Bok choy (Brassica chinensis L.) belongs to one of the horticultural plants. It has a high economic value, so efforts are needed to increase its productivity. This study aimed to determine the effect of precise application of the concentration of PGPR on the growth and production of bok choy. The study was conducted in Sambiroto Hamlet, Mojorembun Village, Rejoso District, Nganjuk Regency from March 5 to April 10, 2021. The study employed a completely randomized design with one factor, which was the effect of concentration which consisted of six levels, namely: K0 = 0 PGPR/liter of water (control), K1 = 5 ml of PGPR/liter of water, K2 = 10 ml of PGPR /liter of water, K3 = 15 ml PGPR /liter of water, K4 = 20 ml of PGPR/liter of water, and K5 = 25 ml of PGPR /liter of water, each treatment was repeated four times. Parameters observed included plant height, number of leaves (strands), leaf area, wet weight, and dry weight. The experimental results were analyzed by ANOVA (P < 0.05) followed by the LSD (least significant difference) 5% test. The results of the study suspected that there was a significant effect on the concentration of PGPR shown in the average height of K5 treatment plants (25 ml PGPR/liter of water), which the highest at 10 days after planting (DAP) was 6.85 cm, 17 DAP was 10.77 cm, 24 DAP was 12.75 cm and 31 DAP of 14.13 cm. The average number of leaves in the K5 treatment at 17 DAP was 6.53 strands, 24 DAP was 9.52 and 31 DAP was 14.03. The highest average leaf area was 47.78 grams. The highest average wet weight was 52.33 grams. The heaviest average dry weight was on K5 treatment as well of 5.15 grams. Sawi pakcoy (Brassica chinensis L.) tergolong dalam salah satu tanaman hortikultura. Pakcoy memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan produktivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis L.) terhadap pertumbuhan dan hasil produksinya dengan pemberian beberapa konsentrasi PGPR. Penelitian dilakukan di lahan pekarangan, Dusun Sambiroto, Desa Mojorembun, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk pada tanggal 5 Maret – 10 April 2021. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor pengaruh konsentrasi yang terdiri dari 6 taraf meliputi kontrol, K1 (5 ml/ liter), K2 (10 ml/liter), K3 (15 ml/liter), K4 (20 ml/ liter), K5 (25 ml/ liter), dengan 4 ulangan per perlakuan. Sedangkan parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas, berat basah, berat kering. Selanjutnya, analisis penelitian ini menggunakan Anova (P<0,05) dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian ini diduga berpengaruh nyata terhadap konsentrasi PGPR dan diapatkan pada perlakuan K5, seperti tinggi rata-rata tinggi tanaman K5 (25 ml/liter air) pada 10 HST sebesar 6,85 cm, 17 HST 10,77 cm, 24 HST 12,75 cm dan 31 HST sebesar 14,13 cm. Rata- rata jumlah daun terbanyak didapatkan pada umur 17 HST sebanyak 6.53 helai, 24 HST sebanyak 9.52 dan 31 HST sebanyak 14.03 helai. Luas daun tertinggi didapatkan pada perlakuan K5 dengan nilai rata – rata 47.78 gram. Berat basah tertinggi juga didapatkan pada perlakuan K5 dengan nilai rata - rata 52,33 gram. Rata-rata berat kering sebesar 5,15 gram.
Jamur kuping (Auricularia aurilajudae) merupakan jamur potensial sebagai bahan makanan dan berkhasiat obat. Pengembangan jamur kuping menguntungkan karena tingginya permintaan dan harga jual yang tinggi. Permasalahan dalam budidaya jamur kuping salah satunya adalah komposisi media tanam yang berpengaruh besar terhadap produksinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi media tanam yang terbaik bagi produksi jamur kuping. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu komposisi media tanam (serbuk gergaji 1000 gr dan cocopeat 200 gr; serbuk gergaji 1000 gr dan bekatul 200 gr; serbuk gergaji 1000 gr, cocopeat 100 gr dan bekatul 100 gr; serbuk gergaji 1000 gr, cocopeat 135 gr dan bekatul 65 gr; serbuk gergaji 1000 gr, cocopeat 65 gr dan bekatul 135 gr. Data dianalisis menggunakan analisis varian dan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5% apabila hasil signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah tudung, luas tudung, berat basah, dan berat kering jamur kuping. Namun komposisi media tanam tidak berpengaruh pada kecepatan laju pertumbuhan miselium. Komposisi media tanam terbaik untuk produksi jamur kuping adalah serbuk gergaji 1000 gr, cocopeat 65 gr dan bekatul 135 gr.
