Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk menganalisis materi dan pelaksanaan Tembang Macapat Sebagai Alternatif Rintisan Desa Budaya Giripurwo, Purwosari, Gunungkidul. penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Diawali dengan melakukan analisis data sekunder mengenai gambaran terkait dengan materi dan kegiatan tembang macapat di desa Giripurwo. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat giripurwo.Tembang macapat ini salah satu rintisan materi yang digunakan untuk memangun desa budaya Giripurwo. Tembang macapat terikat pada tiga aturan yaitu guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan. Yang sering dikenal tembang macapat yaitu maskumambang, mijil, sinom, kinanthi, asmaradana, gambuh, dhandanggula, durma, pangkur, megatruh, dan pucung. Melalui tembang macapat merupakan bentuk apresiasi, pelestarian, pengembangan dan pewarisan budaya nusantara.
Pembelajaran tari menggunakan tembang lagu Lir-ilir, tembang ini memiliki banyak makna yang dapat diajarkan untuk anak usia dini. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan bagaimana isi konten tari Lir-ilir anak usia dini. Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Diawali dengan melakukan analisis data sekunder mengenai gambaran terkait dengan kegiatan pembelajaran seni tari lir-ilir di Taman Kanak-kanak. Dari hasil penelitian ini Tarian lir ilir memiliki banyak kandungan makna filosofis dan nilai-nilai budaya yang dapat diajarkan pada anak usia dini. Bait dari tembang tersebut ialah Tak ijo royo-royo tak sengguh temanten anyar, mempunyai makna mempunyai kesuksesan dan kebermanfaatan untuk orang lain. Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi, lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro mempunyai makna untuk tidak mudah menyerah dan tetap berusaha. Dodotiro-dodotiro kumintir bedha ing pinggir, dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore, mumpung padhang rembulane , mempunyai makna jika salah dapat segera meminta maaf. Dengan arti filosofis yang terkandung dalam tembang tersebut ketika menari anak-anak dapat diberikan pemahaman tentang makna tembang Lir-ilir.
This study aims to: (1) determine the prototype of the little gamelan art learning model for inculcating Pancasila values in kindergarten children, (2) determine the feasibility and practicality of the little gamelan art learning model (3) determine the effectiveness of the little gamelan art learning model (4) knowing the process of growing Pancasila values in kindergarten children while playing a little gamelan art. The subjects of the study were group B kindergarten children, kindergarten leaders, and kindergarten educators in the Special Region of Yogyakarta. Need assessment data collection is done through interviews, list of documents, and questionnaires. The results of this study indicate that the assessors of the validity of gamelan experts and children's learning are met according to criteria 0.9 in the Validity Coefficient Table with an error rate of 5%. Likewise, the reliability between raters with the test-retest method obtained a consistency score according to the criteria in the Reliability Table with an error rate of 5%. The effectiveness of the little gamelan in stimulating Pancasila for early childhood is very significant. This is based on a one-sample t-test that the acceptance of the alternative hypothesis and the rejection of the null hypothesis is that the children's Pancasila achievement during and after playing the gamelan exceeds the Pancasila scores achieved by most of the PAUD teachers involved in this study. The values that are stimulated in playing the little gamelan are praying, knowing God's creation, being grateful, appreciating, polite, appreciating, compact, harmonious, deliberation, leadership, fair, taking turns.
Background: Good citizens are people who want to continue the heritage culture of their ancestors. Cultural values ??are very useful for life in the future. Aim: This study aims to find out how the implementation of the macapat song through the Tri Nga Ki Hajar Dewantara approach for early childhood in TK ABA Ngabean 2. Method: The implementation method used is a descriptive qualitative approach with data collection techniques through observation, documentation, and interviews. Findings: An early childhood education institution in Kapanewon Tempel, Sleman Regency, there is one school that received the title of an innovation school in Sleman and is a core PAUD and Aisyiyah Pilot Kindergarten in Kapanewon.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.