Background: Improved functional capacity (FC) and inflammatory marker reduction is a good prognostic factor in post-revascularization cardiac patients. However, there is still limited study investigated association of functional capacity and inflammatory marker after cardiac rehabilitation program. We studied the effects of cardiac rehabilitation (CR) program in the improvement of FC and high-sensitive-C Reactive Protein (hs-CRP) reduction and association between those variables. Methods: This was quasi experimental study in post-revascularization CAD patients who attended phase II CR program at CR gymnasium, Dr. Hasan Sadikin General Hospital, Bandung, from October 2014 to May 2015. The CR program included additional education sessions and consistently strict program intensity on 50-80% heart rate reserve based on formula and Borg scale 11 to 15. Functional capacity and hs-CRP were measured before and after the program. Functional capacity was assessed by maximal treadmill test through indirect VO 2 max measurement. Results: A total of 37 patients aged 56.05±7.3 years old were analyzed in this study. They consisted mainly of men (81.1%) which 78.4% of them underwent percutaneous coronary intervention (PCI). Our study revealed significant FC improvement after completion of this newly-modified CR program from an average of 6.76 to 8.68 METs (28.4%) ( p<0.001). Hs-CRP reduction was also occurred from mean of 0.49 mg/L to 0.20 mg/L (59.2%) of log hs-CRP level (p= 0.005). Linear regression analysis showed the improvement of fitness was associated with baseline FC (p<0.001) and reduction of hs-CRP was associated with baseline hs-CRP (p<0.001), and not influenced by age, gender, ejection fraction and type of procedure. There is moderate correlation (r s = 0.636, p<0.001) between functional capacity improvement and hs-CRP reduction. Each 1 METs improvement can reduce 9.317 mg/L of transformed hs-CRP level (p=0.006, 95%CI 2.942,15.693). Conclusions: CR program significantly increased functional capacity and reduce hs-CRP level in post-revascularization CAD patient, and more prominent in a patient with low baseline functional capacity and high hs-CRP level. Functional capacity improvement and hs-CRP reduction were moderately correlated. INTISARILatar belakang: Peningkatan kapasitas fungsional dan penurunan penanda inflamasi merupakan suatu faktor prognostik yang baik pada pasien pasca revaskularisasi jantung. Namun studi mengenai hubungan antara kapasitas fungsional dan penanda inflamasi masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh program rehabilitasi jantung terhadap perbaikan kapasitas funsional dan penurunan highsensitive-C Reactive Protein (hs-CRP) serta asosiasi di antara kedua variable tersebut. Metode: Studi eksperimental-kuasi dilakukan pada pasien penderita penyakit arteri koroner pasca revaskularisasi yang menjalani program rehabilitasi jantung fase II di pusat kebugaran rehabilitasi jantung, Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin, Bandung dari Bulan Oktober 2014 sampai Mei 2015. Program baru...
Tujuan dari studi kasus ini (Studi Kasus Wajib Retribusi Orang Pribadi yang terdaftar di Istansi Administrasi Retribusi Pratama Makassar Barat ) adalah untuk mengkaji dan menganalisis dampak kemauan wajib retribusi, administrasi retribusi, dan ketaatan terhadap penerimaan retribusi. Populasi penelitian ini adalah 116.396 wajib retribusi orang pribadi terdaftar di KPP Pratama Makassar Barat. Rumus Slovin digunakan untuk pengambilan sampel penelitian ini karena untuk menghasilkan hasil penelitian, ukuran sampel harus representatif. Hasil pengujian model pengukuran outer model dan model struktural atau disebut inner model pada data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner. Teknik pemeriksaan informasi menggunakan fractional least squares (PLS). Konsekuensi dari tinjauan tersebut menunjukkan bahwa sampai batas tertentu kemauan warga, administrasi pungutan dan konsistensi warga memhubungani pendapatan pungutan.