RINGKASANPercobaan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui asal mata tunas pada komposisi media tanam yang berbeda terhadap ‘pertumbuhan awal tanaman tebu (Saccharum officinarum L) varietas BZ 148’. penelitian di pekarangan Desa Bandar Lor Kecamatan Mojoroto Kotamadya Kediri, mulai tanggal 17 Mei 2018 sampai dengan tanggal 05 Agustus 2018. Menggunakan rancangan perlakuan faktorial dan rancangan lingkungan Acak Lengkap (RAL). Faktor Pertama Asal mata tunas, ada 3 level, yaitu: T1 : Mata tunas pucuk (bibit bagal); T2 : Mata tunas tengah; T3 : ‘Mata tunas pangkal. Faktor kedua: komposisi media tanam, terdiri dari:P1: Tanah (1) : Pupuk kandang (1); P2: Tanah (1) : Pupuk kandang’ (2); P3 : Tanah (2) : Pupuk kandang (2)’. Dilakukan pengamatan mulai tanaman ‘umur 39 hari setelah tanam sampai umur 81 hari setelah tanam’ untuk parameter pertumbuhan vegetatif, dengan interval pengamatan 7 hari sekali.Untuk pertumbuhan Parameter yang diamati meliputi: a. Kecepatan tumbuh tunas; b.Tinggi Tanaman; c. Jumlah Daun; d. Diameter batang; e. Jumlah Anakan; f. ‘Berat Basah Tanaman; g. Berat Kering Tanaman’. Hasil penelitian disimpulkan:Terjadi interaksi perlakuan ‘asal mata tunas dan komposisi media tanam’ terhadap diameter batang umur 39, 53, 60, 67, 74 dan 81 hari setelah tanam serta tinggi tanaman umur 39, 46, 53 dan 60 hari setelah tanam.Kata Kunci: Mata Tunas, Media Tanam Tebu.
ABSTRAKTanaman bawang merah yang ditanam di dataran tinggi menghasilkan umbi yang kecil-kecil dan umur panenya lebih lama yaitu 80 - 90 hari. Oleh karena itu budidaya bawang merah dianjurkan untuk ditanam di dataran rendah sebab selain umbi yang dihasilkan besar besar, umur panennya pendek yaitu 60 - 70 hari tergantung dari varietasnya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bawang merah yaitu pupuk ZA. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yang diulang sebanyak tiga kali. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk ZA terjadi pengaruh yang sangat nyata terhadap pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah umbi per rumpun, berat basah umbi per rumpun, berat kering umbi per rumpun dan produksi tiap hektar. Hasil tertinggi dicapai pada perlakuan dosis pupuk 400 kg ZA/ha ( N4) untuk tinggi tanaman sebesar 32.599 cm, jumlah daun sebanyak 35.513 buah, jumlah umbi sebesar 8.803 buah , berat basah umbi per rumpun sebesar 37.513 gram per rumpun, berat umbi kering sebesar 31.279 gram per rumpun dan produksi tiap hektar sebesar 12.109 ton per hektar. Kata Kunci: Bawang merah; Pupuk ZA; Pertumbuhan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi media dan dosis pupuk organik cair yang tepat sehingga diperoleh pertumbuhan dan produksi tanaman sawi daging. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) diulang tiga kali. Rancangan perlakuan faktorial dengan dua faktor dan masing – masing tiga taraf. Faktor pertama adalah komposisi midia (M). Uji taraf menggunakan BNT 5%. Tidak terjadi interaksi yang nyata antara komposisi media dan dosis pupuk organik cair Mikroorganisme Lokal (MOL) terhadap semua parameter yang diamati. Perlakuan komposisi media berpengaruh nyata dan sangat nyata pada rata-rata tinggi 5tanaman umur 14, 21 dan 28 HST. Pada pengamatan luas daun, komposisi media (M) berpengaruh nyata dan sangat nyata. Komposisi media berpengaruh nyata dan sangat nyata terhadap rata-rata berat basah tanaman, berat kering tanaman, berat basah akar dan berat kering akar. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan unsur hara pada kompos yang tetiinggi. Perlakuan dosis pupuk organik cair MOL berpengaruh nyata dan sangat nyata pada rata-rata tinggi tanaman umur 14 dan 28 hari setelah tanam. Perlakuan dosis pupuk organik cair MOL berpengaruh nyata pada jumlah daun umur 14, 21 dan 28 HST. begitu juga pada pengamatan luas daun. Perlakuan dosis pupuk organik cair MOL berbeda nyata dan sangat nyata terhadap berat basah tanaman, berat kering tanaman. dan yang terbaik adalah pada pelakuan 15 cc/pot karena mempunyai kandungan hara tertinggi. Perlakuan terbaik adalah pada faktor komposisi media kompos: sekam 1:1 dan dosis pupuk organik cair mikroorganisme lokal (MOL) 15 cc/pot.Kata Kunci: Pupuk Organik Cair, Sawi daging.
