ABSTRAKStudi mengenai biologi reproduksi ikan pelagis kecil yang meliputi rasio jenis kelamin, perkembangan kematangan gonad, dan panjang ikan pertama kali matang gonad, telah dilakukan terhadap beberapa spesies utama ikan pelagis kecil yang dominan tertangkap di perairan Laut Banda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang aspek reproduksi ikan pelagis kecil di Laut Banda yang informasinya dapat dipergunakan untuk kepentingan pengelolaan perikanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio jenis kelamin ikan tidak menunjukkan perbedaan. Tingkat kematangan gonad tinggi lebih banyak terdapat pada ikan yang berukuran besar. Nilai indeks gonad meningkat selaras dengan pertambahan ukuran ikan. Fluktuasi nilai indeks gonad berdasarkan atas musim dari beberapa spesies ikan pelagis kecil menunjukkan bahwa pada musim timur nilainya cenderung lebih tinggi dan diindikasikan adanya pemijahan pada musim tersebut. KEYWORDS:reproductive biology, small pelagic fish, Banda Sea PENDAHULUANSumber daya ikan pelagis kecil di perairan Indonesia bagian timur pada umumnya terdistribusi luas karena memiliki sifat migrasi yang kuat. Selain dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan protein, ikan pelagis belakangan ini digunakan sebagai ikan umpan dalam perikanan rawai tuna (tuna long line), sehingga permintaan pasar terhadap ikan ini tinggi. Oleh karena itu dikhawatirkan stok atau populasi ikan pelagis akan terus menurun akibat tangkapan yang berlebih (over exploited), meskipun ikan pelagis tergolong dalam sumber daya hayati yang dapat pulih secara alamiah.Dalam mengelola sumber daya ikan pelagis berbasis stok, maka sifat-sifat biologi spesies ikan pelagis kecil, serta lingkungannya perlu diketahui sehingga data dan informasi mengenai aspek biologi terutama aspek reproduksi dikumpulkan. Informasi biologi reproduksi sangat diperlukan dalam pengelolaan sumber daya bagi wilayah perairan padat tangkap dan bagi pengembangan perikanan bagi wilayah-wilayah yang tingkat penangkapannya rendah. Ukuran pertama kali matang gonad merupakan salah satu aspek biologi yang perlu diketahui, sehingga ukuran suatu alat tangkap dapat dirancang dalam memanfaatkan suatu sumber daya ikan, dan dengan demikian maka pengelolaan dapat dilakukan yang lebih bijaksana agar sumber daya dapat terjaga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai aspek biologi reproduksi ikan pelagis kecil berupa perkembangan kematangan gonad, rasio jenis kelamin, dan panjang ikan pertama kali matang gonad di perairan Indonesia timur yang informasinya diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukkan dalam pengelolaan perikanan.
ABSTRAKIkan banyar, Rastrelliger kanagurta (Cuvier, 1817) merupakan salah satu jenis ikan pelagis kecil bernilai ekonomis tinggi. Di perairan Indonesia bagian timur ikan ini mendominasi hasil tangkapan, terutama di sekitar Papua. Indikasi adanya penangkapan yang semakin intensif menyebabkan turunnya hasil tangkapan ikan banyar akibat turunnya kemampuan ikan untuk bereproduksi. Populasi yang berkurang dapat munurunkan variasi genetika yang ada. Untuk itu diperlukan suatu kajian variasi genetika ikan banyar. Penelitian ini menggunakan RAPD (Amplified Fragment Length Polymorphism) dengan lima primer. Sampel daging dari 24 ekor ikan dikumpulkan dari lima lokasi: Gorontalo, Kendari, Ambon, Raja Ampat dan Dobo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi genetika ikan banyar di Indonesia timur terdiri dari dua kelompok utama, kelompok pertama diwakili populasi Raja Ampat, Ambon, Kendari dan Gorontalo, kelompok kedua populasi dari Dobo.
Penyusutan stok (biomassa) ikan pelagis di Laut Jawa dan Selat Makassar akibat peningkatan kapasitas penangkapan yang tak terkontrol diduga menjadi sumber penyebab penurunan produktivitas pukat cincin yang berlangsung secara simultan sejak tahun 1995 sampai dengan sekarang (tahun 2006), serta memberikan hasil tangkapan semakin rendah dan tidak menguntungkan. Kajian tentang perubahan upaya dan hasil tangkapan ikan pelagis pasca collaps perikanan pukat cincin inididasarkan pada data hasil tangkapan (per spesies) dan upaya (jumlah trip, hari laut) kapal pukat cincin yang mendarat di Pekalongan dan Juwana kurun waktu tahun 1999 sampai dengan 2006. Hasil menunjukkan jumlah kapal aktif berkurang, karena sejumlah kapal tidak lagi dapat beroperasi (bangkrut), sedang kapal yang beroperasi nampak tidak efisien yang terlihat dari jumlah hari laut yang semakin lama, jumlah trip per kapal juga makin menurun. Tidak ada lagi perluasan daerah penangkapan baru karena perluasan telah mencapai maksimum pada tahun 1996. Selain itu, dalam usaha merespon ketidakseimbangan antara hasil yang diperoleh dengan tinggi biaya eksploitasi,beberapa kelompok usaha perikanan bermodal kuat juga melakukan ekspansi (relokasi) daerah penangkapan baru di luar perairan Laut Jawa dan Selat Makassar; transhipment di laut dimungkinkan banyak dilakukan. Penurunan laju tangkap terjadi di hampir seluruh daerah penangkapan, disertai dengan pergeseran komposisi spesies terutama di Jawa bagian timur (Matasirih) dan Selat Makassar. Terutama pada puncak musim hasil tangkapan (musim peralihan antara bulan September sampai dengan Nopember), kategori layang (Decapterus spp.) yang dalam keadaan normal dominan keberadaan tergeser oleh muncul spesies baru, yaitu ikan ayam-ayaman (Aluterus monoceros, Monacanthidae). Selar bentong (Selar crumenophthalmus) cenderung semakin banyak, tetapi banyar(Rastrelliger kanagurta) makin sedikit. Kontrol upaya sangat penting dilakukan kalau tujuan sustainable fisheries akan dicapai; bagi perikanan pelagis Laut Jawa kontrol tersebut dalam hal jumlah dan ukuran kapal, teknologi penangkapan, dan lama di laut.
