Populasi ternak, infrasturktur peternakan dan daya dukung pakan merupakan beberapa kriteria parametric dalam penentuan sentra peternakan sapi potong. Kecamatan Lau merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Maros yang masih didominasi peternakan rakyat dimana jumlah kepemilikan ternak hanya berkisar 2 hingga 5 ekor. Kepemilikan dan peternakan sapi potong masih merupakan usaha sampingan dimana bertani sawah padi merupakan pekerjaan utama masyarakat. Dalam upaya mengoptimalkan peternakan sapi potong perlu diketahui kekurangan dan kelebihan serta peluang dan ancaman yang dihadapi peternak dalam menjalankan usaha peternakan sapi potong. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling) yang didasarkan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu pengembangan sapi potong. Penentuan sampel akan dilakukan secara acak (random sampling) terhadap petani dan snowballing sampling terhadap stakeholders yang terkait dengan peternakan sapi potong dalam hal ini pemerintah daerah selaku pengambil kebijakan dan para pelaku usaha. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skor matriks IFE adalah 1,43 dan EFE adalah 1,66 dimana kedua titik ini berada pada kuadran 1 matriks SWOT. Dalam penentuan strategi terdapat 3 alternatif strategi S-O, 4 alternatif W-O serta strategi S-T dan W-T masing-masing 2. Alternatif strategi yang dihasilkan mendukung pada strategi yang agresif dalam mendorong pengembangan usaha ternak sapi potong di Kecamatan Lau Kabupaten Maros.
Various efforts to improve maize grain competitiveness need to be immediately increased so that Indonesian maize has a competitive advantage and even eliminates the dependence on maize imports. Factors that need to be considered in which Indonesian maize production can be improved and able to be competitive is originated from production which is then offered on the potential market. This paper focused on identifying competitive advantages through 3 variables; cost leadership, product differentiation and focus by descriptive analysis. This study was conducted in Jeneponto Regency, South Sulawesi, Indonesia as one of the maize grain centers production in Indonesia. The result showed that the focus variable had a higher score than cost leadership and product differentiation. This indicated that farmers chose maize as a superior commodity and devote time and energy to the cultivation of maize, because it had advantages and was done by trying to minimize production costs in order to achieve the good quality standard and high production of maize grain in achieving competitiveness to reach potential market either national or international.
Salah satu usaha waralaba yang banyak ditemukan di kota Makassar adalah waralaba lokal ayam goreng. Selain bahan baku yang mudah didapat, pengolahan ayam goreng cukup mudah serta diminati konsumen. Tujuan dari penelitian adalah untuk melihat variabel kepercayaan dan komitmen mampu membantu dalam membangun hubungan antara franchisor dan franchisee. Variabel kepercayaan dan komitmen ini dijabarkan dalam beberapa dimensi yang kemudian dijelaskan dalam beberapa indikator. Dimensi variable kepercayaan yaitu kelengkapan outlet/gerai, cara penjelasan kontrak, pemberian hadiah, komunikasi serta hal yang dibicarakan dalam komunikasi. Dimensi variable komitmen yaitu sikap franchisor, waktu pembayaran bahan baku, cara pembayaran, waktu penerimaan bahan baku serta dukungan franchisor terhadap pendapat franchisee. Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik dari usaha waralaba ayam goreng BFC, C’Bezt Fried Chicken dan Quick Fried Chicken. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode sensus dimana semua populasi franchisee dari ketiga merek tersebut. Namun, hanya 52 orang franchisee yang bersedia diwawancarai menggunakan kuisioner dari ketiga merek waralaba tersebut. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dimensi komunikasi pada variable kepercayaan merupakan dimensi yang paling penting untuk diperhatikan dalam menumbuhkan kepercayaan franchisee terhadap franchisor sedangkan untuk variable komitmen, dimensi sikap franchisor merupakan yang paling penting diantara keempat dimensi lainnya.
This study examines the application of smart manufacturing in SMEs in South Sulawesi by looking at the dimensions of the organization and the non-market strategy approach. Qualitative research design uses case study analysis using the perspective of empirical phenomena in a particular context. The findings show that (1) smart manufacturing in SMEs provides solutions in the production process, namely cutting processes so that effectiveness and efficiency can be achieved (in SMEs that have good financial stability). However, if UKM does not have a good financial position, it will pose a risk to the rate of return on investment., (2) Government support in supporting smart manufacturing through industrial ministries and (3) non-market strategic approach is not a problem as long as it is managed with professionalism. Limitations Research the number of cases empirically is still limited according to the geographical area under study.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.