Kualitas madu yang baik harus memenuhi standar acuan yang ditetapkan pemerintah. Kualitas madu dapat dilihat dari kadar air, gula total, dan keasaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas madu lokal dari 5 desa di Kabupaten Temanggung. Preparasi uji kadar air dan gula total dengan metode refraktometri, serta kadar keasaman dengan metode titrasi asam-basa. Metode penentuan lokasi sampling penelitian menggunakan metode purposive sampling berdasarkan perbedaan wilayah geografi, yaitu madu randu dari Desa Nglorog, madu kaliandra dari Desa Kwadungan Jurang, madu randu dari Desa Kentengsari, madu karet dari Desa Medari, dan madu kopi dari Desa Rejosari. Parameter yang digunakan untuk nilai kadar air, gula total, dan keasaman mengacu pada standar yang ditetapkan pemerintah (SNI-2013). Analisis data kuantitatif kadar air, gula total, dan keasaman menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah geografi yang berbeda pengaruh nyata pada kadar air, gula total, dan keasaman madu yang diteliti. Kualitas madu terbaik ditemukan pada madu karet dari Desa Medari dengan kadar air 20,9%, kadar gula total 77,5%,dan kadar keasaman 34,59 ml NaOH/kg dimana nilainya mendekati nilai Standar Nilai Indonesia (SNI-2013) untuk madu. Kata kunci: madu, kadar air, kadar gula total, kadar keasaman
Tanaman padi membutuhkan silika lebih banyak dari pada tanaman lainnya, sementara lahan pertanian di Indonesia banyak yang mengalami leaching unsur hara mikro termasuk Si.Unsur hara Si untuk tanaman padi selama ini hanya didapat dari keberadaannya di lahan sawah dan tidak dilakukan penambahan dari luar, hal ini menyebabkan ketersediaan Si akan terus berkurang dari waktu ke waktu, untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan pemupukan silika. Penggunaaan pupuk silika dalam bentuk nano lebih menguntungkan bagi tanaman karena lebih reaktif, distribusi lebih merata dan langsung mencapai target, serta hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian pupuk nanosilika terhadap jumlah stomata,kandungan klorofil dan pertumbuhan padi hitam (Oryza sativa L. cv. Japonica). Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor, yaitu konsentasi pupuk nanosilika dengan lima taraf perlakuan:0 ml/L; 2,5 ml/L; 5 ml/L; 7,5 ml/L; 10 ml/L.Data yang diperoleh dianalisis menggunakanAnalisys of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s Multiple Range Test(DMRT) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk nanosilika dengan konsentrasi 7,5 ml/L dapat meningkatkan pertumbuhan yaitu; jumlah stomata sebesar 142 %, tinggi tanaman sebesar 33% dan tebal daun sebesar 100% dibandingkan kontrol. Namun pemberian pupuk nanosilika tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan, bobot basah, bobot kering dan kandungan klorofil. Kata kunci: beras hitam, nanosilika, pertumbuhan, stomata, klorofil
Kaili is one of the ethnic region in Central Sulawesi which saves a lot of cultural values and traditions. As a traditional community, their life is very dependent upon natural resources contained in the environment. They still have knowledge, traditional culture, treatment and utilization system against various types of plants. The purpose of the study was to examine the knowledge understanding and utilization of medicinal plants by local community Tompu District of Kaili. Data knowledge and utilization were collected through interview, literature study, exploratory survey methods, PEA (participatory ethnobotanical appraisal), questionnaire and from interviews with the informants. The results from interviews showed that of public knowledge is still based on the traditional concept. Based on the results identifications obtained by (90 species). As many as six species medicinal plants to often used the Tompu community are Euphorbia hirta L. Phyllanthus niruri L. Ageratum L. Blumea conyzoides balsaminifera L. (DC). Kleinhovia hospita L and Tabernaemontana pandacaqui. The benefits of this research to the development of science is expected to be complete scientific data regarding the utilization of medicinal plants natural resources on Tribal society Kaili in Tompu.