Corn is native to the tropics and an important food ingredient because it is the third source of carbohydrates in the world after wheat and rice. Apart from being a food commodity, corn can also be categorized as a vegetable when it is harvested before pollination occurs or has not yet produced seeds, commonly called baby corn. Baby corn is a very profitable alternative for farmers due to short harvest time, high demand, and high nutrition. A research was conducted in the experimental garden of the Faculty of Agriculture, Kadiri University, Kediri. The environmental design used was factorial randomized block design (RBD). The total treatment was 16 treatment combinations which were repeated three times so that there were 48 experimental units. The treatment in the experiment was a combination of two factors, namely the corn cultivar factor which consisted of four levels and the corn population factor which also consisted of four levels. The CPI-2 variety was highly suitable for narrow spacing with high plant density. The CPI2 variety was able to show the highest yield on weight parameters with and without husks compared to other varieties. This was able to increase productivity per unit area of land.Jagung merupakan tanaman asli daerah tropika, jagung termasuk sumber karbohidrat ketiga setelah gandum dan beras yang menjadikannya komoditas pangan penting. Selain sebagai komoditi pangan, jagung juga dapat dikategorikan sebagai sayuran ketika di panen sebelum terjadi penyerbukan atau belum menghasilkan biji, biasa disebut jagung semi (Baby corn). Jagung semi menjadi alternatif yang sangat menguntungkan bagi petani karena waktu panennya sangat singkat, permintaan tinggi, dan gizi yang tinggi. Penelitian dilakukan di lahan percobaan milik Fakultas Pertanian, Universitas Kadiri, Kediri. Penelitiaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Perlakuan pada percobaan adalah kombinasi dua faktor, yaitu faktor kultivar jagung semi yang terdiri atas empat taraf dan faktor populasi tanaman yang juga terdiri atas empat taraf. Total perlakuan terdiri dari 16 kombinasi perlakuan dengan ulangan sebanyak tiga kali sehingga didapat 48 satuan percobaan. Varietas CPI-2 sangat cocok dengan jarak tanam rapat dan kerapatan tanaman yang tinggi. Varietas CPI-2 mampu menunjukkan hasil tertinggi pada parameter bobot tongkol berkelobot maupun tanpa kelobot dibanding varietas lainnya. Hal tersebut dapat meningkatkan produktivitas per satuan luas lahan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis pupuk organic cair mikroorganisme lokal (MOL) per polybag dan komposisi media tanam yang paling baik berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi jabung (Brassica juncea). Penelitian dilaksanakan di green house, Fakultas Pertanian Univeritas Kadiri, yang berlangsung sejak tanggal 21 Agustus sampai dengan tanggal 30 September 2015. penelitian lapang ini merupakan percobaan faktorial yang di rancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan di ulang sebanyak 3 (tiga) kali. dianalisa dengan menggunakan Analisis Sidik Ragam (ANSIRA) yang dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5% apabila terdapat perlakuan yang berbeda nyata. Dari hasil penelitian pengaruh dosis pupuk organik MOL dan komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi jabung (Brassica juncea) dapat disimpulkan Terjadi interaksi antara perlakuan dosis pupuk organik MOL dan media tanam pada semua parameter pengamatan, yaitu: tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah akar, panjang akar, berat basah dan berat kering tanaman per tanaman. Pertumbuhan tanaman terbaik ditunjukkan oleh kombinasi perlakuan D4M4, yang menghasilkan: rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah akar dan panjang akar terbesar. Serta Hasil tanaman terbesar ditunjukkan perlakuan M4D4, yaitu rata-rata berat basah tanaman per tanaman (116,267 gr) dan rata-rata berat kering tanaman per tanaman (12,290 gr). Kata Kunci: Pupuk Organik, Komposisi, Sawi Jabung.
RINGKASAN Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan beberapa model jarak tanam pada pertumbuhan dan hasil panen tanaman padi hibrida varietas Intani-2 Pelaksanaan penelitian di lahan sawah Desa Tunge Kecamatan Wates Kabupaten Kediri, mulai tanggal 12 Juni 20016 sampai dengan 25 Oktober 2016. Rancangan perlakuan faktor tunggal dan rancangan lingkungan Acak Kelompok (RAK), diulang 5 kali. Faktor model jarak yang dicobakan adalah: jarak tanam 20x20 cm (J1), 20x25 cm (J2); 25x25 cm (J3); 30x30 cm (J4); Jajar legowo 2:1 (10x20x40) (J5) dan Jajar legowo: 3:1 (10x20x40) (J6). Pada umur 50 hst, 100 hst dan saat panen dilakukan pengamatan, meliputi: 1.Tinggi tanaman (cm), 2.Jumlah anakan produktif 3.Umur berbunga 50% dan 80%; Panjang malai; jumlah bulir isi, bulir hampa dan total bulir per malai; Berat bulir isi dan berat bulir total per malai; Berat biji per petak dan berat produksi tanaman per hektar. Model jarak tanam, pertumbuhan dan produksi tanaman padi Intani-2 dapat disimpulkan sebagai berikut: “Model jarak tanam berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman padi”. Varietas Intani-2. Model jarak tanam bujur sangkar 30x30 cm menghasilkan pertumbuhan per tanaman terbaik, yaitu tinggi tanaman paling tinggi, jumlah anakan produktif paling banyak dan rerata berat bulir isi serta berat bulir total per rumpun paling berat, yaitu: 75.931 g dan 67.139 g.Model jarak tanam jajar legowo 3:1 (10x20x40)cm (J6) menghasilkan rerata produksi tanaman per petak tertinggi (24,899 kg) dan produksi tanaman per hektar juga tertinggi ( 11, 211 ton/ha).Kata kunci: padi, jarak tanam, produksi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.