Capungan banggai merupakan ikan endemik yang terdapat di Perairan Kepulauan Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui intensitas parasit pada ikan capungan banggai (Pterapogon kauderni). Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah sebagai sumber informasi secara spesifik kepada para pembudidaya mengenai parasit pada ikan capungan banggai (P. kaudernii). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2013 di Instalasi Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamananan Hasil Perikanan Kelas II Luwuk, Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan kegiatan secara eksploratif yaitu observasi langsung dengan mengambil sampel capungan banggai di kolam pemeliharaan yang diambil di Perairan Desa Siaga, Kecamatan Liang, Kabupaten Banggai Kepulauan. Hasil identifikasi dan penghitungan intensitas parasit pada capungan banggai yang telah dimasukkan dalam kategori intensitas serangan parasit. Data yang telah diperoleh berupa hasil identifikasi dan penghitungan intensitas ektoparasit dan endoparasit ikan capungan banggai yang telah dimasukkan dalam kategori intensitas serangan parasit. Analisa data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif yaitu analisa data yang telah diperoleh secara sistematis dan terperinci dengan menggunakan bagan, diagram maupun tabel. Berdasarkan dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Terdapat enam jenis ektoparasit yang menginfeksi ikan capungan banggai yang terdiri dari Trichodina sp, Amyloodinium sp, Chilodonella sp, Vorticella sp, Zoothamnium sp dan Ichthiopthirius sp. Tingkat serangan parasit pada didominasi oleh Trichodina sp sebanyak 40%, lalu jenis parasit Amyloodinium sp sebanyak 10%, Chilodonella sp, Zoothamnium sp, Ichthiopthirius sp dan Vorticella sp sebanyak 5%.
Today, the problem of seaweed is the emergence of ice-ice disease, which causes economic losses. The solutions offered at this time are not significant, so there is a need for technology that can control the ice-ice disease. The effort is to use mangrove leaves to extract Avicennia marina. This study aimed to evaluate the inhibitory potential of mangrove leaves extract A. marina against bacteria that cause ice-ice disease in seaweed. Four pathogenic bacteria that cause ice-ice in seaweed, namely Stenotrophomonas maltophilia strain IAM 123, Shewanella haliotis strain DW01, Vibrio alginolyticus strain ATCC 17749 and Pseudomonas aeruginosa strain SNP0614 were tested using A. marina leaves extract with methanol solvent, the method used is the maceration method and antibacterial activity test using the Kirby-Bauer method with seawater complex (SWC) agar. The results showed phytochemical compounds found in A. marina leaves extracts, namely alkaloids, saponins, tannins, phenolics, flavonoids, triterpenoids, and glycosides. A. marina leaves extract using methanol solvent shows potential as an antimicrobial which is indicated by inhibition zones in each of the bacteria that cause ice-ice.
Suku bajo adalah suku terbesar di dunia yang mendiami daerah pesisir, awal mula suku ini terdiri dari berbagai versi yaitu berasal dari Cina, Malaysia (Johor), Indonesia (Bone-Sulawesi Selatan). Sedangkan kedatangan suku bajo di Kabupaten Banggai yaitu pada masa kepemimpinan Adi Lambal Polambal di Kerajaan Banggai tahun 1580 dan termasuk suku pertama yang mendiami Kerajaan Banggai. Pada tahun 1580 kesultanan Ternate (Sultan Babullah) memperluas wilayahnya termasuk menguasai kerajaan Banggai sampai Kerajaan Tojo (Sulawesi Tengah). Suku bajo di kerajaan Banggai sebagai pelaut terlibat perang laut dengan armada Tobelo (disebut pakata pakata) sehingga terdapatlah tempat-tempat bersejarah (lihat halaman 19). Oleh karena itu atas jasa-jasanya mempertahankan kerajaan Banggai maka raja Mandafar (raja I tahun 1600-1630 M) mengangkat orang suku bajo (sama) dalam jabatan basalo sangkap (penasehat raja). Setelah mempelajari asal-usul hingga kedatangan di Nusantara suku bajo (sama) benar-benar suku pelaut (bahari) memang alam aslinya spesifik laut. Tidak heran profesinya adalah sebagian besar hidup sebagai nelayan di daerah mana saja mereka berada.
