[1] F. Wibowo, “CITY HOTEL DI HARBOUR BAY BATAM Ferit Wibowo,” hal. 1–6, 1977.[2] E. Sutinah, N. Agustina, dan R. A. Asmoro, “Data Mining Untuk Klasifikasi Tamu Hotel Dengan Algoritma Apriori,” PIKSEL Penelit. Ilmu Komput. Sist. Embed. Log., vol. 7, no. 1, hal. 69–78, 2019, doi: 10.33558/piksel.v7i1.1653.[3] Mahsun, Metode penelitian. 2017.[4] E. Surahman, A. Satrio, dan H. Sofyan, “Kajian Teori Dalam Penelitian,” JKTP J. Kaji. Teknol. Pendidik., vol. 3, no. 1, hal. 49–58, 2020, doi: 10.17977/um038v3i12019p049.[5] Y. Syahra, “Penerapan Data Mining Dalam Pengelompokkan Data Nilai Siswa Untuk Penentuan Jurusan Siswa Pada SMA Tamora Menggunakan Algoritma K-Means Clustering,” vol. 17, no. 2, hal. 228–233, 2018.[6] R. Girsang, E. F. Ginting, dan M. Hutasuhut, “Penerapan Algoritma C4 . 5 Pada Penentuan Penerima Program Bantuan Pemerintah Daerah,” vol. 1, hal. 449–459, 2022.[7] G. Galih, “Data Mining di Bidang Pendidikan untuk Analisa Prediksi Kinerja Mahasiswa dengan Komparasi 2 Model Klasifikasi pada STMIK Jabar,” J. Teknol. Sist. Inf. dan Apl., vol. 2, no. 1, hal. 23, 2019, doi: 10.32493/jtsi.v2i1.2643.[8] N. Luh dan A. Kartika, “Peramalan Permintaan Produk Perak Menggunakan Metode Simple Moving Average Dan Exponential Smoothing,” hal. 97–106.[9] M. Fitriana, D. Sudarwardi, dan U. Papua, “Penerapan Metode Single Moving Average,” vol. 3, 2020.[10] A. Yudha, B. Ramadan, T. Hastono, dan N. Saputra, “Penentuan Penyewa Tanah Kas Desa Potorono Menggunakan Metode Oreste dan Besson- Rank Berbasis Android,” vol. 9, no. 2, hal. 42–54, 2020.
Dalam melakukan pengirisan bawang selama ini masih menggunakan cara manual yaitu memotongnya dengan pisau atau pengiris. Disamping berbahaya, cara ini juga memakan waktu dan selalu menyakitkan mata. Dari proses pengerisan bawang diatas sangatlah jelas bahwa jumlah irisan yang dihasilkan terbatas. Untuk keperluan rumah tangga mungkin cara ini masih dapat diterima, akan tetapi untuk skala produksi misalnya industri atau pun restoran, cara ini kurang efektif dan mahal.Maka dengan ini dirancang suatu alat pengiris bawang semi otomatis dengan menggunakan mesin yang dirancang berbasiskan mikrokontroler aduino uno. Metode yang digunakan adalah teknik Pulse Witdh Modulation (PWM). Sistem penggerak mekanis adalah sebuah motor DC. Sedangkan sensor dalam rancangan ini adalah ultrasonik. Mesin bekerja dengan menggerakkan motor yang telah dipasang pengiris. Sensor akan mendeteksi keberadaan bawang dalam wadah sehingga mesin akan berhenti saat bawang telah habisMaka dengan dibuatnya suatu alat pengiris bawang yang menggunakan teknik Pulse Witdh Modulation (PWM) ini dapat memudahkan manusia untuk mengiris bawang dengan lebih mudah dan cepat, dan alat ini lebih praktis dan tidak berbahaya dan tidak membuat mata menjadi perih. Dan alat ini dapat digunakan untuk skala besar.
Pendidikan di sekolah tidak hanya pada aspek membekali para siswa dengan tumbuh kembang saja namun juga pemberian karakter sejak dini. Kecerdasan anak terhadap memahami pengelolaan keuangan sehari-hari perlu juga dibekali sehingga anak dapat menggunakan uang dengan baik dan bijak. Pada Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Bidayatul Hidayah seluruh siswa diwajibkan untuk menabung demi melunasi cicilan biaya administrasi di akhir semester genap. Laporan tabungan dalam satu tahun pada sekolah tersebut masih dilakukan secara manual. Dengan banyaknya komponen administrasi, sering terjadi kesalahan pada pencatatan sehingga menimbulkan kerugian dan keluhan dari orang tua siswa/i. Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang ingin dicapai yaitu untuk merancang dan membangun aplikasi yang dapat melakukan pencatatan tabungan siswa/i pada Madrasah Ibtidaiyah Swasta Bidayatul Hidayah berbasis desktop. Manfaat dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini dapat membantu operator sekolah melakukan proses pencatatan tabungan siswa/i dengan aplikasi berbasis desktop secara cepat dan akurat. Dapat memberikan kemudahan untuk pengambilan keputusan dalam proses pencatatan tabungan siswa/i pada Madrasah Ibtidaiyah Swasta Bidayatul Hidayah. Aplikasi ini diharapkan berguna untuk operator dan siswa Madrasah Ibtidaiyah Swasta Bidayatul Hidayah serta dapat diterapkan pada sekolah lain.
