ABSTRAK Penerapan basa kuat sebagai bahan curing telah banyak diterapkan dalam industri gelatin komersial, namun penerapan basa lemah belum banyak dilakukan. Penerapan basa kuat sebagai bahan curing tidak ekonomis dan diduga dapat berpengaruh bagi kesehatan manusia. Penelitian dilakukan untuk mempelajari sifat-sifat gelatin kulit kambing yang diproduksi menggunakan basa lemah jenis Ca(OH) 2 dan selanjutnya dibandingkan dengan sifat-sifat gelatin komersial. Kulit kambing dari jenis Bligon (hasil persilangan kambing etawah dan kacang) jantan umur 1,5-2,5 tahun digunakan sebagai bahan baku dan Ca(OH) 2 100 g/l sebagai bahan curing. Rancangan acak lengkap pola faktorial 2x3 dengan 3 ulangan digunakan sebagai desain penelitian. Dua waktu curing (2 dan 4 hari) dan tiga konsentrasi bahan (3, 6, 9% v/v) digunakan sebagai perlakuan serta gelatin komersial (murni oleh Merck, standar pangan dan standar farmasi) digunakan sebagai kontrol. Gelatin yang diproduksi dari kulit kambing menggunakan Ca(OH) 2 memiliki sifat yang mirip dengan gelatin komersial. Kadar logam berat (Pb, Cu, dan Zn) yang dikandung dalam produk gelatin kulit kambing masih memenuhi standar yang dipersyaratkan SNI. Produksi gelatin optimum dihasilkan dari penerapan waktu curing 4 hari pada konsentrasi 9% (v/v).

No abstract

INTISARIPenelitian bertujuan memanfaatkan gelatin kulit kaki ayam yang dikombinasikan dengan soy protein isolate sebagai bahan baku edible film. Materi penelitian adalah gelatin kulit kaki ayam dan soy protein isolate. Penelitian terbagi atas dua tahap yaitu tahap pertama adalah pembuatan gelatin kulit kaki ayam yang direndam dengan NaOH 0,1%, asam sulfat 0,1%, dan asam sitrat 0,4%. Tahap kedua yaitu pembuatan edible film yang dikombinasikan dengan soy protein isolate pada perbandingan (75:25, 80:20, 85:15, 90:10, dan 95:5 (75:25, 80:20, 85:15, 90:10, and 95:5

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur potong ternak dan konsentrasi larutan asam asetat terhadap karakteristik gelatin kulit babi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 3x3. Faktor pertama yaitu umur potong ternak babi (5, 7 dan 9 bulan), faktor kedua adalah konsentrasi larutan asam asetat (2, 4 dan 6%). Bubuk gelatin kulit babi yang dihasilkan dianalisis rendemen, kekuatan gel, viskositas, kadar protein, dan nilai pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara umur potong dengan rendemen, kekuatan gel, viskositas, kadar protein dan pH, namun terdapat interaksi atara umur potong dan konsentrasi larutan asam asetat.dengan rendemen, kekuatan gel, viskositas, kadar protein dan pH gelatin kulit babi. Kesimpulan penelitian ini adalah gelatin kulit babi umur 5,7 dan 9 bulan dengan konsentrasi larutan asam asetat 2,4 dan 6% memiliki karakteristik yang baik dan hampir sama dengan gelatin komersial, tetapi produksi gelatin optimum adalah kombinasi gelatin kulit babi 7 bulan dan 2% asam asetat. Kata kunci : gelatin, kulit, babi, umur potong, konsentrasi asam asetat ABSTRACTThis research was aimed to study the influence of animal age and concentration of the acetic acid solution on physical and chemical properties of pigskin gelatin. The experiment used Completely Randomized Design (CRD) with two factors. The first factor was animal age consisted of 3 levels (5, 7 and 9 months). The second factor was concentration of acetic acid solution consisted of 3 levels (2, 4 and 6 percents). The result showed that animal age had significant effect (P<0.01) on the yields, gel strength, viscosity, protein content and pH value but interaction of animal age and concentration of acetic acid had no significant effect (P>0.05) on the yields, gel strength, viscosity, protein content and pH value. It was concluded that pigskin gelatin from ages of 5, 7 and 9 months and acetic acid concentration of 2, 4 and 6% had similar characteristics to the commercial gelatin, but the optimum production of gelatin was combination of pigskin gelatin from 7 months and of 2% acetic acid.