Essential oils are formed by aromatic plants as secondary metabolites and are widely used in traditional medicine. In this research, the composition and biological activities of three commercial oils essential oils, Ocotea, Copaiba and Blue Cypress, were evaluated in cultured cells and in mice. GC/MS revealed different components within these oils. Ocotea and Copaiba did not have an antioxidant activity below 5 % (v/v), and Blue Cypress possessed a moderate anti-oxidant activity. Ocotea was the most potent inhibitor against pro-inflammatory mediators. In addition, Ocotea and a higher concentration of Blue Cypress suppressed LPS-induced PGE2 production. Single high-concentration administration of the oils showed acute toxicity in mice. Blood chemistry analysis showed the three essential oils to be quite safe under a lower sub-lethal dosage. Our findings suggested that essential oils can be useful as active medicines to inhibit over-activation of macrophages followed by stimulation by inflammatory mediators.
Kajian etnobotani menjelaskan tentang budaya masyarakat tradisional dalam memanfaatkan sumber daya alam berupa tumbuhan. Salah satu etnobotani yang banyak dikaji adalah tumbuhan obat, yaitu tumbuhan yang merupakan hasil hutan yang memiliki manfaat secara ekologi, sosial-budaya, dan ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah mendokumentasikan tumbuhan liar yang digunakan sebagai obat tradisional dan cara memanfaatkannya oleh masyarakat Suku Madura di Kabupaten Sumenep. Penelitian ini dilakukan di 3 kecamatan, yaitu Lenteng, Guluk-Guluk, dan Bluto di Kabupaten Sumenep. Penelitian ini menggunakan metode survei eksploratif, dan teknik pengumpulan data dengan wawancara dan pengamatan langsung di lapangan. Setiap tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat tradisional difoto dan diidentifikasi dengan aplikasi PlantNet. Tercatat 25 jenis tumbuhan liar yang digunakan sebagai obat tradisional di Kecamatan Lenteng, Kecamatan Guluk-Guluk, dan Kecamatan Bluto, diantaranya sebagai obat luka, sakit mata, gatal-gatal, demam, sakit kepala, nyeri haid, diare, kencing manis, kencing batu, usus bantu, bisul, sariawan dan anemia. Bagian tumbuhan yang sering digunakan sebagai obat tradisional yaitu bagian daun (68 %), bunga (8 %), batang (4 %), buah (12 %) dan semua bagian tumbuhan (8 %). Cara penggunaan tanaman liar yang dilakukan masih sederhana, yaitu digunakan langsung pada bagian tubuh yang sakit, ditumbuk kasar atau ditumbuk halus bersama bahan lain, dan direbus kemudian diambil sarinya.
One of the efforts to prevent crop failure in vanname shrimp (Litopenaeus vannamei) can be done by increasing immunity in vanname shrimp. Increased shrimp immunity by chemical means has a weakness that can create resistance to bacteria. To overcome the positive impact of the use of antibiotics in preventing infection in vanname shrimp by utilizing a natural ingredient with medicinal properties namely kasembukan (Paederi foetida Linn.) The research aims to determine the immunity of vanname shrimp and survival ratio. The research used a Completely Randomized Design with the treatment of paederia leaf concentration added to commercial shrimp feed, namely A1; A2; A3; A4; A5 (0%; 10%; 20%; 40%; 80%). Observations were made on day 0, day 10, day 20 and day 30. The results of research using ANOVA showed that there was an effect of treatment on immune vanname shrimp based on total vanname shrimp hemocytes. Duncon's further tests showed that the treatment of adding 10% and 20% of the paederia leaves had the same effect while the addition of 0%, 40% and 80% of the paederia leaves had a reduced effect on the total haemocyte of vanname shrimp. The survival ratio (SR) of vanname shrimp for each treatment for 30 days were A1: 80%, A2: 100%, A3: 90%, A4: 91% and A5: 96%.Keywords: Immunity, feed, Litopenaus vannamei, Paederia foetida L.ABSTRAKUpaya dalam mencegah kegagalan panen pada budidaya udang vanname (Litopenaeus vannamei) salah satunya dapat dilakukan dengan cara meningkatkan imunitas pada udang vanname. Peningkatan imunitas udang dengan cara kimia memiliki kelemahan yaitu dapat membuat resistensi pada bakteri. Untuk menanggulangi dampak positif penggunaan antibiotik dalam mencegah infeksi pada udang vanname yaitu dengan cara memanfaatkan bahan alami berkasiat obat yaitu kasembukan (Paederi foetida Linn.) Penelitian bertujuan untuk mengetahui imunitas udang vanname serta kelulus hidupan udang yang diberi pakan tambahan daun ksembukan sebagai imunostimulan. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan konsentrasi tepung daun kasembukan yang ditambahkann pada pakan udang komersil yaitu A1; A2; A3; A4; A5 (0%; 10%; 20%; 40%; 80%). Pengamatan dilakukan pada hari ke 0, hari ke 10, hari ke 20 dan hari ke 30. Hasil penelitian menggunakan ANOVA menunjukkan terdapat pengaruh perlakuan terhadap imun udang vanname berdasarkan total hemosit udang vanname. Uji lanjut Duncon menunjukkan bahwa perlakuan penambahan 10% dan 20% daun kasembukan memiliki pengaruh yang sama sedangkan penambahan 0%, 40% dan 80% daun kasembukan memiliki pengaruh yang bereda terhadap total hemosit udang vanname. Kelulus kehidupan udang vanname untuk masing-masing perlakuan selama 30 hari yaitu A1:80%, A2:100%, A3:90%, A4:91% dan A5:96%.Kata Kunci: Imunitas, kasembukan, pakan, udang vanname
Galangal coffee is a local agricultural commodity food product in Sumenep Regency. This product is produced based on the preference of people for coffee drinks. Galangal coffee is a mixture of coffee powder and galangal powder which has a different aroma and taste. The use of sugar as an additional ingredient in galangal coffee product is used to increase product quality in the composition of nutrients, storability, and health effects on the body. Sweetener commonly used in food products is sucrose, such as cane sugar, palm sugar, and corn sugar which are sweeteners but have a lower glycemic index than cane sugar. The purpose of this study was to determine the effect of the use of sweetener: cane sugar, palm sugar and corn sugar on the chemical properties of galangal coffee product. The design used in this study is a completely randomized design (CRD) non-factorial pattern with 3 replications. The method used is an experimental method of chemical parameters: carbohydrate content, water content, fat content, protein content, and ash content. Result of ANOVA at a significance level of 5% showed that the use of different types of sweeteners significantly affected total carbohydrate content, water content, ash content, and fat content. The parameter values ??of the chemical properties of the product in this study were: carbohydrate content of 64.47-82.60%, the water content of 5.19-17.08%, the ash content of 1.74 - 4.17%, fat content of 3.25 - 6.79%, and protein content from 4.96 to 7.5%.
