Rakik Bada merupakan salah satu kuliner Minangkabau yang dapat dikembangkan sebagai usaha rumah tangga. Permasalahan yang ditemui di Nagari Sungai Pinang Pesisir Selatan, usaha rakik bada sudah ada akan tetapi belum dikemas dengan baik dengan mencantumkan label, dan tangal produksi serta tanggal kadarluasa dari produk. Pencantuman tanggal kadarluasa sangat penting bagi makanan dan minuman yang memiliki waktu kualitas terbaik yang sangat singkat. Oleh karena itu untuk peningkatan nilai ekonomis dari kuliner rakik bada perlu dilakukan pendampingan, dalam hal pelatihan pengemasan atau packaging. Kelompok sasaran adalah ibu-ibu PKK Nagari Sungai Pinang. Pelatihan dilaksanakan mulai dari membuat produk rakik bada lado hijjau dan pemberian pengetahuan pentingnya pengkemasan dan pemberian label pada produk. Evaluasi hasil dilihat dari penilaian karya mandiri dan mencermati partisipasi dari para peserta. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pelatihan dapat memberikan pengetahuan kepada mitra mengenai alternatif kemasan yang dapat dipilih untuk menampilkan produk yang lebih baik di pasaran dan pemberian label dapat membantu memberikan informasi kepada konsumen.
No abstract
This study is a cultural sociological inquiry regarding an ethnic group in West Sumatra Indonesia, the Minangkabau. Specifically, it compares electoral choices of female legislators in Minangkabau with the situation in Riau Province period 2004-2009, where there has been a long tradition of Minangkabau migration but where local norms have adapted to a more patriarchal Malay system. It is useful to compare Riau Province and West Sumatra because of the similarities in their general customs. Both societies belong to the Malay ethnic group, with Islam as the dominant religion in which 88% Muslim out of total population in Riau and 98% Muslim in West Sumatra. The population in Riau is 5,308,702 and West Sumatra is 5,400,000. A discourse related to offering opportunities to female representative is known as 30% quota for women as candidate legislator. The number of candidate legislator in Riau greater than West Sumatra, the ratio is 180:163 or 28%: 26%. However, the result is not parallel; for provincial board council level West Sumatra has six female representatives and Riau province has three only. This gap between the ideal of giving opportunities to women in parliament and the fact that this number is actually less than 13% has made me curious to investigate. It is hope that through this study there is gender awareness within decision makers. They will concern to women’s issue and accede to women more opportunities to do activities in public space especially political field.The hypothesis is about female quota as an affirmative action is weak in implementation and is ineffective in providing more opportunities to women legislators in either West Sumatra or Riau. Then, however, the matrilineal society of West Sumatra is more open for women to assume public responsibilities, including those in the political arena and in education, than is the case in the more patriarchal society of Riau. These hypotheses will be analyzed through some interview to the female representative in two provinces. It is also will be conducted interview to the people surround the female representative such scholars, family relative, and male legislators.There are 12 people who become respondent, some of them are male representatives, female representatives in every province, and their relatives. The data that collected by interview, as part of qualitative method, are used to gather descriptive and narrative facts from matrilineal and patriarchal society. It will be useful to analyze the hypothesis in this thesis. To analyze data of women’s strategies in political field; a paradox of women’s activists in Muslim patriarchy and matrilineal society, some steps will be accomplished such as tape recorded interview will be transcribed, coded, and compared with observation and then to be concluded. In detail; first collection of verbal data, second, reading of these data, third breaking data into some kinds of parts, fourth organization and expression of data from a disciplinary perspective, and fifth making a synthesis and summary of the data for purposes of communication to the scholarly community.
Program Adiwiyata memfokuskan kegiatan pada terciptanya lingkungan sehat dan bersih di lingkungan sekolah, mendidik siswa memiliki kepedulian dan berwawasan lingkungan. Ini berpengaruh pada kelancaran proses belajar mengajar yang baik juga kepada masyarakat di sekitar Lingkungan sekolah. Program yang dicanangkan tahun 2006 ini sudah diterapkan di berbagai sekolah baik tingkat SD, SMP atau SMA.Hanya saja masih ada sejumlah sekolah yang tampak gersang dan jauh dari suasana asri yang mendukung para siswanya belajar dengan nyaman dan memiliki tingkat sadar lingkungan yang tinggi. Salah satunya yaitu SMP 6 Nagari Sungai Nyalo Kecamatan XI Koto, Kabupaten Pesisir Selatan. Sekolah sebagai wadah, lembaga dan institusi yang bertanggung jawab pada perkembangan pengetahuan peserta didiknya. Sekolah juga merupakan wadah menciptakan karakter baik anak. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan pendidikan karakter bagi siswa agar tercipta lingkungan sekolah yang sehat dan bersih.Khalayak sasaran dalam pengabdian ini segenap jajaran sekolah SMP 6. Mereka sebagai khalayak sasaran dipandang cukup strategis karena sekolah sebagai wadah menciptakan karakter baik, sadar lingkungan dan hidup bersih yang bisa diterapkan di rumah masing- masing. Diharapkan juga sekolah berwawasan lingkungan dan menerapkan model pendidikan yang dekat ke alam karena lingkungan mereka bisa dijadikan sebagai sarana belajar pada sejumlah mata pelajaran seperti biologi, pendidikan ekonomi. Pelatihan cara menerapkan lingkungan sehat di sekolah dilakukan dengan dua cara: 1) Pemberian pengetahuan melalui penyampaian materi tentang lingkungan hidup sehat dan bersih 2) praktek gerakan lingkungan sehat, bersih dan asri melalui penanaman pepohonan, pengadaan tong sampah agar setiap kelas memilikinya dan anak- anak terbiasa membuang sampah di tempat sampah. Dari dua cara tersebut, diharapkan siswa memiliki sikap sadar lingkungan dan terbentuknya sekolah adiwiyata di SMP 6.
Penelitian ini mengkaji peran lembaga pendidikan (Sekolah Dasar) dalam memfasilitasi makanan jajanan sehat bagi para siswanya guna mengantisipasi keracunan makanan jajanan. Tujuan penelitian agar diperoleh solusi antisipasi konsumsi makanan tak sehat dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Penelitian kualitatif bertipe studi kasus ini dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam kepada informan yang diperoleh melalui purposive sampling. Analisa data dilakukan dengan menggunakan model analisis interaktif Miles dan Hubermann. Temuan data lapangan menunjukkan pihak sekolah yang mestinya menyiapkan kantin sehat seperti terdapat pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional, khususnya Bab VIII pasal 42 (2), ternyata masih banyak yang belum merealisasikan peraturan tersebut. Kondisi ini memberi peluang pedagang makanan keliling menjual dagangannya dengan harga murah dari bahanbaku murah yang cendrung tidak memenuhi standar kesehatan. Atas kondisi yang demikian, diperlukan perhatian dan kerjasama berbagai pihak terkait, terutama sekolah dan orang tua siswa diantaranya mendirikan kantin sehat yang dikelola pihak sekolah atau persatuan orang tua murid dan guru dalam bentuk koperasi dan bisa juga bekerjasama dengan para orang tua seperti pemberian bekal makanan sehat pada anak oleh orang tua.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.