Jenis ikan pelagis kecil merupakan sumber daya ikan dominan yang terdapat di wilayah perairan Laut Cina Selatan. Terdapat beberapa jenis ikan pelagis kecil yang merupakan hasil tangkapan utama antara lain adalah ikan layang (Decapterus sp.) dan kembung (Rastrelliger brachysoma). Penelitian terhadap biologi reproduksi (perkembangan kematangan gonad, sex ratio, dugaan musim pemijahan, dan length at first maturity) telah dilakukan terhadap 3 jenis ikan pelagis kecil (Decapterus russelli, Decapterus macrosoma, dan Rastrelliger kanagurta) yang tertangkap di Laut Cina Selatan. Pengambilan contoh biologi terhadap ke-3 spesies ikan dilakukan di tempat pendaratan ikan Palembang, Pemangkat, dan Pekalongan pada tahun 2003 sampai dengan 2005. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan nilai gonado somatic index yang seiring dengan bertambah ukuran ikan. Kejadian ini mengindikasikan perkembangan gonad ke arah kematangan. Pola fluktuasi gonado somatic index yang terjadi berdasarkan pada musim (cenderung lebih rendah pada musim barat, semakin meningkat pada akhir musim barat, dan mencapai maksimum pada musim timur dengan diikuti ada penurunan gonado somatic index). Dengan pola demikian ini, mengindikasikan pemijahan utama terjadi sejak akhir musim timur dan berlangsung beberapa bulan sampai dengan musim peralihan. Secara umum, populasi ikan yang tertangkap didominansi oleh ikan yang dalam kondisi belum matang gonad. Jenis Decapterus russelli mencapai kematangan gonad yang pertama (length at first mature) pada kisaran ukuran 18,6 sampai dengan 21,2 cm TL; Decapterus macrosoma pada ukuran 20,5 sampai dengan 21,9 cm TL, sedangkan Rastrelliger kanagurta pada kisaran ukuran 20,4 sampai dengan 22,3 cm TL. Small pelagic fish is one of the most dominant species caught in South China Sea which round scad and Indian meckerel are the main catches. Research on biological reproduction such as gonad somatic index, sex ratio, spawning season, and length at first maturity for three main pelagic species, i.e., Decapterus russelli, Decapterus macrosoma, and Rastrelliger kanagurta, was carried out during 2003 to 2005. Research result shows that there was a tendency that the increasing value of gonad somatic index occurred together with increasing the size of fish. The fluctuation of gonad somatic index was affected by season, the low value of gonad somatic index was found during northwest monsoon, conversely the high value of gonad somatic index occurred during southeast monsoon. This phenomenon indicated that the main spawning season occurred during southeast monsoon on several months before the next intermoon son coming. Generally, the small pelagic species in this area caught abundantly on the mature stage. Length at first maturity for Decapterus russelli observed in the range of 18.6 to 21.2 cm in TL, Decapterus macrosoma recorded in the range of 20.5 to 21.9 cm in TL, and Rastrelliger kanagurta found in the range of 20.4 to 22.3 cm in TL.
The Java Sea is one of the important fishing areas for small pelagic fishery in Indonesia. The production of the fishery was dominated by five fish species groups. To support the management of that fishery, an assessment of the stock of the five predominant small pelagic fish species groups was conducted. Based on the result of analysis, the maximum sustainable yield (MSY) of the stock of five predominant small pelagic fish species was about 244.6 thousand tons. Meanwhile, the MSY of the stock of the whole exploitable small pelagic fish species was about 315.5 thousand tons. The optimum fishing effort (E MSY ) was 1032 units. The total fishing effort was higher than E MSY and the fish stock was likely over-exploited since 2000. To ensure the optimal fish production of the small pelagic fish stock in the Java Sea, it is necessary to recover fish stock by controlling fishing effort to E MSY . The time which it takes for the fish stock to recover was about two years when fishing effort was reduced from its level in 2009 to E MSY .
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.