Effectiveness Test of Pandan Leave Extract (Pandanus amaryllifolius)to Larva Mortality of Aedes sp. and Anopheles Dengue hemorrhagic fever (DHF) and malaria are diseases that are spread through vector (Vector Borne Disease), which can be prevented by applying larvacides. One of plant showing function as a natural larvacide is fragrant pandan leaves (Pandanus amaryllifolius). The chemical contents in fragrant pandan leaves are polyphenols, flavonoids, saponins, tannin, and alkaloids. This study aimed to recognize the effectiveness of fragrant pandan extract (P. amaryllifolius) in killing the larvae of Aedes sp. and Anopheles. This was experimental research, posttest only with control group design. The study population was Aedes sp. and Anopheles larvae (Instar III-IV) taken from the original habitat, then the sample was determined by purposive sampling method. The results revealed that the most effective concentration of fragrant pandan extract (P. amaryllifolius) in killing the larvae of Aedes sp. and Anopheles was 15%. Probit test results of Lethal Concentration 50% and 90% fragrant pandan extract for 24 hours to Aedes sp. larvae showed 9.445% and 14.087%, while to Anopheles larvae depicted 14.874% and 31.468%. It is expected to be guided to community in applying fragrant pandan extract as an alternative larvacide in everyday life to control vector diseases, particularly dengue hemorrhagic fever and malaria.Demam berdarah dengue (DBD) dan malaria merupakan penyakit yang disebarkan melalui vektor nyamuk (Vector Borne Disease), yang dapat dicegah penyebarannya dengan menggunakan larvasida. Salah satu tanaman yang berfungsi sebagai larvasida alami adalah daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius). Kandungan kimia yang ada di daun pandan wangi adalah senyawa pahit berupa polifenol, flavonoid, saponin, tanin dan alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun pandan wangi (P. amaryllifolius) dalam mematikan larva Aedes sp. dan Anopheles. Jenis penelitian ini adalah Experimental dengan desain posttest only with control group. Populasi penelitian adalah larva nyamuk Aedes sp. dan Anopheles (instar III-IV) yang diambil dari habitat asli, kemudian sampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini menyimpulkan bahwa konsentrasi ekstrak daun pandan wangi (P. amaryllifolius) yang efektif dalam mematikan larva Aedes sp. dan Anopheles dalam jumlah terbanyak adalah 15%. Hasil uji probit Lethal Concentration 50% dan 90% ekstrak daun pandan wangi selama 24 jam terhadap larva Aedes sp. menunjukkan angka 9,445% dan 14,087% sedangkan terhadap larva Anopheles menunjukkan angka 14,874% dan 31,468%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi masyarakat dalam mengaplikasikan ekstrak daun pandan wangi sebagai larvasida alternatif di kehidupan sehari-hari untuk mengendalikan penyakit vektor khususnya demam berdarah dengue dan malaria. *Alamat Korespondensi : PENDAHULUAN D e m a m B e rd a ra h D e n g u e ( D B D ) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus ...
Diabetes melitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi. Diabetes melitus yang tidak terkontrol akan menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi kronik. Pemeriksaan kadar kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk menilai fungsi ginjal. Data penderita DM di Rumah Sakit Tk II Pelamonia Makassar tahun 2012 tentang jumlah sebanyak 1.375 orang, tahun 2013 tentang jumlah sebanyak 1.568 orang, tahun 2014 tentang jumlah sebanyak 1.792 orang. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kadar kreatinin serum dengan kadar gula darah yang terkontrol dan tidak terkontrol pada pasien Diabetes Melitus Tipe II di Rumah Sakit Tk II Pelamonia Makassar. Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan desain penelitian komparatif untuk melihat perbedaan kadar kreatinin serum dengan kadar gula darah yang terkontrol dan tidak terkontrol pada pasien Diabetes Melitus Tipe II. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 16 orang.Data di ujidenganuji statistik Mann Whitney dengan tingkat signifikan α< 0,05. Hasil penelitian didapatkan Kadar kreatinin serum dengan kadar gula darah yang tidak terkontrol pada pasien Diabetes Melitus Tipe II rata-rata 5,00 (± 3,889), kadar kreatinin serum dengan kadar gula darah yang terkontrol pada pasien Diabetes Melitus Tipe II rata-rata 0,795 (± 0,226), ada perbedaan kadar kreatinin serum dengan kadar gula darah yang terkontrol dan tidak terkontrol pada pasien Diabetes Melitus Tipe II di Rumah Sakit Tk II Pelamonia Makassardengan nilai p=0,001<α(0,05) Kesimpulan ada perbedaan kadar kreatinin serum dengan kadar gula darah yang terkontrol dan tidak terkontrol pada pasien Diabetes Melitus Tipe II di Rumah Sakit Tk II Pelamonia Makassar. Untuk mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat Diabetes Melitus Tipe II diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk memberikan sosialisai tentang pentingnya mengontrol kadar gula darah.
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebarkan melalui vektornyamuk (Vector Borne Disease), yang dapat dicegah penyebarannya dengan menggunakanlarvasida. Salah satu tanaman yang dapat berfungsi sebagai larvasida alami adalah daunpandan wangi (Pandanus amaryllifolius). Kandungan kimia yang ada di daun pandan wangiadalah senyawa pahit berupa polifenol, flavonoid, saponin, dan alkaloid. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius)dalam mematikan larva Aedes sp. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment.Populasi penelitian adalah larva nyamuk Aedes sp yang diambil dari habitat asli, kemudiansampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian inimenyimpulkan bahwa ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) efektif dalammematikan larva Aedes sp. Hasil uji probit Lethal Concentration 50% dan 90% ekstrak daunpandan wangi selama 24 jam terhadap larva Aedes sp menunjukkan angka 9,445% dan14,087%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi masyarakat dalammengaplikasikan ekstrak daun pandan wangi sebagai larvasida alternatif di kehidupan seharihari untuk mengendalikan penyakit vektor khususnya demam berdarah dengue.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.