting the meaning in a text by involving the interaction between the text and the researcher. The results showed that there were six values of religious moderation in the nine Madurese songs studied, namely anti-violence, national commitment, having a sense of brotherhood, reminding each other, and being sensitive.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.