<p>Tujuan penulisan penelitian ini untuk menganalisa kebijaksanaan pemberian pembebasan bersyarat bagi narapidana narkotika serta kendala, dan solusi pemberian pembebasan bersyarat bagi narapidana narkotika yang telah menjalani lebih dari 2/3 masa pidana. Tipe penelitian ini adalah penelitian yuridis empiris dengan metode penelitian deskriptif analitik dan analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah Implementasi sistem pembebasan bersyarat terhadap narapidana narkotika diatur di dalam peraturan perundang-undangan Indonesia yang diatur dalam KUHP Pasal 15, Pasal 15 a, Pasal 14, Pasal16, UU No.12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, dalam PP No.32 tahun 1999 tentang Syarat dan tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. Saat ini telah diubah dengan PP No. 99 Tahun 2012, serta Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. 03 Tahun 2018 tentang Syarat Dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, Dan Cuti Bersyarat. Bahwa pembebasan bersyarat dapat diberikan kepada narapidana penjara yang telah menjalani 2/3 (dua pertiga) masa pidananya dan berkelakuan baik pada saat menjalani 2/3 dua pertiga masa pidananya. Kendala yang dihadapi diantaranya seperti proses pengajuan usul pembebasan bersyarat yang memakan waktu lama, narapidana itu sendiri belum memenuhi syarat-syarat untuk mendapatkan pembebasan bersyarat, kurang partisipatif masyarakat dalam menanggapi pembinaan di luar Lapas yang berkaitan dengan pembebasan bersyarat, dan kurangnya pemahaman dari keluarga narapidana tentang maksud dan implementasi dari pembebasan bersyarat tersebut. Solusi yang dapat diberikan adalah pengefektifan dan pengefisiensian waktu dalam memproses pengajuan pembebasan bersyarat, dan percepatan layanan asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Mengunjungi Keluarga, dan Cuti Bersyarat dengan pembuatan usulan berbasis aplikasi, validasi data dan berkas berbasis aplikasi, pengiriman berkas dilakukan secara elektronik (<em>paperless</em>).</p>
Website merupakan sarana teknologi yang banyak digunakan untuk mendistribusikan informasi dengan cepat kepada khalayak publik saat ini. Badan Kenajiran Masjid (BKM) Al-Muttaqin merupakan badan masjid yang bertujuan untuk menjalankan kegiatan keagamaan di lingkungan masyarakat. Untuk meningkatkan penyebaran informasi kepada masyarakat, maka implementasi teknologi website pada BKM Al-Muttaqin dapat menjadi solusi yang tepat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini melakukan pengembangan aplikasi berbasis website dalam bentuk e-masjid yang ditujukan untuk memberikan wadah dan sarana informasi kepada BKM Al-Muttaqin untuk menyebarkan informasi – informasi yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan sehingga masyarakat dapat mengetahui berita dan informasi terbaru mengenai kegiatan BKM Al-Muttaqin. Selainitu, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk membagi wawasan teknologi kepada pihak BKM Al-Muttaqin. Kata kunci: Website, E-Masjid, Al-Muttaqin, Teknologi, Public
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan informasi lebih lanjut tentang partisipasi masyarakat terhadap perencanaan pembangunan dalam mewujudkan good governance di Desa Ko`mara Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar dan untuk mengetahui dan mendapatkan informasi lebih lanjut tentang penerapan/pelaksanaan tata Kelola good governance dalam pembangunan terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Ko`mara Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar. Metode penelitian kualitatif terdiri dari menganalisis perkembangan dan mendeskripsikan serta memberikan gambaran terhadap fokus penelitian antara partisipasi masyarakat dan peran good governance terhadap pembangunan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data secara wawancara, dan pengamatan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden di Lapangan. Hasil penilaian dari evaluasi bahwa partisipasi atau keterlibatan masyarakat dan peran good governance terhadap pembangunan belum berhasil secara optimal dengan penilaian menggunakan indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian tidak sesuai yang diharapkan yang menjadi tujuan organisasi. The purposes of this study were (1) to find out and get more information about community participation in development planning in realizing good governance in Ko`mara Village, North Polombangkeng District, Takalar Regency and (2) to find out and get more information about the implementation/implementation of governance of good governance in the development of community welfare in Ko`mara Village, North Polombangkeng District, Takalar Regency. Qualitative research methods consist of analyzing developments and describing and providing an overview of the research focus between community participation and the role of good governance in development. This study uses data collection techniques by interview, and observation by asking a number of questions to respondents in the field. The results of the evaluation of the evaluation that community participation or involvement and the role of good governance in development have not been optimally successful with an assessment using the indicators used in the research not as expected which is the goal of the organization.
Data and information regarding the potential of forest stands is very important in the preparation of Long-Term Forest Management Plan at Forest Management Unit. The purpose of the study was to analyze the potential of stands in the Protected Forest Management Unit Batu Serampok. Data and information were collected using a stratified systematic sampling with random start inventory method, then vegetation was analyzed to obtain an index of importance. The results showed a diversity of potential stands. The species that predominate in the seedling phase are clove (Syzygium aromaticum), because the commodity is easily grown and liked by the community. The species that has the highest importance in the sapling phase is bayur (Pterospermum sp.), This is because the species is included in the semi-intolerant classification and its distribution is quite easy. In the pole phase, the dominant species are bayur and mango (Mangifera indica). The dominance of bayur has decreased in the pole phase due to changes in environmental conditions, adaptability and the presence of other plants developed by the community. Mango also have a fairly dominant number, as well as other types of Multi Purpose Tree Species (MPTS) plants. Then at the tree level, the dominant species include bayur, jengkol (Archidendron pauciflorum), teak (Tectona grandis), gondang (Ficus variegata), candlenut (Aleurites moluccana) and petai (Parkia speciosa). In this phase there has been a balance between species of wood forest and MPTS. This happened because of the intervention of the HKm group in determining the types of plants to be developed. The preparation of the RPHJP document in Forest Management Unit should pay attention to the types of plants that are dominant and preferred by the community, especially in the planning part of forest land reforestation program.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.