BACKGROUND: The high infection of methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) accompanied by increased resistance to many groups of antibiotics is a major concern in the field of infection. This study aims to evaluate the prevalence of MRSA isolates and antimicrobial susceptibility to MRSA isolates in Indonesia. METHODS: We did searches in Pubmed, Proquest, DOAJ, GARUDA, and google scholar for studies published in 2006-2020. Study in Indonesian (Bahasa) and English with the keywords "methicillin-resistant Staphylococcus aureus", "MRSA" and "Indonesia". More than 30 S.aureus isolates derived from human samples were included. RESULTS: A total of 738 articles based on the search results, 13 studies were included in this systematic review. The prevalence of MRSA reported from all studies is 0.3%-52%. The study with the largest prevalence of MRSA was found in Jakarta. The susceptibility of vancomycin antibiotics to MRSA isolates is known to range from 87%-100%. Based on all studies, Linezolid, Tigecycline, Nitrofurantoin, and quinupristin/dalfopristin were reported to have 100% susceptibility. CONCLUSIONS: The prevalence of MRSA is still found high in one of the cities in Indonesia. Surveillance of antibiotic use, monitoring of antimicrobial susceptibility patterns, and antibiotic resistance control programs need to be optimized. MRSA screening is based on a rapid diagnosis when an inpatient admission is also necessary.
Kaffir lime (Citrus hystrix DC) is citrus plant of the family Rutaceae that was used as an antibacterial. This plant is native to Indonesia, which contains flavonoids, tannins, saponins, alkaloids, and essential oil. This study aims to determine the ability of antibacterial extract lime leaves against Staphylococcus aureus and to find out the concentration that is most effevtive in inhibiting the bacteria Staphylococcus aureus. The research used lime leaves. By drying the leaves at the oven at temperature 45˚C, pulverizing by mesh 40, and extraction by maceration for 5 days with ethanol 96%. This study used a completely randomized design with treatments in variation concentrations of 5%, 10%, 15%, and 20% concentration were then used to test the antibacterial activity with disc diffusion. Inhibition zone formed from extracts with concentration of 5% (6,7 mm) 10% (6,8 mm) 15% (7,3 mm) and 20% (8,3 mm). The results of the data analysis showed that the administration of lime leaves extract affected the growth of Staphylococcus aureus, where the value of sig <0,05 obtained a value of sig 0,000. Based on the research, among the others the concentration of 20% was that the most effective in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus that was 8,3 mm. Kaffir lime (Citrus hystrix DC.) leaf extract has antibacterial activity against the Staphylococcus aureus. Concentration extract 20% is an effective concentration to inhibit bacterially
Latar Belakang: kekurangan asupan gizi sejak lahir sampai balita dapat menyebabkan permasalahan kesehatan pada balita yaitu pertumbuhan tinggi badan yang tidak optimal (stunting). Pertumbuhan tinggi badan yang terhambat pada saat balita akan berakibat pada tingkat kecerdasan otak setelah dewasa. Tujuan: mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita di Puskesmas Cimuning Bekasi. Metode: penelitian menggunakan desain cross-sectional dilakukan di Puskesmas Cimuning Bekasi pada bulan Oktober-November 2019. Sampel diambil dengan teknik total sampling sebanyak 100 ibu-anak. Stunting diukur dengan antropometri menggunakan indikator tinggi badan menurut umur (TB/U). Variabel independen (pemberian ASI, imunisasi, MP-ASI, penyakit ibu dan anak) diukur menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan regresi logistik ganda. Hasil: kejadian stunting dialami oleh sebanyak 30,0% balita. Faktor dominan yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita adalah pemberian ASI eksklusif. Kesimpulan: promosi pemberian ASI eksklusif harus diterapkan disetiap fasilitas kesehatan dan media sosial agar informasi tersebut sampai ke masyarakat luas sehingga dapat menurunkan angka kejadian stunting pada balita.
Latar belakang: Kanker yang saat ini menjadi perhatian dunia dan megakibatkan tingginya angka kematian adalah kanker serviks. Data Globocan pada tahun 2013 menunjukkan prevalensi tertinggi kankerpada wanita di Indonesia adalah kanker serviks.Penyebabnyakarena kurangnya motivasi wanita untuk melakukan pemeriksaan Pap smear sehingga mengalami keterlambatan diagnosis yang mengakibatkanbanyak wanita yang terdiagnosa kanker serviks dalam stadium lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi untuk melakukan Pap smear pada Wanita UsiaSubur (WUS) di Kecamatan Cipondoh.Metode: Metode pada penelitian ini adalah survey analitik dengan desain cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 106 orang, dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober tahun 2016.I nstrumenyang digunakan adalah kuesioner.Hasil: Terdapat hubungan antara motivasi melakukan Pap smear pada Wanita Usia Subur (WUS) dengan status ekonomi keluarga (p=0,019), jarak dari rumah ke pelayanan kesehatan (p=0,001) dan paparaninformasi (p=0,009); (p value< 0,05; α= 0,05).Motivasi untuk melakukan Pap smearsangat penting khususnya pada Wanita Usia Subur (WUS) untuk mencegah keterlambatan diagnosis sehingga dapat menurunkan angka kematian pada kanker serviks.Simpulan: Diperlukan penyuluhan tentang kanker serviks, pemeriksaan Pap smeargratis secara berkala oleh tenaga kesehatan untuk meningkatkan motivasi wanita melakukan Pap smear.Kata Kunci: Motivasi, wanita usia subur (WUS), kanker seviks, Pap smear
Background: Education is an effort to create a conducive learning atmosphere and design a learning process so that students are able to develop their potential. The development of TIK in learning supports the creation of the e-learning method, but pros and cons arise in it so that it disturbs the skills aspects of students. For that we need an evaluation of the changes in the learning method. Methods: This study is a quantitative analytic study with a crosssectional approach. The sample selection was carried out by total sampling from the entire population, namely the 2018 FKK-UMJ medical students, which amounted to around 143 students. Data were analyzed using SPSS v.25 and statistical tests using the Independent Sample T-test. Results: Differences in the practical-exam-scores and tutorial-scores of PSKD FKK-UMJ students class of 2018 when doing face-to-face learning of the Tropical Medicine System and distance learning of the Urogenital System. The practical-exam-score was better in distance learning of the Urogenital System with the A predicate (44.1%) while the tutorial score was better in the face-to-face learning of the Tropical Medicine System with the A predicate (85.3%). Bivariate analysis, practicum-exam-scores and tutorial-scores for the two systems with two different learning methods were different with Sig (2-tailed) <0.05. Conclusion: There are differences in the comparison of the practicalexam-scores and the tutorial scores of the 2018 PSKD FKK-UMJ students during face-to-face learning in the Tropical Medicine System and distance learning on the Urogenital System.