Lake Warna is a small shallow crater lake on the Dieng Plateau, Central Java, the second highest plateau in the world after Nepal. A 24 cm sediment core was extracted from Lake Warna to reconstruct environmental changes in the Lake and its catchment from preserved diatom assemblages. Diatoms are microalgae in the Bacillariophyte that have silicious cell walls that can be preserved in sediments. As diatom species are sensitive to water quality changes in the assemblages upcore reflect changes in lake condition. Sediment cores were collected from two sites, sliced at 1 cm intervals for diatom analysis and bulked across 3 cm for 210 Pb radiometric dating. Examination of diatoms in a 24 cm sediment core from Lake Warna reveals clear correlation with human activities in the catchment area over the past 124 years. The record is divided into 2 zones based on sustained changes in the diatom assemblages. The lowest zone Zone I (21-15 cm, estimated 1935-1954) was dominated by Frustulia crassinervia (Brebisson ex W. Smith) Ross, Gomph onema parvulum (Kutzing) Kutzing, Pinnularia valdetolerans Mayama & H. Kobayasi, P. viridis (Nitzsch) Ehrenberg, and Aulacoseira distans (Ehrenberg) Simonson. Zone II (15-0 cm, estimated 1980-2013), the uppermost zone was dominated by P. viridiformis Krammer, P. latevittata Cleve, E. monodon var. tro p ica (Hustedt) Hustedt, S. seminulum Grunow, P a crosphaeria W. Smith. E. zygodon Ehrenberg, P. gibba Ehrenberg, and P. viridiformis Krammer. The 15 cm core from TW3 commenced sediment accumulation 114 years ago and is divided into 2 zones as well. Zone I (15-7 cm, estimated 1901-1981) was dominated by Brachysira brebissonii R. Ross, G. parvulum (Kutzing) Kutzing, E. monodon var. tropica (Hustedt) Hustedt, E.
Penyimpanan produk pertanian merupakan hal yang penting dilakukan dalam penanganan pasca panen. Kentang merupakan produk hortikultura yang mudah rusak, sehingga dibutuhkan penanganan yang baik untuk mempertahankan kualitasnya sebagai salah satu bahan pangan fungsional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara dan waktu penyimpanan terhadap kualitas pada kentang konsumsi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama yaitu cara penyimpanan; disimpan pada wadah terbuka (K1) dan disimpan pada wadah berpenutup (K2). Faktor kedua adalah waktu penyimpanan dengan (T1); 2 minggu, (T2); 4 minggu, (T3); 6 minggu, (T4); 8 minggu, (T5); 10 minggu. Penelitian terdiri dari 10 perlakuan dengan 3 ulangan. Parameter penelitian terdiri: susut bobot kadar glukosa dan kadar karotenoid. Analisis data yang digunakan adalah Analysis of Variance (ANOVA) yang dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf signifikasi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara penyimpanan di wadah terbuka (K1) cenderung meningkatkan angka susut bobot dibandingkan cara penyimpanan pada wadah berpenutup (K2), sedangkan waktu penyimpanan (T) cenderung menurunkan kadar glukosa dan kadar karotenoid umbi kentang konsumsi. Interaksi antara cara dan waktu penyimpanan tidak berpengaruh nyata terhadap susut bobot, kadar glukosa dan kadar karotenoid (p>0,05). Penyimpanan umbi kentang konsumsi sebaiknya dijauhkan dari adanya kehadiran cahaya dengan masa simpan kurang dari 4 minggu. Kata kunci: cara penyimpanan, waktu penyimpanan, Solanum tuberosum L., kualitas
Madu merupakan cairan alami yang dihasilkan oleh lebah madu,berasal dari nektar bunga atau bagian lain dari tumbuhan. Madu dinyatakan memiliki kualitas baik apabila memenuhi standar kualitas madu. Kualitas madu dapat ditentukan berdasarkan kadar air, gula dan keasaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas madu lokal di Kabupaten Magelang. Pengambilan sampel secara purposive sampling dari lima wilayah Kabupaten Magelang, yaitu Desa Kaliurang, Ringinanom, Kaliabu, Munggangsari, danKebonrejo. Penentuan kadar air dan gula total dengan metode refraktometri, sedangkan keasaman dengan metode titrasi asam-basa. Analisis kadar air, gula total, keasaman dibandingkan dengan standar kualitas madu. Hasil uji kualitas madu menunjukkan nilai kadar air berkisar antara 20,72-31,72%, gula total 66,33-77,89˚Brix, keasaman 37,12-271,35 ml NaOH/kg di mana kualitas madu Desa Kaliurang dan Desa Munggangsari telah memenuhi standar SNI 01-3545-2013 dan U.S. Patent Application Publication.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
334 Leonard St
Brooklyn, NY 11211
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.