Coffee-galangal is a herb coffee, a mixture of coffee powder and galangal powder, which has a different aroma and taste and the galangal itself has excellent properties for the body. The sweetener commonly used in products is sucrose based sugar. The purpose of this study was to determine the effect of the use of sweetener on the chemical properties and caffeine content, such as cane sugar, palm sugar and alcoholic sugar.
Abstrak: Potensi hasil pertanian di wilayah Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep menjadi salah satu peluang bagi CV Nurul Jannah untuk menciptakan usaha pengolahan hasil pertanian dalam hal ini adalah kelor (Moringa oliefera). Usaha pengolahan kelor yang dirintis pada tahun 2012 berupa olahan kelor dalam bentuk stik dan minuman kelor dalam bentuk teh curah. Mitra ingin mengembangkan produk minuman instan berbahan kelor dalam hal ini adalah tablet effervesen. Permasalahan yang dihadapi mitra adalah keterampilan pengolahan dan peralatan produksi. Kegiatan pendampingan berupa pelatihan pengolahan kelor menjadi tablet effervesen dan desain alat tablet yang ditujukan untuk meningkatkan keterampilan pengolahan dan terciptanya alat produksi. Kegiatan yang dilaksanakan memberikan hasil adanya peningkatan keterampilan pengolahan effervesen kelor sebesar 87% berdasarkan tes praktik terhadap 15 peserta yang mengikuti pelatihan yang terdiri dari tes formulasi bahan, teknik pencampuran dan pencetakan. Kegitan juga memberikan hasil penambahan satu alat pencetak tablet dengan kriteria tablet yang dihasilkan memiliki ketebalan 7 mm, diameter 25 mm dan massa 3.5 g. Abstract: The agricultural products in the Bluto District of Sumenep Regency is one of the opportunities for CV Nurul Jannah to create a business base on the agricultural product in this case is Moringa (Moringa oliefera). The Moringa processing business which was pioneered in 2012 are snack and drink in the form of bulk tea. CV Nurul Jannah want to develop morenga tea be a moringa instant drink (effervescent tablets). Hawever problems faced are skills and production equipment. Mentoring activities are training on processing Moringa into effervescent tablets and tablet device design aimed at improving processing skills and creating production tools. The activities carried out resulted in an increase in moringa effervescent processing skills by 87% based on practical tests on 15 participants on the tests of material formulation, mixing and printing techniques. The activity also resulted in the addition of a tablet printer with the criteria that the resulting tablet has a thickness of 7 mm, a diameter of 25 mm and a mass of 3.5 g.
Sumenep is one of the regencies on Madura Island which is famous for traditional herbal medicine. The traditional herbal medicine ingredients of the Sumenep community come from wild plants and cultivation plants. The research aims to identify wild plant species as an effort to inventory wild plants that are used as traditional herbal ingredients. The research is an exploratory study conducted by in-depth interviews with sources who understand traditional herbal medicine such as traditional birth attendants, masseurs and herbalists. The study was conducted in District of Dungkek, Batang-Batang and Gapura. The results found 22 families of wild plants consisting of 29 types of plants with diverse benefits as ingredients of traditional herbal medicine.
Garam merupakan salah satu hasil dari penguapan air laut menjadi butiran padat, yang digunakan sebagai bumbu pelengkap yang dapat memberikan rasa gurih. . Masyarakat pesisir memproduksi garam masih menggunakan cara tradisional dan hasilnya (garam) dijual dalam bentuk garam krosok yang dikemas menggunakan karung dengan berat 70kg/karung dan dijual Rp. 1500/kg. Tujuan penelitian untuk mengoptimalkan penggunaan garam krosok menjadi produk yang bernilai jual tinggi dan memberikan manfaat bagi pemakainya. Garam krosok bukan hanya dimanfaatkan sebagai bahan pelengkap di dapur, tetapi dengan teknologi kita mengolah garam krosok menjadi bermanfaat dalam bidang kesehatan dan kecantikan. Metode penelitian deskriptif, dan pengambilan data melalui metode pengamatan (survey), wawancara dan studi literatur. Dapat kita simpulkan garam krosok dapat memberikan nilai bisnis dan menambah pendapatan bagi masyarakat pesisir.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.