Liquid smoke is effective as a disinfectant Contains anti-bacterial activity. Liquid smoke has the ability to inhibit bacterial growth because it contains phenolic compounds that can bind to bacterial proteins through hydrogen bonds, causing the protein structure to be damaged. Phenol can be found in a variety of consumer products including mouthwash. Phenol is irritating and corrosive to skin and mucous membranes. The shell liquid smoke product containing phenol and acetic acid has an effectiveness comparable to 70% alcohol to be used as a disinfectant at a phenol concentration of 12.5% and is safe to be used as a disinfectant. In the process of making liquid smoke, The quality of liquid smoke is influenced by the pyrolysis temperature, burning time, condensation temperature and dry shell, so that the optimization of the process of making quality coconut shell liquid smoke is made as an organic disinfectant using the Taguchi method, to achieve the specified percentage target so as to produce process standards. The method used is the taguchi . quality control method which combines level factors, namely the pyrolysis temperature factor, burning time, condensation temperature, and shell drying. The optimal results obtained were phenol compounds at rank 1 (A3) process (pyrolysis temperature 1800≤T≤ 2100) , rank 2 (B3) (pyrolysis time 5 hours), rank 3 (D2) (2 days shell drying time) and rank 4 (C1) (condensation temperature 300). And to be used as a disinfectant at a phenol concentration of 12.5% or close to the standard process (A3) (pyrolysis temperature 1800≤T≤ 2100), (B1) (pyrolysis time 1 hour), (C3) (condensation temperature 400) and (D1) (long drying shell 0 days).
Salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti adalah proses osmoregulasi ikan capungan banggai terhadap media air tawar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan osmoregulasi ikan capungan banggai (P. kauderni) terhadap pengenceran berbeda terhadap media salinitas. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juli 2016, sebagai hewan uji yaitu ikan capungan banggai dengan ukuran panjang adalah berkisar 3.5-6 cm 3-5 gram yang diperoleh dari hasil tangkapan kawasan terumbu karang sekitar perairan Kabupaten Banggai Kepulauan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan. Parameter yang diamati aitu kemampuan osmoregulasi, kelangsungan hidup dan parameter kualitas air. Data dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA) dengan rancangan percobaan sehingga jika terdapat pengaruh yang nyata dari masing-masing perlakuan, maka akan di lanjutkan dengan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan ketiga perlakuan penurunan salinitas ikan capungan mengalami kerusakan organ ginjal dan insang pada minggu kelima dan mampu melakukan osmoregulasi, yaitu bertahan hidup pada kondisi air 5 ppt.
Sinorang Pantai memiliki pantai yang indah dan sering dikunjungi penyu untuk mendarat dan bertelur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi ekonomi, sosial, budaya, dan hukum masyarakat Sinorang Pantai, serta merumuskan konsep pengelolaan penyu di Sinorang Pantai. Berdasarkan analisis faktor internal dan faktor eksternal diperoleh hasil bahwa faktor internal pada kajian potensi di Sinorang Pantai terdapat 10 faktor, diantaranya 5 faktor yang menjadi kekuatan dan 5 faktor menjadi kelemahan, sedangkan faktor eksternal kajian penyu di Sinorang Pantai ada 10 faktor, diantaranya 5 faktor yang menjadi peluang dan 5 faktor menjadi ancaman. Salah satu bisnis yang bisa memberikan penghasilan positif bagi masyarakat adalah ekowisata penyu dan rencana pengelolaan ini berada pada kuadran II yaitu Growth.
: Budidaya rumput laut mengalami permasalahan sampai saat ini, yaitu munculnya penyakit ice-ice. Solusi yang ditawarkan selama ini belum menunjukkan hasil yang signifikan, sehingga perlu teknologi yang mampu mengendalikan penyakit ice-ice. Upaya tersebut adalah dengan menggunakan cairan fermentasi daun mangrove. Cairan fermentasi daun mangrove memiliki kandungan bakteri endofit, metabolit sekunder, metabolit primer untuk mengendalikan penyakit ice-ice dan unsur hara makro dan mikro untuk meningkatkan pertumbuhan rumput laut. Adapun pelaksanaan kegiatan meliputi pelatihan pembuatan produk cairan fermentasi, pelaksanaan pendampingan, penyuluhan manajemen pemasaran, dan evaluasi dan monitoring. Hasil yang di peroleh dari kegiatan ini, mitra menguasai teknologi pembuatan cairan fermentasi mangrove dan teknologi budidaya rumput laut, mampu mengendalikan penyakit ice-ice serta mampu meningkatkan produksi rumput laut melalui produk cairan fermentasi. Berdasarkan hasil kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa produk cairan fermentasi mampu mengendalikan penyakit ice-ice dan mampu meningkatkan produksi rumput laut mitra, serta mitra merasakan manfaat langsung dan keuntungan ekonomis
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.