Mahasiswa kedokteran semester akhir (semester VII) harus mempunyai self efficacy (SE). SE dibutuhkan mahasiswa kedokteran untuk masuk ke jenjang berikutnya ketika masuk dalam pembelajaran di rumah sakit. SE membuat mahasiswa nyaman ketika berhubungan dengan pasien begitupula sebaliknya, pasien merasa nyaman mahasiswa yang memiliki SE yang baik.Tujuan penelitian ini adalah mengukur kepercayaan diri atau “self efficacy (SE)” mahasiswa semester VII Oktober tahun 2022 FKK UMJ. Hasilnya adalah nilai validitas terkecil dari seluruh item terdapat pada item B3 = 0,392 > r tabel 0,301. Maka dapat dikatakan bahwa seluruh item valid. Nilai reliabilitas terkecil dari seluruh item terdapat pada item A18 = 0,962 > r tabel 0,301. Maka dapat dikatakan bahwa seluruh item reliabel. Hal ini menandakan bahwa instrumen SE yang telah dialihbahasakan ini dapat digunakan untuk mengukur refleksi kepercayaan diri mahasiswa kedokteran semester akhir
Leukopenia, thrombocytopenia and anemia are haematological abnormalities that are usually found in typhoid fever patients. This study aims to determine the relationship between platelet counts, leukocyte counts, hematocrit values and haemoglobin in pediatric typhoid patients. This research is a descriptive and analytic study using the parameters of hematology and length of stay in children at the Jakarta Cempaka Putih Islamic Hospital. The data used are secondary data in the form of medical records of patients from January to June 2018 who were diagnosed with typhoid fever. Data analysis using the Kolmogorov Smirnov and Chi-square test. The average age and length of stay of the patients were 9 years and 4.6 days. Bivariate analysis showed no relationship between length of stay with platelet count (p = 1.000), leukocytes (p = 0.969), hematocrit value (p = 1.000) and haemoglobin (p=0.549). There was no significant relationship between overall hematological parameters and length of hospital stay.Keywords: Length of stay, parameters of hematology, typhoid fever. AbstrakLeukopenia, trombositopenia dan anemia merupakan kelainan hematologis yang biasanya ditemukan pada pasien demam tifoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jumlah trombosit, jumlah leukosit, nilai hematokit dan hemoglobin pada pasien tifoid anak. Penelitian ini merupakan deskriptif dan analitik menggunakan variabel parameter hematologi dan lama rawat pada anak di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Data yang digunakan yaitu data sekunder berupa rekam medik pasien periode Januari – Juni 2018 yang di diagnosis demam tifoid. Analisis data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan Chi-square. Rata-rata usia dan lama rawat inap pasien yaitu 9 tahun dan 4,6 hari. Analisis bivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan antara lama rawat dengan jumlah trombosit (p=1.000), leukosit (p=0.969),nilai hematokrit (p=1.000) dan hemoglobin (p=0.549). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara keseluruhan parameter hematologi dengan lama rawat inapKata kunci: Demam tifoid, lama rawat, parameter hematologi
Latar Belakang: Periode emas masa pertumbuhan dan perkembangan anak dibentuk pada 1000 hari pertama kehidupannya. Dalam masa ini pemberian nutrisi, pola asuh, dan pencegahan penyakit akan berpengaruh untuk pertumbuhan anak dimasa yang akan datang. Tujuan: untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi pertumbuhan pada anak 24-36 bulan di Posyandu Kelurahan Cipinang Muara RW 03. Metode: Penelitian menggunakan desain cross-sectional dilakukan di Posyandu Kelurahan Cipinang Muara RW 03 pada bulan Oktober 2019. Sampel sebanyak 97 ibu-anak diambil dengan teknik total sampling. Pertumbuhan anak diukur dengan antropometri menggunakan indikator berat badan menurut umur (BB/U). Variabel independen (pemberian ASI, MP-ASI, imunisasi ibu dan anak, serta riwayat penyakit ibu dan anak) serta variabel dependen (pertumbuhan anak) dianalisis menggunakan regresi logistik ganda. Hasil: Pertumbuhan anak berdasarkan status gizi baik dialami oleh sebanyak 81,4%. Faktor dominan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan anak dengan indikator BB/U adalah riwayat penyakit anak (OR: 3,239 95% CI: 1,131-9,272). Anak yang memiliki riwayat penyakit berisiko 3 kali lebih tinggi mengalami status gizi kurang dibandingkan anak yang tidak memiliki riwayat penyakit. Kesimpulan: Perlu diperhatikan asupan nutrisi ibu selama kehamilan dan nutrisi anak setelah usia 6 bulan sehingga anak dapat tumbuh dengan sehat dan terhindar dari penyakit.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.